SOCIO-ECOLOGY HOUSING : KAMPUNG VERTIKAL SEBAGAI RUMAH SUSUN DI PERMUKIMAN KUMUH MUARA BARU

Isi Artikel Utama

Owen Sebastian
Sidhi Wiguna Teh

Abstrak

The urbanization of people towards the city center in search of employment and a better life was one of the initial factors that led to the emergence of slum areas in urban areas. Communities who come lack in preparing skills / knowledge so that their economic situation is not able to have a place to live in urban areas. Housing which is one of the urgent basic needs of people who are less able to build simple housing without the provision of adequate facilities and utilities, thus giving rise to slum settlements. The Muara Baru area is one of the slum areas located in Penjaringan Village, North Jakarta. Slum areas that are not well organized have a negative effect on the environment where the slums are located.. This vertical village is one solution to improve the quality of human life by organizing slum settlements. This vertical village design aims to answer the ecological problems caused by slum settlements, especially in the Muara Baru area. So, with the aim of improving the quality of life of residents and restoring good environmental quality, through daily concepts and ecological principles, this Vertical Village is present as a recovery space. Optimizing natural elements, involving the daily activities of residents in slums, and implementing efficient and beneficial space programs for residents and nature are expected to restore the social ecology and environment of slums.

 

Keywords: localities; Muara Baru; slumsvertical villages


Abstrak

Urbanisasi masyarakat menuju pusat kota untuk mencari lahan pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak menjadi salah satu faktor awal memunculkan area kumuh di perkotaan. Masyarakat yang datang kurang dalam mempersiapkan keahlian / ilmu pengetahuan sehingga keadaan ekonomi mereka tidak mampu memiliki tempat tinggal yang ada di perkotaan. Tempat tinggal yang merupakan salah satu kebutuhan pokok, mendesak masyarak yang kurang mampu mendirikan tempat tinggal sederhana tanpa penyediaan fasilitas dan utilitas yang memadai, sehingga memunculkan permukiman kumuh. Daerah Muara Baru merupakan salah satu daerah kumuh yang terletak di Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. Daerah kumuh yang tidak tertata dengan baik ini memberikan efek negatif bagi lingkungan dimana daerah kumuh itu berada. Kampung vertikal ini merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan menata permukiman kumuh. Desain kampung vertikal ini bertujuan untuk menjawab masalah ekologi yang ditimbulkan oleh permukiman kumuh terutama di daerah Muara Baru. Maka, dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup warga dan mengembalikan kualitas lingkungan yang baik, melalui konsep keseharian dan prinsip ekologi, Kampung Vertikal ini hadir sebagai ruang pemulihan. Mengoptimalkan unsur alam, melibatkan aktivitas sehari-hari warga di permukiman kumuh, dan penerapan program ruang yang efisien dan bermanfaat untuk penghuni dan alam diharapkan dapat memulihkan kembali ekologi sosial dan lingkungan permukiman kumuh.

Rincian Artikel

Bagian
Articles

Referensi

Alcayna, T. & Steven. (2015). Slum socio-ecology: an exploratory characterisation of vulnerability to climate-change related disasters in the urban context. Cambridge: Harvard University.

Andas B., Freddy. (2017). Penataan Kawasan Permukiman Kumuh Kelurahan Tamamaung Kota Makassar. Jurnal Arsitektur, Kota, dan Permukiman.

Arsyad, L. (1999). Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE.

Berg, H. V. d. (2005). Economic Growth and Development.

Singapura: McGrawHill.

Budiharjo, E. (1992). Sejumlah masalah perkampungan kota. Bandung: Alumni.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. (2002). Kebijakan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan Prasarana Permukiman. Jakarta.

Ekologi. (2012). Pada Kamus Besar Bahasa Indoneia Daring. Diakses pada 20 Mei 2021. <https://kbbi.web.id/ekologi>

J. Smit, A. R. (1996). Urban Agriculture: Food, Jobs, and Sustainable Cities. New York: UNDP.

Kampung. (2012). Pada Kamus Besar Bahasa Indoneia Daring. Diakses pada 20 Mei 2021. <https://kbbi.web.id/kampung>

Khudori, D. (2002). Menuju Kampung Pemerdekaan membangun masyarakat sipil dari akar- akarnya : belajar dari Romo Mangun di pinggir Kali Code. Yogyakarta: Yayasan Pondok Rakyat

Melampaui. (2012). Pada Kamus Besar Bahasa Indoneia Daring. Diakses pada 20 Mei 2021. <https://kbbi.web.id/lampau>

Nugroho, I. & Dahuri, R. (2012). Pembangunan Wilayah : Perpektif Ekonomi, social, dan Lingkungan. Jakarta: LP3ES.

Perumahan & Kawasan Permukiman. (2020). Pengertian dan Karakteristik Permukiman Kumuh, diakses pada 28 Maret 2021. <https://perkim.id/kawasan-kumuh/pengertian-dan-karakteristik- permukiman-kumuh/>

Puspitasari, Diana. (2015). Permukiman Kumuh. Depok: Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim) Kota Depok. [Makalah online]. <http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Permukiman_Kumuh>

Republik Indonesia. (2011). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun. Jakarta: Pemerintah Pusat

RUAF. (2008). Why is urban agriculture important? Retrieved from ruaf: <https://www.ruaf.org> diakses pada 23 Mei 2021.

Suyud W. U., M. (2018). Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi. Universitas Indonesia, diunduh pada 03 April 2021. <http://repository.ut.ac.id/4305/1/BIOL4215-M1.pdf>

Turner, J. F.C. (1972). Freedom to Build, Dweller Control of the Housing Process. New York: The Macmillan Company.

Yusing. (2011). Keberagaman Kampung Vertikal, diakses pada 28 Maret 2021.