PUSAT PERAWATAN PSIKOLOGIS UNTUK PEKERJA DI LINGKUNGAN BISING – KAWASAN JABABEKA

Main Article Content

Juan Vinandy
Suwandi Supatra

Abstract

The increase in industrialization today cannot be separated from the improvement of modern technology. The mechanization of work in various industrial sectors is increasingly advanced and the types of work that use muscle strength have gradually been replaced by machine strength because they can cope with tough work. However, in many industries there has never been a completely automated industry. As a consequence, manual activities are still being carried out in various workplaces side by side with industrial machines. In fact, the acceleration of existing technology is still not balanced with the ability of the workforce to handle it, so the role of Hiperkes and Work Safety is needed in it. Environmental factors such as noise, namely the sound that is not harmonious with the intensity of the incident, is one of the factors that affect workers in doing work so that it will affect work productivity. The impact that affects the use of machines on the health of workers is noise which causes hearing loss (deafness), psychological disorders (feeling uncomfortable), physiological disorders (increased blood pressure and pulse). Architecture should be able to help by presenting a building that functions as health promotion (promotive), disease prevention (preventive), disease healing (curative), and health restoration (rehabilitative). The presence of a program with a bbiophilic design aims to provide assistance to workers, protect workers from health problems arising from work and the work environment, improve health, provide medication and care as well as rehabilitation.

 

Keywords:  factory worker ; mental health ; psychological.

Abstrak

Peningkatan industrialisasi saat ini tidak dapat dipisahkan dengan peningkatan teknologi modern. Pemanfaatan teknologi untuk mengatasi pekerjaan berat di berbagai sektor industri semakin maju dan jenis pekerjaan yang menggunakan kekuatan otot berangsur diganti dengan kekuatan mesin. Meskipun demikian pada berbagai industri belum pernah terjadi industri dengan otomasi sempurna (completely automated). Sebagai konsekuensinya adalah kegiatan manual di berbagai tempat kerja berdampingan dengan mesin industri masih banyak dilakukan. Nyatanya percepatan teknologi yang ada masih belum seimbang dengan kemampuan tenaga kerja yang menanganinya, sehingga peran Higiene perusahaan dan Kesehatan kerja (hiperkes) dan Keselamatan kerja sangat diperlukan didalamnya. Faktor lingkungan seperti kebisingan yaitu suara yang tidak harmonis dengan intensitas pada kejadian adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas pekerjaan. Dampak yang berpengaruh dari penggunaan mesin terhadap kesehatan pekerja  adalah kebisingan yang mengakibatkan gangguan pada pendengaran (ketulian),  gangguan psikologis (merasa  tidak  nyaman), gangguan  fisiologis (peningkatan  tekanan darah dan nadi).  Arsitektur seharusnya dapat membantu dengan menghadirkan suatu bangunan yang berfungsi sebagai peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Penghadiran program dengan desain biofilik bertujuan untuk memberi bantuan kepada tenaga kerja, melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja, meningkatkan kesehatan, memberi pengobatan dan perawatan serta rehabilitas.

Article Details

Section
Articles

References

Armanda, D. (2006). Penerapan SMK3 Bidang Konstruksi Medan.

Babba, J. (2007). Hubungan Antara Intesitas Kebisingan di Lingkungan Kerja Dengan Peningkatan Tekanan Darah.

Green, T. B. (2014). 14 Patterns of Biophilic Design.

Jatnika, R. Q., Fachrul, M. F., & Sintorini, M. M. (2018). Analisis Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja Karyawan Pada Industri Pemintalan Benang.

Kellert, S. R., Heerwagen, J., & Mador, M. (2013). Biophilic Design: The Theory, Science and Practice of Bringing Buildings to Life.

Kemenakertrans RI. (2011). Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja. Jakarta.

Kementerian Keuangan RI. (2020, Desember 07). Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja. Retrieved from https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13552/Kesehatan-Mental-di-Lingkungan-Kerja.html

Koagouw, I. A., Supit, W., & Rumampuk, J. F. (2013). Pengaruh Kebisingan Mesin Las Disel Listrik terhadap Fungsi Pendengaran pada Pekerja Bengkel Las Kecamatan Mapanget Kota Manado. 379-386.

Kurniawan, T. P., Wahyuningsih, N. E., & Suhartono. (2012). Studi Kejadian Gangguan Pendengaran pada Masinis UPT Crew Kereta Api Solo Balapan. 130-138.

Lubis, T. U. (2020). Pengaruh Kesejahteraan Psikologis, Kompensasi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Gracia Multi Moda Medan.

Nugroho, D. W. (2009). Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja di PT. ANTAM Tbk. UBPE Pongkor, Bogor, Jawa Barat.

Pieper, J., & Uden, M. v. (2006). Religion and Coping in Mental Health Care.

Rizkiani, L. A., & Wardono, P. (2014). Perancangan Fasilitas Rehabilitasi Mental untuk Penderita Depresi.

Suma’mur, P. (1996). Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung Seto.

Taufik, M. I. (2019). Kajian Tingkat Kebisingan Terhadap Pekerja di Industri.

Tirupati, S. (2019). The Principles and Practice of Psychiatric Rehabilitation.

Wahyono. (2020, Maret 08). Sejumlah Kawasan Industri Besar di Indonesia. Retrieved from sindonews: https://ekbis.sindonews.com/berita/1548361/34/sejumlah-kawasan-industri-besar-di-indonesia/

Wuladani, W., Salamiah, Rizali, A., & Suhartono, E. (2015). Dampak Kebisingan Terhadap Fungsi Pendengaran dan Tekanan Darah pada Pekerja Tyre di Workshop PT. Rahman Aabdijaya di Kabupaten Tabalong.