HUNIAN VERTIKAL PRODUKTIF DI PAPANGGO, JAKARTA UTARA

Main Article Content

Elda Widiastri
Stephanus Huwae

Abstract

Humans are social creatures who live and need each other. Humans form a family and live together in a space. The number of human population in the world is increasing every year, especially in big cities. The increasing population causes an imbalance between the needs and the available energy, land supply in large urban areas in Indonesia such as Jakarta. City food supply relies on external sources, the distribution causing increased greenhouse gas emissions. Papanggo itself is a densely populated area that has a medium to low economic level with a low level of productivity of its citizens. Based on the Indonesian Statistics Center in 2020, the Papanggo area in North Jakarta recorded a population of 46,141 people with a total area of 2.80 km2. Judging from these data, Papanggo is a dense area in Jakarta with a population density of 16,478.9 people/km2 and only a small proportion of its residents work as urban farmers. From several problems that exist in Papanggo, an approach is carried out starting from the observation stage, then continued with site analysis. The program is processed using a place contextual method, cross-programming, and biophilic design methods. Biophilic principles that respect nature can provide comfort and a sense of security, is expected to increase users’ productivity and health. The conclusion of this project is to try to provide new vertical residential space in Papanggo so that city residents can live and remain productive in producing energy and food independently by utilizing local natural and human resources.

 

Keywords: Biophilic; Papanggo; Residence

Abstrak

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Manusia membentuk sebuah keluarga dan hidup bersama di dalam satu ruang lingkup hunian. Angka populasi manusia di dunia semakin meningkat tiap tahunnya terutama di pusat kota besar. Jumlah penduduk yang meningkat menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan warga kota dengan pasokan energi dan lahan yang tersedia di perkotaan besar di Indonesia seperti Jakarta. Pasokan pangan warga kota mengandalkan sumber dari luar atau pinggiran kota, yang distribusinya menghasilkan peningkatan emisi gas rumah kaca. Papanggo, Jakarta Utara sendiri merupakan daerah padat penduduk yang memiliki tingkat ekonomi menengah ke rendah dengan tingkat produktivitas warganya yang kurang. Berdasarkan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2020, daerah Papanggo yang berada di Tanjung Priok, Jakarta Utara mencatat jumlah penduduk sebesar 46.141 jiwa dengan luas total 2,80 km2. Ditinjau dari data tersebut, Papanggo merupakan daerah yang cukup padat di DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk 16.478,9 jiwa/km2 dan hanya sebagian kecil warganya bekerja sebagai petani kota. Dari beberapa masalah yang ada di Papanggo, dilakukan pendekatan dimulai dari tahap observasi, lalu dilanjutkan dengan analisis tapak. Program diolah dengan metode kontekstual tempat, cross programing, sedangkan penerapan metode desain biophilic. Prinsip Biophilic yang menghargai alam dapat memberikan kenyamanan dan rasa aman, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesehatan fisik maupun psikis pengguna. Kesimpulan pada proyek bangunan ini adalah dengan berusaha memberikan ruang hunian vertikal baru pada Kawasan Papanggo agar warga kota bisa tinggal dan tetap produktif menghasilkan energi dan bahan pangan secara mandiri dengan memanfaatkan sumber daya alam dan manusia setempat.

 

Article Details

Section
Articles

References

Fauzi, A., Ichniarsyah, A., & Agustin, H. (2016). Pertanian Perkotaan Urgensi, Peranan, dan Praktik Terbaik.

Kaffah, F., Firzal, Y., & Susilawaty, M. (2020). Penerapan Prinsip Biophilic Design pada Perancangan Apartemen Soho di Kota Pekanbaru.

Kamus Besar Bahasa Indonesia . (2021). Retrieved from Kamus Besar Bahasa Indonesia Hunian: https://kbbi.web.id/hunian

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2021). Retrieved from Kamus Besar Bahasa Indonesia Vertikal: https://kbbi.web.id/vertikal

Kellert, S. R. (2005). Building for Life: Designing and Understanding the Human-Nature Connection.

Pramarti, A., Yuliani, S., & Kusumaningdyah. (2016). Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik di Jakarta Selatan.

Pramudito, S., Lanang, A., & Jeffry, D. (2018). Studi Model Rancangan Hunian Vertikal Berdasarkan Bentuk Interaksi Warga di Bantaran Sungai Winogo Yogyakarta.

Sontarigan, F. (2017). Panduan Desain Arsitektur dengan Pendekatan Biophilic Design pada Bangunan Perkantoran.

Sundadjaya, S. (2016). Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Briket Sampah. Inisiatif Listrik Kerakyatan. Jakarta: Penerbit Jurusan Teknik Mesin STT-PLN.

Sutanto, A. (2021). Dromos Oikos. Jakarta.