PERANCANGAN FASILITAS INTERAKSI SOSIAL SEBAGAI PENYELESAIAN KONFLIK RUANG JALAN DI PERMUKIMAN MATRAMAN

Main Article Content

Alexandra Clarissa Alverina
Himaladin Himaladin

Abstract

of the district consist of residential area in which each sector is gateless and the houses are located directly on the edge of a local road. The high building density of the district create less space for the community to interact and carry out activities resulting these activities to be carried out on the streets. This sequence of activities create conflict with the function of the road resulting road degradation. This degradation happened due to the overloading activities that disturbs the actual function of the road as a transportation network. As a response in solving this conflict, a separation and allocation of people’s interaction and activities with the function of road were conducted therefore hinders these two sets of activities from causing a conflict. By raising this issue, this project offers a solution by building a social space facility in five different places in Asam Gede, Matraman which work as both central and sectoral solution as a form of Urban Acupuncture solution. By using Programmatic Density methods as the architectural design approach, this project serves as third place which combines both existing and new activities as the activity programme.  These social space nodes work as a forum for community activities whether it’s intentional or unintentional.


Keywords:  Facility; Matraman; Road; Social Interaction;  Spatial Road Conflict; Road Degradation; Social Space


Abstrak


Matraman merupakan kawasan dengan kepadatan penduduk dan bangunan yang tinggi. Delapan puluh lima persen dari kawasan Matraman merupakan area dengan fungsi hunian dengan tipe hunian tanpa portal perumahan, sehingga rumah-rumah terletak langsung di tepi jalan lokal. Padatnya bangunan membuat minimnya ruang bagi masyarakat untuk berinetraksi dan beraktivitas sehingga aktivitas tersebut dilakukan pada jalan-jalan lokal. Bertemunya aktivitas interaksi masyarakat dan fungsi jalan sebagai jaringan kendaraan menimbulkan konflik yang menyebabkan degradasi ruang jalan. Degradasi ruang jalan ini terjadi karena overloading activities yang menghambat fungsi jalan sebenarnya sebagai jaringan transportasi. Oleh karena itu, sebagai respon penyelesaian konflik dilakukan pemisahan dan alokasi aktivitas interaksi masyarakat dengan fungsi jalan sehingga kedua rangkaian aktivitas tersebut tidak menyebabkan konflik. Dengan mengangkat isu ini, proyek ini menawarkan respon penyelesaian dengan membuat fasilitas area sosial (social space) pada lima titik di area Asam Gede, Matraman yang bekerja sebagai area penyelesaian pusat maupun sektoral sebagai bentuk solusi Urban Akupuntur. Pendekatan perancangan arsitektur menggunakan metode Programmatic Density sebagai tempat ketiga yang menggabungkan rangkaian kegiatan eksisting maupun tambahan yang ada sebagai program kegiatan tempat aktivitas ketiga. Titik-titik social space ini menjadi wadah aktivitas masyarakat baik yang bersifat terencana (intentional) dan tidak terencana (unintentional).

Article Details

Section
Articles

References

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta. (2014). Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2014. Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi. DKI Jakarta.

Gerungan, W. (1991). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Tarsito.

Hall, P. (1996). Cities of tomorrow: an intellectual history of urban planning and design in the twentieth century. Oxford, United Kingdom: Blackwell Publishers.

Lefebvre, H. (1991). The Production of Space. Oxford: Basil Blackwel.

Morales, D. (2004). The Strategy of Urban Acupuncture: Structure Fabric and Topography Conference. China: Nanjing University.

Oldenburg, R. (1999). The Great Good Place. New York : Marlowe.

Pamungkas, A. S. (2016, Januari 11). Produksi Ruang dan Revolusi Kaum Urban Menurut Henri Lefebvre. Dipetik Juli 27, 2022, dari https://indoprogress.com/: https://indoprogress.com/2016/01/produksi-ruang-dan-revolusi-kaum-urban-menurut-henri-lefebvre/

Partowisastro, R. (2003). Perbandingan Konsep Diri dan Interaksi Sosial Anak-Anak Remaja WNI Asli dengan Keturunan Tionghoa. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Pascaris, J. P. (2012). Healing Neighbourhoods through Urban Acupuncture. Toronto: Ryerson University.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (2006). PP no. 34 tahun 2006 tentang Jalan. Indonesia.

Permata, J. D. (2020). Regulasi Konflik Pemanfaatan Ruang di Jalan Permindo Kota Padang. Universitas Andalas.

Schmid, C. (2008). Space, Difference, Everyday Life: Reading Henri Lefebvre. New York: Routledge.

Soerjono, S. (2002). Sosiologi : Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali.

Tjahjono, G. (2000). Metode Perancangan Suatu Pengantar Untuk Arsitek Dan Perancang. Depok: Universitas Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia. (1980). UU no. 13 tahun 1980 tentang Jalan. Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia. (2004). UU no. 38 tahun 2004 tentang Jalan. Indonesia.

Walgito , B. (2007). Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Offset.