PERLUASAN HUTAN KOTA DAN EXPLORATORIUM ALAM DI PAMULANG

Main Article Content

Fila Ferari
Tony Winata

Abstract

Earth is home to all living things in it which consists of various kinds of forming elements such as water, air, soil, temperature, light, humidity, humans, flora, fauna, and others. Life is the result of the interaction between fellow living things with their environment, which is called ecology. Architecture exists as a place, habitat, and niche for all living things to develop and grow. Cities are evidence of human evolution in which they can meet all the needs of life, and without realizing this development has led to the overpopulation phenomenon. This goes hand in hand with the land crisis and the loss of urban forest (green open space) as a result of this phenomenon. This project aims to re-elevate and enhance the essence of urban forests and become green generators in cities experiencing green open space crises, in order to maintain the balance of ecosystems and the environment. This will be achieved by going beyond the role played by urban forests and humans in general to create a greater impact on life. This is facilitated by habitats for plants and animals, sports activities, study rooms, playgrounds, fishing, and etc.

 

Keywords: environment;  exploratorium; green open space crisis; habitat; urban forest

Abstrak

Bumi merupakan rumah bagi semua makhluk hidup di dalamnya yang terdiri dari berbagai macam unsur pembentuk seperti air, udara, tanah, suhu, cahaya, kelembaban, manusia, flora, fauna, dan lain-lain. Kehidupan yang terjadi merupakan wujud hasil dari hubungan interaksi antara sesama makhluk hidup maupun dengan lingkungannya, yang disebut dengan ekologi. Arsitektur hadir sebagai wadah, habitat dan relung bagi semua makhluk hidup untuk berkembang dan bertumbuh. Kota merupakan bukti dari evolusi manusia yang di dalamnya dapat memenuhi semua kebutuhan kehidupan, dan tanpa disadari perkembangan ini mendorong terjadinya fenomena over population. Hal tersebut berjalan seiring dengan krisis lahan dan hilangnya hutan kota (RTH) akibat dari fenomena yang terjadi. Proyek ini bertujuan untuk mengangkat kembali dan meningkatkan esensi hutan kota, serta menjadi generator hijau di kota yang mengalami krisis RTH demi menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan hidup. Hal ini dicapai dengan melampaui peran yang dimiliki oleh hutan kota dan manusia pada umumnya untuk menciptakan dampak yang lebih besar bagi kehidupan. Hal ini difasilitasi dengan habitat bagi tumbuhan dan hewan, kegiatan berolahraga, ruang belajar, bermain, memancing, dan sebagainya.

 

Article Details

Section
Articles

References

Charter, B. (1999). The Burra Charter: the Australia ICOMOS Charter of places of cultural significance. Australia: ICOMOS.

Fajarianto, J. S. (2015). Identifikasi Kualitas Lingkungan Fisik Hutan Kota Srengseng sebagai Ruang Terbuka Publik. Jurnal Seminar Arsitektur '72, Vol. 1 No. 1.

Grey, G. W., & Deneke, F. I. (1978). Urban Forestry. New York: John Wiley and Sons.

Hastanto, S. (2013). Pemanfaatan Hutan Kota Sebagai Bentuk Ruang Terbuka Hijau Dalam Mendukung Fungsi Perlindungan Lingkungan.

Kellert, S. R., Heerwagen, J. H., & Mador, M. L. (2008). Biophilic Design: The Theory, Science and Practice of Bringing Buildings to. New York: John Wiley & Sons Inc.

Mohhamad, K. (2012). Kajian Hutan Kota Dalam Pengembangan Kota Demak.

Nurlaili. (n.d.). Peranan Hutan Kota Dalam Peningkatan Kualitas Hidup. Lhokseumawe: Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Purnomohadi, N. (2002). RTH Sebagai Unsur Utama Pembentuk Kota yang Nyaman, Produktif dan Berkelanjutan. Jakarta: Kementrian PU.

Purnomohadi, N. (2002). Ruang Terbuka Hijau: Sebagai Unsur Utama Tata Ruang Kota. Jakarta: Kementrian PU.

Susanto, A. (2021). Dromologi Spatial. Jakarta

Zoer'aini, D. I. (2008). Peranan Bentuk dan Struktur Kota terhadap Kualitas Lingkungan Kota disertasi. Bogor: IPB.

Andrian, E., (2003), Exploratorium di Yogyakarta, https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/21120/97512042%20Edwin%20Andian.pdf?sequence=1

Indonesia, P., (2002), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota, http://widyacipta.com/file-pdf/PP%20No_63_2002_hutan_kota.pdf

LIPI, (2010), Bioteknologi: Mempercepat Pertumbuhan Sengon Tumbuh 2 Kali Lipat, http://lipi.go.id/berita/bioteknologi-:-mempercepat-sengon-tumbuh-2-kali-lipat/4879

Martono, M., (2020), Ecology, Ecosystem, https://martonomily.com/2020/11/11/ecology-ecosystem/

PLPG, (2016), Pembangunan Hutan Tanaman: Jenis Pohon Tumbuh Cepat, http://www.ucarecdn.com/4349faca-6d56-4f0d-b3ba-3c59ec3fa4cb/

Santoso, D. R., (2015), Program Perencanaan dan Perancangan Gedung Konservasi dan Pameran,http://eprints.undip.ac.id/46717/6/6)_Dewantoro_Respati_Santoso_21020110120073_BAB_V.pdf

Setiawan, P., (2021), Pengertian Ekologi dan Menurut Para Ahli, diunduh 17 Juni 2021, https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-ekologi/

Sustainable Development Goals, (2015), https://www.sdg2030indonesia.org/