KESESUAIAN RENCANA DETAIL TATA RUANG DKI JAKARTA 2030 DAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI CIPETE RAYA

Main Article Content

Dhaneswara Nirwana Indrajoga
B. Irwan Wipranata
Bambang Deliyanto
Priyendiswara Agustina Bela

Abstract

City tourism (Urban Tourism) develops from year to year. City tours are very popular in major cities in the world such as Paris, New York, Singapore. It is also developing and developing by Indonesia, in this case Jakarta. This type of tourism can be stimulated by historical and cultural attractions, as well as shopping and event tours, as well as business trips. Much of the above also stimulates development. The tourism sector in DKI Jakarta Province also has a dominant role because it contributes around 13% of DKI Jakarta's Regional Original Revenue (PAD). For this reason, to advance the economy in DKI Jakarta, the government continues to develop the tourism sector, one of which is city tourism. South Jakarta Administrative City as a city that continues to develop, now approximately 2.2 million people live in South Jakarta. The city also has a growing tourism sector, including the urban tourism sub-sector. The choice of the Cipete Raya road area to be developed as a city tourism area is based on the policies of the South Jakarta Administration City Government, the development of culinary tourism activities in recent years, and accessibility because it is close to Cipete Raya. MRT station. The approach method used to solve this problem is to use a qualitative approach, such as tourism attributes and urban planning. The output of this research is in the form of an analysis of the trend of changes in the use of the Cipete Raya tourism area and its suitability with the Detailed Spatial Plan (RDTR 2030).

 

Keywords:  City Tourism; Land Use; RDTR 2030; Suitability

 

Abstrak

Pariwisata kota (Urban Tourism) berkembang dari tahun ke tahun. Wisata kota sangat populer di berbagai kota besar di dunia seperti Paris, New York, Singapura. Itu juga berkembang dan dialami oleh Indonesia dalam hal ini Jakarta. Jenis wisata ini dapat dirangsang oleh atraksi sejarah dan budaya, serta wisata belanja dan acara, serta perjalanan bisnis. Banyak hal di atas juga merangsang perkembangan. Sektor pariwisata di Provinsi DKI Jakarta juga memiliki peran dominan karena menyumbang sekitar 13% dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta. Untuk itu, untuk memajukan perekonomian di DKI Jakarta pemerintah terus mengembangkan sektor pariwisata, salah satunya pariwisata kota. Kota Administratif Jakarta Selatan sebagai kota yang terus berkembang, sekarang kurang lebih 2,2 juta orang tinggal di Jakarta Selatan. Kota ini juga memiliki sektor pariwisata yang berkembang termasuk sub sektor pariwisata kota. Pemilihan kawasan jalan Cipete Raya untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata kota didasarkan pada kebijakan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, perkembangan kegiatan wisata kuliner beberapa tahun terakhir, serta kemudahan aksesibilitas karena dekat dengan Cipete Raya. Stasiun MRT. Metode pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, seperti penyesuaian atribut pariwisata dan juga penataan kota. Output dari penelitian ini berupa analisis tren perubahan penggunaan lahan kawasan pariwisata kota Cipete Raya dan kesesuaiannya dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR 2030).

Article Details

Section
Articles

References

Lynch, K. (1960). The Image of the City. Massachusetts: MIT Publisher

Renne, J. L, Curtis, C., Bertolini, L. (2016). Transit oriented development : making it happen. London : Routledge

Utama, I.G. B. R. (2015). Pengembangan Wisata Kota Sebagai Pariwisata Masa Depan Indonesia. Makalah pada: SEMINAR NASIONAL SPACE # I - 2013 dengan tema "PENATAAN RUANG BERKEARIFAN LOKAL DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAIN" pada sabtu, 31 Agustus 2013, UNHI, Denpasar. DOI:10.13140/RG.2.1.1010.7044

Yoeti, O A. (1999). Pengatar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa Offset.