WADAH PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK LEWAT BERMAIN DI CENGKARENG BARAT

Main Article Content

Kreszen Himawan
Fermanto Lianto

Abstract

Childhood is a stage in life where a children's foundation is starting to be built to prepare them for all aspects of life in adulthood. It is a stage where children learn and understand how to behave from the environment they live in. Childhood delinquency and immorality can continue up to adulthood. If that happens, it will affect the family's dwelling experience, the environment, and the child itself. That way, character building in childhood becomes very important. Children need moral and social education and training. The character education in elementary schools in Indonesia, one of the sources for the acquisition of knowledge for Indonesian children, is proven ineffective. A Place for Child’s Character Building in West Cengkareng aims to instill moral character values into children by giving moral lessons through play because play is an important component for child development. With the child-centric design method, children can freely and safely explore and use their imagination and creativity. This project is expected to be able to make children noble, confident, and responsible in interacting with the social and natural environment and living in society through pretend play, cooperative play, moral story books, moral films, dramatic role plays, service learning, and caring for animals and plants. The project is located close to the primary schools in West Cengkareng, acting as an educational facilities are located close to them to support character education in their schools. This project aims to create dwelling that prevents adult crime that is safe and enjoyable.

 

Keywords:  play; child-centric design; dwelling; moral; character building

 

Abstrak

Masa kanak-kanak adalah masa dibangunnya pondasi anak untuk menjalani semua aspek kehidupan di masa dewasa, dimana anak-anak belajar, mengenal, mengetahui, dan mengerti cara bersikap dan berperilaku dari lingkungan sekitarnya. Kenakalan dan ketidakmoralan pada masa kanak-kanak mempunyai potensi untuk berlanjut dan bertumbuh menjadi kriminalitas pada masa dewasa. Jika hal tersebut terjadi, akan mempengaruhi pengalaman dwelling keluarga, lingkungan, dan anak itu sendiri. Dengan begitu, pembentukan karakter pada masa kanak-kanak menjadi sangat penting. Anak membutuhkan pendidikan dan pelatihan moral dan sosial. Pendidikan karakter di sekolah dasar di Indonesia, salah satu sumber terutama untuk pemerolehan ilmu dan pendidikan bagi anak Indonesia terbukti kurang efektif. Wadah Pembentukan Karakter Anak Lewat Bermain di Cengkareng Barat sebagai proyek bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter bermoral ke dalam anak dengan memberi pelajaran moral menggunakan metode bermain, karena bermain berupa komponen penting bagi perkembangan anak. Dengan metode perancangan child-centric design, anak-anak dapat secara bebas dan aman bereksplorasi dan menggunakan imajinasi dan kreativitasnya. Proyek ini diharapkan dapat membuat anak menjadi berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam, dan hidup bermasyarakat melalui pretend play, cooperative play, buku cerita bermoral, film bermoral, dramatic role play, service learning, dan memelihara hewan dan tumbuhan. Proyek berada dekat dengan sekolah-sekolah dasar di Cengkareng Barat, sebagai fasilitas edukatif yang terletak dekat dengannya untuk mendukung pendidikan karakter di sekolahnya. Proyek bertujuan untuk menciptakan dwelling yang mencegah kriminalitas masa dewasa yang aman dan menyenangkan.

Article Details

Section
Articles

References

American Academy of Child and Adolescent Psychiatry. (2019). Pets and Children. Diakses 21

September 2020, dari https://www.aacap.org/aacap/families_and_ youth/facts_for_families/fff-guide/pets-and-children-075.aspx

Barker, L. (2018). The Effects of Juvenile Delinquency. Diakses 12 Agustus 2020, dari

https://classroom.synonym.com/the-effects-of-juvenile-delinquency-12078996.html

Burhaein, E. (2017). Aktivitas Fisik Olahraga untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Siswa SD.

Indonesian Journal of Primary Education, 1 (1), 51-58.

Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. (2020). Data Jumlah Tahanan dan Narapidana Anak. Diakses 10

Agustus 2020, dari http://smslap.ditjenpas.go.id/public/sdp/current

Dobbins, T. (2018). Shaping the Future: What to Consider When Designing for Children. Diakses pada

September 2020, dari https://www.archdaily.com/901151/shaping-the-future-what-to-consider-when-designing-for-children

Heidegger, M. (1971). Building, Dwelling, Thinking. In A. Hofsdater (Ed.), Poetry, Language and

Thought (pp. 143-162). New York: Harper & Row.

Koesoema, D. (2007). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta:

Grasindo.

Meliala, A. Q. S., & Sumaryono, E. (1985). Kejahatan Anak Suatu Tinjauan Dari Psikologi dan Hukum.

Yogyakarta: Liberty.

Setyowati, E. (2009). Pendidikan Budi Pekerti Menjadi Mata Pelajaran di Sekolah. Lembaran Ilmu

Kependidikan, 39 (2), 148–154.

Shaw, C. R. & McKay, H. D. (1942). Juvenile Delinquency in Urban Areas. Chicago: University of

Chicago Press.

Stouthamer-Loeber, M., Wei, E., Loeber, R., & Mastenb, A. S. (2004). Desistance from persistent

serious delinquency in the transition to adulthood. Development and psychopathology, 16(4), 897-918.

Suprapto, B. (2011). Masih Perlukah Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah?. Diakses 13 September 2020,

dari https://www.kompasiana.com/ripto/5500dc56a33311d37251 269a/masih-perlukah-pendidikan-budi-pekerti-di-sekolah

Suryani, L. (2008). Pemberdayaan Peran Ibu Dalam Paud Informal Berbasis Keluarga Melalui

Pendampingan Aktivitas Ibu dan Anak Dirumah Dengan Metode Bermain Peran. Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF, 3 (1), 83-94. https://doi.org/10.21009/JIV.0301.10.

Turan, F. (2016). Using Storybooks as a Character Education Tools. Journal of Education and Practice,

(15), 170-171.