HUNIAN ADAPTIF SEBAGAI REVITALISASI PERMUKIMAN KUMUH KAMPUNG RAWA BENGEK

Main Article Content

Natasha Jeanette Sapoetra

Abstract

Population growth and rapid urbanization have resulted in the growth of urban village clusters and have increased the urgency for habitable housing in slum settlements. So that a follow-up is needed to modify and restructure slum settlements in order to improve the quality of life of the community and improve the image of the urban village in the urban context. The concept of adaptive living for revitalization is one of the alternative solutions that can be applied by using an landscape urbanism approach to adjust conditions according to the city context and its surroundings as well as social, cultural and habitual adjustments of local residents. Social shelter is a residential concept that is applied in the design so that the intensity of the social activities of the population can be maintained. The application of a modular system in housing developments makes it easy to facilitate the construction process and is sustainable in its surroundings and is expected to spread and be applied to other slum settlements so that slum settlers can feel that they have a place to live according to the standard of habitability. Through the concept of adaptive housing towards future development it can be an alternative solution in dealing with slum settlements in the context of urban villages.

 

Keywords: adaptive housing; revitalization; slum settlements; urban villages

 

Abstrak

Pertumbuhan penduduk serta urbanisasi yang melesat cepat membuat tumbuhnya klaster-klaster kampung kota dan menyebabkan urgensi tempat tinggal yang layak huni pada permukiman kumuh semakin meningkat. Sehingga dibutuhkan tindak lanjut untuk memodifikasi serta penataan kembali terhadap permukiman kumuh agar dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memperbaiki citra dari kampung kota dalam konteks urban. Konsep perencanaan hunian adaptif dalam revitalisasi menjadi salah satu alternatif solusi yang dapat diterapkan dengan menggunakan pendekatan lanskap urban untuk menyesuaikan kondisi sesuai dengan konteks kota dengan sekitarnya serta penyesuaian sosial, budaya dan kebiasaan penduduk setempat. Hunian sosial menjadi konsep berhuni yang diterapkan dalam perancangan sehingga intensitas kegiatan bersosial penduduk tetap dapat terjaga. Penerapan sistem modular pada hunian ditargetkan untuk memudahkan proses konstruksi dan untuk pengembangan berkelanjutan di sekitarnya serta diharapkan dapat menjalar dan diaplikasikan pada permukiman kumuh lainnya sehingga para pemukim kumuh dapat merasakan memiliki tempat tinggal sesuai standart kelayakan dalam berhuni. Melalui revitalisasi berbasis konsep hunian adaptif menuju pengembangan di masa depan dapat menjadi alternatif solusi dalam menghadapi permukiman kumuh dalam konteks kampung kota.

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Natasha Jeanette Sapoetra, Tarumanagara University

Pertumbuhan penduduk serta urbanisasi yang melesat cepat membuat tumbuhnya klaster-klaster kampung kota dan menyebabkan urgensi tempat tinggal yang layak huni pada permukiman kumuh semakin meningkat. Sehingga dibutuhkan tindak lanjut untuk memodifikasi serta penataan kembali terhadap permukiman kumuh agar dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memperbaiki citra dari kampung kota dalam konteks urban. Konsep perencanaan hunian adaptif dalam revitalisasi menjadi salah satu alternatif solusi yang dapat diterapkan dengan menggunakan pendekatan lanskap urban untuk menyesuaikan kondisi sesuai dengan konteks kota dengan sekitarnya serta penyesuaian sosial, budaya dan kebiasaan penduduk setempat. Hunian sosial menjadi konsep berhuni yang diterapkan dalam perancangan sehingga intensitas kegiatan bersosial penduduk tetap dapat terjaga.

Penerapan sistem modular pada hunian ditargetkan untuk memudahkan proses konstruksi dan untuk pengembangan berkelanjutan di sekitarnya serta diharapkan dapat menjalar dan diaplikasikan pada permukiman kumuh lainnya sehingga para pemukim kumuh dapat merasakan memiliki tempat tinggal sesuai standart kelayakan dalam berhuni. Melalui revitalisasi berbasis konsep hunian adaptif menuju pengembangan di masa depan dapat menjadi alternatif solusi dalam menghadapi permukiman kumuh dalam konteks kampung kota.

References

Abdul, R. (2014). Reduce, Reuse, Recycle: Alternative for Waste Management.

Azhari, F. (2016). Kesenjangan Hunian Jakarta: Kemiskinan Kota Jakarta. Jakarta: IDEAS-Indonesia Development and Islamic Studies.

Doxiadis, C. A. (1970). Ekistics: the Science of HumanSettlements. Oxford: University Press.

Frick, H. (2007). Dasar-dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius.

Hadi, S. (2017). “Slum” Kajian Permukiman Kumuh dalam Perspektif Spasial. Yogyakarta.

Hariyono, P. (2010). Perencanaan Pembangunan Kota Dan Perubahan Paradigma. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Khomarudin. (1997). Menelusuri Pembangunan Perumahan dan Permukiman. Jakarta: PT Rakasindo.

Kusnindar, A. (2002). Dampak Negatif Sampah Terhadap Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan. Jakarta.

Littman, J. A. (2009). Regenerative Architecture: A Pathway Beyond Sustainability. A.S: University of Massachusetts Amherst.

Presiden Republik Indonesia. (2011). UU 1 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Perumahan. Jakarta

Sarlito, WS. (1992). Psikologi Lingkungan. Jakarta : PT.Granledia Widiasarana Indonesia.

Sinulingga, B. D. (1999). Pembangunan Kota: tinjauan regional dan lokal. Jakarta : Pustaka Sinar.

Wali, M. K. (1999). Ecology today: Beyond the Bounce of Science. Amerika.

Yeang, K. (2006). Ecodesign: A Manual for Ecological Design. Malaysia.

Kompas, (2018), Mengunjungi Salah Satu Kampung Terpadat dan Terkumuh di Jakarta,

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/13/17322251/mengunjungi-salah-satu-kampung-terpadat-dan- terkumuh-di-jakarta?page=all

Rizaldy, A. (2017), Budaya Kemiskinan Masyarakat Pesisir di Sekitar Waduk Pluit Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017,http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42717/2/AHMAD%20RIZALDI-FISIP.pdf