PERENCANAAN FASILITAS PENUNJANG PADA KAWASAN KULINER PASAR LAMA KOTA TANGERANG

Main Article Content

Syana Aulia Maharani Rachman
J.M. Joko Priyono Santoso

Abstract

The culinary area of Pasar Lama Tangerang city has potential to be a City Tourist icon. Located in the middle city, and the transport is easy to reach. But culinary tours are very crowded and are not yet supported by social facilities according to their role. The comfort of visitors and traders is still very low, the visitors do not have a seat, and it is difficult to find parking, the lack of green land (park) due to land density. Supporting facilities are very needed in the form of arrangement of buildings and land using urban methods. acupuncture Daily architectural design methods are also used, and the analysis process is carried out to find what the Region needs. Containers as the main material that gives the impression of Tangerang as an industrial city, the use is also lifting the sustainable concept. The containers are selected because the components are module, and in accordance with the size of the module in the space, adjust the capacity adjustment to the residents and consider the human scale for each room. The concept of corridors and clusters are applied in Culinary Areas. The design obtained to achieve comfort by using containers is not maximal if they do not help with other systems structure. The results use containers that will provide a large enough space for design development and can be applied to market function or others that have the same problem.


Keywords:   Container Materials; Culinary tours ; Pasar Lama Tangerang City culinary area; Supporting facilities; Urban Acupuncture


Abstrak


Kawasan kuliner Pasar Lama Kota Tangerang sangat berpotensi untuk dijadikan Ikon wisata Kota. Lokasinya yang berada di tengah kota, dan transportasi yang mudah untuk mencapai kawasan. Namun wisata kuliner sangat crowded dan belum didukung dengan fasilitas sosial sesuai perannya. Kenyamanan pengunjung dan para pedagang masih sangat rendah, para pengunjung tidak memiliki tempat duduk, serta sulit mencari parkir, minimnya lahan hijau (taman) karena kepadatan lahan. Fasilitas penunjang sangat dibutuhkan dalam bentuk penataan bangunan dan lahan dengan menggunakan metode urban akupuntur. Metode desain arsitektur keseharian juga digunakan, dan dilakukan proses analisis untuk menemukan apa yang dibutuhkan Kawasan. Kontainer sebagai material utama yang memberi kesan ciri khas Tangerang sebagai kota industri, pemanfaatannya juga mengangkat konsep sustainable. Kontainer dipilih karena komponennya bersifat modular, dan sesuai ukuran modul pada ruang, dilakukan penyesuaian kapasitas pada penghuninya serta mempertimbangkan skala manusia untuk ukuran setiap ruangan. Konsep koridor dan cluster diterapkan di dalam penataan Kawasan kuliner. Desain yang diperoleh untuk mencapai kenyamanan dengan menggunakan container tidak maksimal jika tidak dibantu dengan sistem struktur yang lain. Dari hasil pemanfaatan kontainer yang akan memberikan ruang yang cukup luas untuk pengembangan desain dan bisa diterapkan pada fungsi pasar atau lainnya yang memiliki problematik sama.

Article Details

Section
Articles

References

Anggeriani, A. Z. (2016). Kawasan Pedagang Kaki Lima di Makassar (Studi Kasus Jl. Nikel Raya) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Berke, D., & Harris, S. (Eds.). (1997). Architecture of the Everyday. Princeton Architectural Press.

Faqihuddin, M. I. (2016). Penataan Koridor Jalan Arif Rahman Hakim Surabaya Berbasis Livable Street Dan Café Society (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember).

HANDAJA, C., Ratih Sari, S., & Setioko, B. (2017). PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN PASAR LAMA TANGERANG (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).

Hoogduyn, R. (2014). Urban Acupuncture" Revitalizing urban areas by small scale interventions".

Kusmaya, R. R., Permana, G., & Utama, J. (2018). Perancangan Promosi Destinasi Wisata Kuliner Kawasan Pasar Lama Tangerang. eProceedings of Art & Design, 5(2).

Lerner, J. (2014). Instructions for Performing Urban Acupuncture. In Urban Acupuncture. Island Press, Washington, DC.

Muslim, A. A., Ashadi, A., & Satwikasari, A. F. (2019). KONSEP ARSITEKTUR EKOLOGI PADA PENATAAN KAWASAN WISATA CANDI CANGKUANG DI GARUT, JAWA BARAT. PURWARUPA Jurnal Arsitektur, 2(2), 57-70.

Neufert, E., & Amril, S. (1995). Data Arsitek jilid 2 edisi kedua. Erlangga, Jakarta.

Neufert, E. dan Sunarto T. (1997), Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Penerbit Erlangga, Jakarta

Nikmawati, E. E. Pengembangan Wisata Kulindes (Kuliner Pedesaan) Berbasis Pangan Lokal Di Desa Pangauban Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat. Lentera Karya Edukasi, 1(3), 153-159. Diakses tanggal 30 Juni 2022, dari http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article./

Purwanta. (2018). Perencanaan dan Perancangan Pusat Wisata Kuliner dan Rekreasi Cikarang. Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa. Bekasi. Dari https://repo.pelitabangsa.ac.id/

Putri, S. P. S., & Purwantiasning, A. W. (2020). KAJIAN KONSEP ARSITEKTUR MODULAR PADA HUNIAN CITÉ A DOCKS STUDENT HOUSING DI LE HAVRE PRANCIS. Idealog: Ide dan Dialog Desain Indonesia, 5(2), 119-132.

Raihana, P. W., & Widyaningsih, N. (2021). Analisis Karakteristik Parkir dan Kebutuhan Ruang Parkir di Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang. JURNAL KAJIAN TEKNIK SIPIL, 6(1), 35-45.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kota Tangerang 2015-2019. Diakses 25 Maret 2022, dari https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/

Tata (Def.1)(n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Diakses melalui http://www.kbbi.co.id/arti-kata/tata, Diakses tanggal 14 Juli 2022.

Widiastuti, M. A. (2017). Strategi penataan aktifitas Parkir dan Pedagang Kaki Lima pada Koridor Komersial Kota: studi kasus pada Koridor Jalan Gajah Mada Sidoarjo. EMARA: Indonesian Journal of Architecture, 3(1), 43-52.