PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DI RAWA BELONG, JAKARTA BARAT

Isi Artikel Utama

Christina Feny Santono
Sutrisnowati Machdijar Odang

Abstrak

Rawa Belong located in Kebon Jeruk, West Jakarta is one of the areas with Betawi values ​​that still survive, not only from its history but the Betawi people who still live in Rawa Belong are also still trying to preserve Betawi culture. However, because there are many other sectors that are developing, such as the education sector and industrial development, what is happening is even more focused on providing facilities in these other sectors. In a development, of course, requires a land, because it is more focused on providing other facilities, so that the land used by Betawi culture in the past is decreasing. The Rawa Belong Cultural Center project is a suitable and necessary urban acupunture development in the Rawa Belong area which has limited land for development in the development of its Betawi value sector. It can be seen from the things that need to be considered when building a Cultural Center itself which is in line with the original purpose of urban acupunture. Like paying attention to the value of existing historical references, a cultural center plays an important role in maintaining the values ​​and beliefs of the surrounding community. By using the everyday urbanism method, which is a method that describes an interaction that occurs daily in urban spaces, everyday life is 'very present', but still not separated from the past. Knowing the values ​​that existed in the past will help in tracing to the present and useful in making design decisions. The daily architecture of Rawa Belong shows a social reality that is influenced by the values ​​of Betawi culture which are starting to fade, so we need a place that can evoke the values ​​of everyday Betaw culture that still exist but are closed and starting to be forgotten. With the aim of being able to re-travel and develop the remnants of the Betawi heritage that still survives in Rawa Belong. By taking into account the historical reference values ​​that already exist, a cultural center plays an important role in maintaining the values ​​and beliefs of the people who live in Rawa Belong. As well as being able to contribute to the future with the function to be achieved in the development of this project, it is hoped that the values ​​that were almost lost due to priorities in the development of other sectors can persist and will remain a distinctive feature for Rawa Belong.


Keywords: Betawi; Culture Center; Degradation; Urban Acupuncture


Abstrak

Rawa Belong yang berada di Kebon Jeruk, Jakarta Barat merupakan salah satu area dengan nilai Betawi yang masih bertahan, bukan hanya dari sejarahnya tetapi penduduk Betawi yang masih bertempat tinggal di Rawa Belong juga masih berupaya untuk melestarikan kebudayaan Betawi. Namun karena banyaknya sektor lain yang sedang berkembang seperti pada sektor pendidikan dan industri pembangunan yang terjadi malah lebih terfokus pada penyediaan fasilitas-fasilitas pada sektor lain tersebut. Pada suatu pembangunan tentunya membutuhkan suatu lahan, karena lebih terfokus pada penyediaan fasilitas lain membuat lahan-lahan yang digunakan budaya Betawi dahulu makinlah berkurang. Proyek Rawa Belong Cultural Center ini merupakan pembangunan urban acupunture yang cocok dan diperlukan pada area Rawa Belong yang memiliki lahan terbatas untuk pembangunan pada perkembangan sektor nilai Betawinya. Dapat dilihat dari hal-hal yang perlu diperhatikan saat membangun sebuah cultural center itu sendiri yang sejalan dengan tujuan asli dari urban acupunture. Seperti memperhatikan nilai referensi sejarah yang telah ada, sebuah pusat budaya memainkan peran penting dalam mempertahankan nilai-nilai dan keyakinan bagi masyarakat sekitarnya. Dengan menggunakan metode everyday urbanism yang merupakan suatu metode yang menjelaskan tentang suatu interaksi yang terjadi sehari- hari di daIam ruang kota, everyday life ini bersifat ‘sangat sekarang’, tapi tetap tidak Iepas dari masa lalu. Jika dapat mengetahui nilai - nilai yang ada pada masa lalu maka akan membantu dalam merunut ke masa sekarang dan berguna dalam mengambiI keputusan desain. Arsitektur keseharian pada Rawa Belong menunjukkan suatu realitas sosial yang dipengaruhi oleh niIai budaya Betawi yang mulai luntur, sehingga diperlukannya suatu wadah yang dapat membangkitkan niIai budaya betaw sehari-hari yang masih ada namun tertutup dan mulai dilupakan. Dengan tujuan untuk dapat kembali menelusuri dan mengembangkan lagi sisa-sisa warisan Betawi yang masih bertahan di Rawa Belong. Dengan memperhatikan nilai referensi sejarah yang telah ada, sebuah pusat kebudayaan memainkan peran penting dalam mempertahankan nilai-nilai dan keyakinan bagi masyarakat yang bertempat tinggal di Rawa Belong. Serta dapat berkontribusi untuk masa depan dengan fungsi yang ingin di capai dalam pembangunan proyek ini, diharapkan nilai-nilai yang tadinya hampir hilang karena prioritas pada pembangunan sektor lain dapat tetap bertahan dan akan tetap menjadi ciri khas tersendiri bagi Rawa Belong.

Rincian Artikel

Bagian
Articles

Referensi

Akmaliah, W. (26 Februari 2017). “Apa Kabar Orang Betawi?”. Geotimes.id. https://geotimes.id/kolom/sosial/apa-kabar-orang-Betawi/

Alfari, Sabrina. Arsitektur Tradisional Rumah Betawi. Arsitag.com. Diakses pada 14 Juli 2022 dari https://www.arsitag.com/article/arsitektur-tradisional-rumah-Betawi

Castles, L. (2007). Profil Etnik Jakarta. Jakarta: Komunitas bamboo.

Chaer, A. (2015). Betawi Tempoe Doeloe. Komunitas Bambu.

Swardana, Doni and Aryanto, Yunus. 2013. RUMAH ETNIK BETAWI, Depok: Griya Kreasi.

Gonzales, Maria Fracisca. (22 November 2018). Singkawang Cultural Center / PHL Architecs. ArchDaily.com. https://www.archdaily.com/906199/singkawang-cultural-center-phl-architects

Gonzales, Maria Fracisca. (2 Maret 2020). Junshan Cultural Center / NERU&HU Design and Research Office. ArchDaily.com. https://www.archdaily.com/934625/junshan-cultural-center-neri-and-hu-design-and-research-office

Neufert, E. (2002). Data Arsitek. Jakarta: Erlangga.

Rosmalia, Dini. Panduan Rancang Kota Kawasan Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan, Santy Lap.

Tim Editor. (23 September 2020). Mengenal 4 Rumah Adat Betawi dan Filosofi Arsitekturnya. Rumah.com. https://www.rumah.com/panduan-properti/rumah-adat-Betawi-33365

Tim. Widya Batik Class Ubud Gianyar Regency Bali. Tripadvisor. Diakses pada 14 Juli 2022 dari https://www.tripadvisor.com/LocationPhotoDirectLink-g297701-d2099299-i444933702-Widya_Batik_Class-Ubud_Gianyar_Regency_Bali.html

Windoro A. (2010). Batavia 1740: Menyisir Jejak Betawi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.