PENERAPAN AKUPUNKTUR KOTA TERHADAP PEMULIHAN PASAR IKAN HEKSAGON MELALUI ARSITEKTUR KESEHARIAN

Main Article Content

Vincent Vincent
Ignatius Djidjin Wipranata

Abstract

Re-Unite Bahari is the title of an urban acupuncture architectural project that was carried out with the aim to restore the Hexagon Fish Market which was physically degraded. Borrowing the everydayness method formulated by Lefebvre and Crawford, the architecture in this project begins by observing the daily activities that occur in this fish market. This fish market was once a meeting point that triumphed during the VOC administration where every citizen from various backgrounds gathered to carry out their daily activities. Activities in this fish market then began to be hampered since the opening of a new fish auction hall on Jalan Pasar Ikan. This then triggered the degradation in the Hexagon Fish Market which continues to this day. The daily life of the market was stopped and the banal daily life of the urban nomads begins by living on the edge of the fish market building. The Hexagon Fish Market can then be defined as a third landscape according to Marco Casagrande's dissertation on urban acupuncture. The third landscape, as stated by Casagrande, is a natural place in urban areas that has great potentials to be reprogrammed as an agent to improve a stagnant urban area. Due to the condition of the Hexagon Fish Market which already reflects the character of a third landscape, this location was appointed as an urban acupuncture project. To answer the issue of urban acupuncture, the everydayness method was then developed by integrating the daily life of two timelines, namely the past which is characterized by the tradings of the market, and the present which is characterized by the banality of the urban nomads. The results of this project are intended to give new meaning through the everydayness reflected in the Re-Unite Bahari project which is carried out with a simple, small, and down-to-earth design idea.


Keywords: down-to-earth; everydayness; market trade; urban nomads


Abstrak


Re-Unite Bahari merupakan judul proyek arsitektur urban acupuncture yang dilakukan dengan tujuan untuk memulihkan Pasar Ikan Heksagon yang sedang mengalami degradasi secara fisik. Dengan meminjam metode arsitektur keseharian dari Lefebvre dan Crawford, arsitektur di proyek ini dimulai dengan mengamati dahulu aktivitas keseharian yang terjadi di pasar ikan ini. Pasar ikan ini dahulunya merupakan titik temu yang berjaya di masa pemerintahan VOC di mana setiap warga dari berbagai kalangan berkumpul untuk menjalankan aktivitas keseharian. Aktivitas di pasar ikan ini kemudian mulai terhambat sejak dibukanya tempat pelelangan ikan baru di jalan Pasar Ikan. Hal ini kemudian memicu degradasi di Pasar Ikan Heksagon yang berlangsung hingga pada hari ini. Keseharian pasar dihentikan dan dimulailah keseharian banal yang dijalankan oleh warga nomaden dengan menetap di tepi bangunan pasar ikan. Jika ditinjau dari disertasi Marco Casagrande mengenai urban acupuncture, Pasar Ikan Heksagon dapat didefinisikan sebagai third landscape. Di mana third landscape menurut Casagrande merupakan sebuah tempat alami di perkotaan yang memiliki potensi besar untuk diprogramkan ulang sebagai agen untuk mengubah sebuah kawasan yang stagnant. Oleh karena kondisi Pasar Ikan Heksagon yang sudah mencerminkan karakter sebuah third landscape, maka lokasi ini diangkat sebagai proyek urban acupuncture. Untuk menjawab persoalan mengenai urban acupuncture, metode arsitektur keseharian kemudian dikembangkan dengan menggabungkan keseharian dari dua linimasa, yaitu masa lalu yang ditandai dengan keseharian niaga pasar, dan masa kini yang ditandai dengan keseharian banal dari warga nomaden. Hasil dari proyek ini ditujukan untuk memberikan makna baru melalui keseharian yang disatukan ke dalam proyek Re-Unite Bahari yang dijalankan dengan ide perancangan yang sederhana, kecil, dan membumi.

Article Details

Section
Articles

References

Casagrande, M. (2013). Third Generation City. The International Society of Biourbanism, 1-4.

Chase, J., Crawford, M., dan Kaliski, J. (1999). Everyday Urbanism. New York: The Monacelli Press.

Gehl, J., dan Svarre, B. (2013). How to Study Public Life. Washington DC: Island Press.

Habonaran, R. (2011). Penjaringan: Sebuah Studi Mengenai Historitas. Jakarta: Universitas Indonesia.

Lefebvre, H. (1991). The Production of Space. Oxford, UK: Basil Blackwell Ltd.

Lefebvre, H. (2004). Rhythmanalysis: Space, Time, and Everyday Life. London: Continuum.

Lerner, J. (2014). Urban Acupuncture. Washington, DC: Island Press.

Ridwiyanto, A. (2011). Batavia sebagai Kota Dagang pada abad XVII sampai abad XVIII. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Sims, D., dan Gehl, J. (2019). Soft City. Washington, DC, USA: Island Press.

Sutanto, A. (2020). Peta Metode Desain. Jakarta: Universitas Tarumanagara.