EKOSISTEM KEHIDUPAN YANG BERKELANJUTAN DENGAN SISTEM APUNG

Main Article Content

Christie Angelina
Tony Winata

Abstract

Baraya - Sustainable Living Ecosystem is a project to maintain green space and also rice fields as a source of food by providing a new container for the ecosystem. This project is based on the land, food and ecosystem crisis and how the City of Jakarta will be able to survive in the future in facing the existing problems. With 70% of the land in Indonesia being water, it can be used as a new container for adaptable and sustainable ecosystems. Having aquatic life, of course the floating architecture is designed with the use of materials and structures that can withstand sea conditions. This project is modular and can be extended to the needs of the community and other ecosystems so that its presence can have a positive impact on the surroundings.

 

Keywords: ecosystem;  floating architecture; modularity; sustainability

Abstrak

Baraya – Sustainable Living Ecosystem adalah sebuah proyek untuk mempertahankan ruang hijau dan juga lahan persawahan-perkebunan sebagai sumber pangan dengan menyediakan suatu wadah baru bagi ekosistem. Proyek ini didasari atas krisis lahan, pangan, dan juga ekosistem dan bagaimana Kota Jakarta mampu bertahan di masa depan menghadapi permasalahan yang ada. Dengan kondisi lahan di Indonesia yang 70%nya merupakan air, dapat dijadikan sebagai suatu wadah baru ekosistem yang beradaptasi dan sustainable. Memiliki kehidupan di perairan, tentunya arsitektur apung dirancang dengan penggunaan material dan juga struktur yang mampu menahan kondisi laut. Proyek ini bersifat modular dan dapat diperluas sesuai keubutuhan dari masyarakat dan juga ekosistem lainnya sehingga kehadirannya dapat memberi dampak positif bagi sekitar. 


Article Details

Section
Articles

References

Arief. (2003). Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Yogyakarta: Kanisius

Harahab, N. (2010). Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove dan Aplikasinya Dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Yogyakarta: Graha Ilmu

Irwan, Z.D. (2003). Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komunitas dan Lingkungan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Odum, E. (1993). Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: UGM Press.

Oldenburg, R. (1989). The Great Good Place. Cambridge: Da Capo Press.

Soemarwoto, O. (1983). Ekologi, lingkungan hidup, dan pembangunan. Jakarta: Djambatan

Supriharyono. (2007). Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Aryodamar, (2020), diunduh 9 Februari 2021, https://www.idntimes.com/news/indonesia/gregorius-pranandito/ternyata-masih-ada-414-hektare-sawah-di-jakarta-ini-sebarannya/3/fullHirch,

Jessen, (2014), diunduh 18 Februari 2021, https://modernfarmer.com/2014/03/floating-farms/

Cilento, K, (2014), 12 Februari 2021, https://www.archdaily.com/59346/hydrogenase-vincent-callebaut?ad_source=search&ad_medium=search_result_all

Pomeroy, (2019), diunduh 12 Februari 2021, https://www.pomeroystudio.sg/float-farm

Primanita, D. (2015), diunduh 13 Februari 2021, https://www.kompasiana.com/yume_thedreamer/560abf9d4523bd751643bd4d/menuju-ruang-publik-kota-yang-berkelanjutan?page=all

United Nations, (2015), diunduh 14 Februari 2021, https://www.un.org/sustainabledevelopment/sustainable-development-goals/

Walsh, P, N., (2019), diunduh 12 Februari 2021, https://www.archdaily.com/911677/studio-nab-designs-a-floating-urban-farming-tower-for-future-cities?ad_source=search&ad_medium=search_result_all