FASILITAS PEMANFAATAN RUMPUT LAUT DI LAUT WULA, NUSA TENGGARA TIMUR

Isi Artikel Utama

Stevie Stevie
Djidjin Wipranata

Abstrak

East Nusa Tenggara is one of the provinces in Indonesia that has abundant marine natural wealth and is the second largest seaweed producer in Indonesia. Electricity is an important component in civilization and modernity, as well as the development of knowledge and information. However, East Nusa Tenggara often suffers from a shortage of electricity and fuel to carry out activities that are still dependent on fossil fuels that damage the environment. Therefore, realizing the enormous potential of the existing sea, it is necessary to build a facility for the use of seaweed that can be converted into biofuel, which can then be converted into electrical energy, and can also be processed into agar, carrageenan, and fertilizer focused on the Wula Village Sea as a source of energy. prime location. This project is also intended to educate visitors to get to know the sea more closely, as well as remind humans that in order to survive, we don't have to sacrifice other lives. This project uses a regenerative architecture design method that prioritizes the balance between humans, marine life, and the sea. This project consists of a program for the biofuel industry, electricity generation, tourism, seaweed raw material industry, workers' residences, and service rooms with futuristic building styles.

 

Keywords: architecture; biofuel; electricity; futuristic; industry; seaweed; sea.

Abstrak

Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam laut yang melimpah dan menjadi penghasil rumput laut terbesar kedua di Indonesia. Listrik merupakan komponen penting dalam peradaban dan modernitas, serta perkembangan pengetahuan dan informasi. Namun, seringkali Nusa Tenggara Timur mengalami kekurangan pasokan listrik dan bahan bakar untuk menjalankan aktivitas yang hingga saat ini masih bergantung dengan energi fosil yang merusak lingkungan. Maka dari itu, menyadari besarnya potensi laut yang ada, perlu dibangun suatu fasilitas pemanfaatan rumput laut yang dapat dikonversikan menjadi biofuel, yang selanjutnya dapat dikonversikan menjadi energi listrik, dan juga dapat diolah menjadi agar, karaginan, dan pupuk yang difokuskan pada Laut Desa Wula sebagai lokasi utama.  Proyek ini juga dimaksudkan untuk memberikan edukasi kepada pengunjung untuk mengenal laut lebih dekat, serta mengingatkan manusia bahwa untuk bertahan hidup, kita tidak harus mengorbankan kehidupan lainnya. Proyek ini menggunakan metode desain regenerative architecture yang mengutamakan keseimbangan antara manusia, biota laut, dan laut. Proyek ini terdiri dari program industri biofuel, penghasil listrik, wisata, industri bahan baku rumput laut, tempat tinggal pekerja,  dan ruang servis dengan gaya bangunan futuristik.


Rincian Artikel

Bagian
Articles

Referensi

Chrisnesa, Jannifer Shellyn. (2017). Pengertian Ekosistem. Diambil kembali dari http://e- journal.uajy.ac.id/11941/4/TA142293.pdf

Frick, H. (1998). Dasar-dasar Eko-arsitektur. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI)

Hasnawati, Sebastian, E. (2020) . Seaweed Nation, Australia. Diambil kembali dari https://pair.australiaindonesiacentre.org/wp- content/uploads/2020/04/Seaweed-nation-041720-1.pdf

Kurnia, I. dkk. (2018). Usaha dan Investasi Pengolahan Rumput Laut. Jakarta: Kementrian Kelautan dan Perikanan

Littman, J A. (2009). Regenerative Architecture: A Pathway Beyond Sustainability. Amherst: University of Massachusetts Amherst

Odum, E. P. (1996). Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Saunders, Megan. (2013). Global Change Biology. University of Queensland

Setyobudiandi, I. Eddy S, Ucun luariah Bahtiar, Harmin Hari. (2009). Seri Biota Laut: Rumput Laut Indonesia & Jenis & Upaya Pemanfaatan. Sulawesi Tenggara : Unhalu Press

Sutanto, A. (2020). Dalam Peta Metode Desain. Jakarta.

Tri Handayani. (2019). Peranan Makroalga bagi Ekosistem laut. Diambil kembali dari https://oseana.lipi.go.id/oseana/article/view/25

Wawa, J. E. (2005, Juli 27). Pemerintah Provinsi Harus Segera Menyiapkan Lahan Pembibitan. Diambil kembali dari Berita Kompas : www.kompas.com

Wirakusumah, S. (2003). Dasar-Dasar Ekologi: Menopang Pengetahuan Ilmu-Ilmu Lingkungan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia