ARSITEKTUR PANGGUNG DAN PERMAKULTUR DEKAT KAMPUNG MARLINA

Main Article Content

Nicholaus Stefanus
Agustinus Sutanto

Abstract

In 2050, several areas in Jakarta are predicted to sink, especially in the Northern, that have experienced significant subsidence in the ground level. One of the inhabited areas that need to be considered in the future is Kampung Kota in a coastal area. Most of the Kampung Kota currently have a high building density and minimal green space. Here, the place to face the overflowing water from the sea, Kampung Marlina. Marlina is an extension of the residential area for people working in the Sunda Kelapa and Kota Tua areas (1980). In the past, the residents' houses were the Stilt Houses, residents can preserve fish under the house and it became the habit of the residents there, then it dissapear by time. Stilt Architecture is designed to accommodate the activities of the citizens of Jakarta in facing the phenomenon of the Jakarta Sinking in 2050 with the issue of tidal flooding from the sea. Using permaculture design theory, the site pattern was studied and then placed the waterways to adjust to the drainage in Kampung Marlina. Then using the Urbanism Landscape Method, Program Method and raising the habits of the residents, the building is designed like a stage by presenting the concept of a pond below, so that it serves to anticipate flooding from the sea, as well as a means for residents to cultivate seagrass beds and small fish and shrimp. In areas equipped with permaculture gardens on the edges of these airways. The garden is planted with plants with high water absorption. In the area there is a research building and lodging for researchers or students.

Keywords:  coastal; kampung kota residents; kampung marlina; permaculture; rob flood


Abstrak

Pada tahun 2050, beberapa daerah di Jakarta diprediksi akan tenggelam, khususnya pada bagian Utara. Hal ini ditandai oleh daerah-daerah yang telah mengalami turunnya permukaan tanah secara signifikan. Salah satu kawasan berhuni yang perlu diperhatikan di masa depan adalah Kampung Kota di daerah pesisir. Sebagian besar Kampung Kota saat ini memiliki kepadatan bangunan yang tinggi serta minim ruang hijau. Di sini, tempat yang pertama kali akan menghadapi luapan air dari arah laut, Kampung Marlina. Kampung Marlina merupakan perluasan daerah bermukim untuk masyarakat yang bekerja di daerah Sunda Kelapa dan Kota Tua (1980). Dahulu rumah-rumah warga merupakan Rumah Panggung, yang di bawah rumah tersebut warga dapat memelihara ikan dan menjadi suatu kebiasaan warga di sana, kemudian ditinggalkan seiring berjalannya waktu. Arsitektur Panggung ini dirancang demi tujuan mewadahi aktivitas warga Jakarta dalam menghadapi fenomena Tenggelamnya Jakarta di tahun 2050 dengan isu luapan air/banjir rob dari arah laut. Menggunakan teori desain permakultur, pola tapak distudi dan kemudian menempatkan jalur-jalur air menyesuaikan dengan drainase pada Kampung Marlina. Kemudian menggunakan metode Landscape Urbanism, metode Program dan mengangkat kebiasaan dahulu warga, bangunan dirancang seperti panggung dengan menghadirkan konsep kolam di bawahnya, sehingga selain berfungsi mengantisipasi banjir rob dari laut, juga sebagai sarana warga membudidayakan padang lamun serta ikan kecil dan udang. Pada kawasan dilengkapi dengan kebun permakultur pada tepi jalur-jalur air tersebut. Kebun tersebut ditanami tanaman dengan penyerapan air yang tinggi. Pada kawasan terdapat bangunan riset serta tempat penginapan untuk para periset ataupun pelajar.

Article Details

Section
Articles

References

Gumilang, I. (2018). 100 Kompendium Kehidupan Kampung Kota Jakarta. Jakarta: RCUS.

Holmgren, D. (2011). Permaculture: Principles and Pathways Beyond Sustainability. Hampshire: Permanent Publications.

King, P. (2004). Private Dwelling: contemplating the use of housing. New York: Taylor & Francis Group.

Rossi, A. (1982). The Architecture of the City. Cambridge, Massachusetts, U.S.A.: The MIT Press. p. 41.

Rothe, K. (2014). Permaculture Design: On the Practice of Radical Imagination. Universität der Künste Berlin.

Sutanto, A. (2020). Peta Metode Desain. Jakarta: Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Program Studi Arsitektur Universitas Tarumanagara.

typology. Oxford English Dictionary. 2014.

typos. Online Etymology Dictionary. 2014.

ALMI (2020). Jakarta's Flood Costs Will Increase by Up to 400% by 2050, Research Shows. Diunduh 9 Agustus 2020, dari https://almi.or.id/2020/01/13/jakartas-flood-costs-will-increase-by-up-to-400-by-2050-research-shows/

Clark, C. (2011). Summary for Martin Heidegger, “Building, Dwelling, Thinking”. Diunduh 17 Agustus 2020, dari https://courtneymichelleclark.wordpress.com/2011/11/25/summary-for-martin-heidegger-building-dwelling-thinking/

CNN Indonesia. (2019). LIPI: Riset Jakarta Tenggelam Tahun 2050 Bisa Jadi Kenyataan. Diunduh 17 Agustus, 2020, dari https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191111120855-199-447265/lipi-riset-jakarta-tenggelam-tahun-2050-bisa-jadi-kenyataan

Gaspar Jr, R. (2015). DKI Jakarta: Informal Settlement Mapping. Indonesia Slum Alleviation Policy and Action Plan (SAPOLA). p. 38. Diunduh 17 Agustus, 2020, dari

http://pubdocs.worldbank.org/en/408201444418421010/Output-DKI-JAKARTA-INFORMAL-SETTLEMENT-MAPPING

Jakarta Satu. Diunduh 17 Agustus, 2020, dari https://jakartasatu.jakarta.go.id/

Sooyoun Kim, Andrea. (2014). Typology and Design. Diunduh 17 Agustus, 2020, dari

https://www.tboake.com/competitions/2014/AndreaKimEssay.pdf

Zuhra, Wan Ulfa Nur. (2020). Masalah Usang dan Runyam Penurunan Muka Tanah Jakarta. Diunduh 17 Agustus, 2020, dari https://tirto.id/masalah-usang-dan-runyam-penurunan-muka-tanah-jakarta-fKwS