PERANCANGAN TEATER PADA KAWASAN MARUNDA UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN LINGKUNGAN YANG MENGALAMI INDUSTRIALISASI

Main Article Content

Stephanie Calista Indriyanthi
Himaladin Himaladin

Abstract

Marunda is one of the urban villages in North Jakarta that is currently undergoing industrialization. This happens because of the very good potential of Marunda in the export-import sector due to its proximity to the Java Sea. This incident caused Marunda to experience degradation, especially physically and socially, which triggered Marunda to experience a loss of regional identity. Marunda used to be an ordinary residential area, has now turned into a dense industrial area, so that human needs especially in the entertainment sector in the Marunda area are gradually being forgotten and replaced by an industrial environment that forces people to work continuously. Therefore, we need a place or area that can accommodate all the entertainment activities of the Marunda community outside of the daily industrial activities. This project offers a response to solving problems in Marunda by creating an entertainment area in the form of a theater and developing an area around the site that is focused on the commercial and residential sectors as a form of Urban Acupuncture solutions. The architectural method approach used is the Mixed Programming method, which aims to combine all the programs that are not owned by Marunda into one design area. This project will be a place of entertainment for the people of Marunda and can be a magnet to revive the Marunda area.


Keywords:  environmental problems; industrialization; Marunda; theater


Abstrak


Marunda merupakan salah satu kelurahan di Jakarta Utara yang saat ini sedang mengalami industrialisasi. Hal ini terjadi melihat potensi dari Marunda yang sangat baik dalam bidang eksport - importdikarenakan letaknya yang berdekatan dengan Laut Jawa. Dengan terjadinya peristiwa ini menyebabkan Marunda mengalami degradasi, khususnya dalam fisik maupun sosial yang memicu Marunda mengalami kehilangan identitas kawasan. Marunda yang dulunya merupakan area perumahan biasa sekarang berubah menjadi area industri yang padat, sehingga kebutuhan manusia khususnya dalam bidang hiburan pada area Marunda sedikit demi sedikit mulai terlupakan dan digantikan menjadi lingkungan industri yang memaksa masyarakatnya untuk terus menerus bekerja. Oleh karena itu dibutuhkannya suatu tempat atau area yang bisa menampung seluruh aktivitas hiburan masyarakat Marunda di luar aktivitas Industri yang setiap hari. Proyek ini menawarkan respon untuk menyelesaikan masalah pada Marunda dengan memunculkan area hiburan berupa teater dan melakukan pengembangan area sekitaran tapak yang difokuskan dalam sektor komersial dan hunian sebagai bentuk solusi Urban Akupuntur. Pendekatan metode arsitektur yang digunakan merupakan metode Mixed Programming yang bertujuan untuk menggabungkan semua program - program yang belum dimiliki pada Marunda masuk ke dalam satu area perancangan. Proyek ini akan menjadi tempat hiburan untuk masyarakat Marunda dan dapat menjadi magnet penarik untuk meramaikan kembali kawasan Marunda. 

Article Details

Section
Articles

References

Andrianjaka, R. R. (2017). MIDDLE-CLASS COMPOSITION AND GROWTH. Asian Development Bank Institute, 1 - 25.

Arti Kata. (2022, Febuari 13). Retrieved from Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online: https://kbbi.web.id/

Irwan, S. N. (2021). Lanskap Produktif Perkotaan, Pengembangan Ekosistem Kota Menuju Kota Ekologis. Jakarta: Andi.

Lerner, J. (2003). Urban Acupuncture. Island Press.

Meidiani, S., Riwayati, S., & Imriany, D. (2018). ANALISIS PERBANDINGAN PERENCANAAN FORTAL FRAME. Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil , 151 - 161.

Neufert, E. (2002). Architects' Data . UK: Blackwell Publishing Ltd.

Persico, O. (2017). Digital Urban Acupuncture. Springer.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.