PENERAPAN PENDEKATAN PRAGMATIS: BENTUK MENGIKUTI FUNGSI DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR INDUSTRI YANG EKOLOGIS

Main Article Content

Christina Ferlenthya Puwardi
Priscilla Epifania Ariaji

Abstract

One way to overcome plastic waste is to take advantage of technological developments, without ignoring ecological awareness, to process waste before disposal. The process can be done by recycling plastic waste as raw material for production and using plasma gasification to convert recycling leftovers into electrical energy. Along with the usage of waxworm as decomposers, these methods require a building that accomodates the process, and the building is commonly referred as industrial architecture. Eco-industrial architecture should be able to take responsible decisions in every stage of its existence (planning, construction, maintenance, demolition). This main principle is embraced by the Khanah Kufu: Plastic Waste Processing Facility in Bantar Gebang. Pragmatic approach can be used to design this plastic waste processing facility with form following its function. The success of designing eco-industrial architecture can be achieved through the following design considerations: (1) space and volume requirements; (2) space relations; (3) accessibikity and circulation. It is expected that by using this method, design results are able to achieve its goal to overcome the problem of plastic waste without producing new emissions and waste, even when the building is no longer used.

 

Keywords:  Eco-industrial architecture; form follow function; functional; pragmatic approach; recycle, gasification, and decomposition

Abstrak

Salah satu cara mengatasi permasalahan sampah plastik adalah dengan kesadaran ekologis memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mengolah sampah tersebut sebelum dibuang. Pengolahan tersebut dapat dilakukan dengan mendaur ulang kembali sampah plastik yang masih baik untuk digunakan kembali sebagai bahan baku produksi atau menggunakan metode gasifikasi plasma untuk mengubah sampah plastik yang sudah tidak baik menjadi energi listrik. Disertai dengan ulat lilin sebagai representasi alam sebagai pengurai, metode-metode pengolahan ini tentunya membutuhkan suatu bangunan yang memfasilitasi berjalannya proses , dan bangunan itu biasa disebut sebagai arsitektur industri. Arsitektur industri sebaiknya ramah lingkungan dan bertanggung jawab dalam setiap keputusan yang diambil, baik dalam perencanaan, pembangunan, hingga perawatan. Prinsip utama ini dianut oleh dalam proyek Khanah Kufu: Fasilitas Pengolahan Sampah Plastik di Bantar Gebang. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk perancangan arsitektur industri fasilitas pengolahan sampah plastik ini adalah pendekatan pragmatis dengan metode bentuk mengikuti fungsi. Keberhasilan perancangan arsitektur dengan metode ini dapat dicapai melalui pertimbangan perancangan berikut: (1) kebutuhan volume ruang; (2) hubungan antar ruang ; (3) aksesibilitas dan sirkulasi. Diharapkan dengan menggunakan metode ini, hasil perancangan arsitektur industri pengolah sampah plastik dapat mencapai tujuannya untuk menghentikan permasalahan sampah plastik tanpa menghasilkan emisi karbon serta sampah yang baru, bahkan saat bangunan sudah tidak lagi digunakan dan dihancurkan.

 

Article Details

Section
Articles

References

Conticelli, E. (2014). Eco-Industrial Parks and Sustainable Spatial Planning: A Possible Contradiction?. MDPI, 4(3), 331-349.

Hwang, Kun. (2020). Form Follows Function, Function Follows Form. The Journal of Craniofacial Surgery, 31(2), 10.1097

Lexy, M. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Manvi, N. (2017). Impact Industrialization on the Building. International Journal of Engineering Research and Technology.

Sutanto, A. 2020. Peta Metode Desain. Jakarta

Styana, U. I. F. (2019). Karakterisasi Proses Gasifikasi Sampah Organik dengan Variasi Jenis Bahan. Jurnal Engine, 3(1), 2579-7433.

Sumartiningtyas, H. K. N. 2020. Indonesia Hasilkan 64 Juta Ton Sampah, Bisakah Kapasitas Pengelolaan Tercapai Tahun 2025?. Diakses 2 Maret 2021. https://www.kompas.com/sains/read/2020/ 12/18/070200023/indonesia-hasilkan-64-juta-ton-sampah-bisakah-kapasitas-pengelolaan?page=all

sipsn.menlhk.go.id. (2020). Grafik Komposisi Sampah. Diakses pada 2 Februari 2021. https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/

www.usatoday.com. (2020, 6 Maret). These tiny, plastic-munching caterpillars can clean up our world but there’s a catch. Diakses pada 8 Maret 2021. https://www.usatoday.com/story/news/ nation/2020/03/06/waxworms-caterpillars-eat-plastic-pollution-but-could-also-hurt-bees/4952495002/