PROSES GUBAH MASSA DAN SISTEM BANGUNAN PADA FLOATING HAVEN

Main Article Content

Jeremy Theodorus
Suwardana Winata

Abstract

Sinking Jakarta caused by land subsidence and rising seawater level become an international concern that was discussed for the last few years. It happens because of climate change that causes north pole ice melts and groundwater extraction. If we take a look whole of Jakarta, North Jakarta is the worst part affected by this issue. It happens because there is a 25cm land subsidence per year in North Jakarta. Within 50 years ahead, Jakarta will be an ocean, water will fill the entire dryland becoming wetland as predicted by research from the ITB geodesy expert team. This phenomenon becomes a huge problem as we know that Jakarta is the center of Indonesia's economy and will be the 4th biggest mega-city by 2030. Floating Haven presents as a proposed solution for Jakarta society's future dwelling. All of the design methods and strategies considering that this project will be located in the middle of the sea. LIVING, PRODUCING, and SUSTAIN, is an important key to this architectural project. This architectural project will be served for the smallest neighborhood unit that consists of 50 families or 250 peoples. Each point is planned to be modular, connected, and can adapt to a specific different function. Because of its modularity, this architecture can be duplicate gradually until it serves all of the sinking parts of Jakarta.

 

Keywords:  dwelling; floating; living; producing; sustain


Abstrak

Penurunan muka tanah dan kenaikan muka air laut akan mengakibatkan Jakarta terendam di masa yang akan datang. Hal ini menjadi isu yang dibahas dan menarik perhatian internasional beberapa tahun belakangan ini. Fenomena ini diakibatkan karena adanya perubahan iklim yang mengakibatkan es di kutub mencair dan ekstraksi air tanah secara berlebih. Jakarta terutama bagian utara menjadi kasus studi yang memerlukan perhatian khusus lebih dini. Hal ini dikarenakan adanya penurunan permukaan tanah Jakarta Utara 20-25cm / tahun (2050, 95% Jakarta Utara berada di bawah permukaan air laut) berdasarkan data Riset Tim Ahli Geodesi ITB, Heri Andreas. Melihat isu ini akan berpengaruh terhadap eksistensi Jakarta dan penduduknya, maka proyek ini akan menjadi usulan cara baru agar masyarakat dapat berhuni di atas air di masa depan. Di samping itu, hal ini tentu menjadi suatu permasalahan tersendiri dimana Jakarta merupakan kota padat penduduk dan sebagai pusat perekonomian di Indonesia ini. Floating Haven menjadi solusi bagi masyarakat Jakarta di masa depan untuk ber-dwelling. Berbagai perencanaan dan pertimbangan akan ‘sustainability’ di tengah ‘air’ memegang peran penting dalam proyek ini. Maka dari itu; hidup, produktif, berkelanjutan, menjadi kata kunci penting dalam perancangan proyek ini. Proyek ini nantinya pun akan melayani satuan unit lingkungan terkecil dari sebuah kota, yaitu RT / Rukun Tetangga yang terdiri dari 50KK / 250 jiwa. Setiap titik nantinya akan dirancang secara modular dan saling terkoneksi sambil menyesuaikan dengan kebutuhan akan fungsi yang ada. Modular ditujukan agar nantinya arsitektur ini dapat diduplikasi secara bertahap sampai pada akhirnya dapat melayani seluruh wilayah yang menjadi ‘lautan’ di Jakarta.


Article Details

Section
Articles

References

Elizabeth C English, M. L. (2018, November). Conference Paper. Diambil kembali dari ResearchGate: https://www.researchgate.net/publication/349440361_The_Economic_Argument_for_Amphibious_Retrofit_Construction

Grant, G. (2016). The Water Sensitive City. Oxford: Wiley Blackwell.

Horst Stopp, P. S. (2016, June 22-24). an Answer to the Global Changes. Diambil kembali dari Corp: https://www.corp.at/archive/CORP2016_130.pdf

Jormakka, K. (2008). Basics Design Methods. Basel: Birkhäuser

K, V. R. (2015, November). A Design on Hydrophilic Floating House for Fluctuating Water Level. Diambil kembali dari ResearchGate: https://www.researchgate.net/publication/300003594_Floating_Architecture_A_Design_on_Hydrophilic_Floating_House_for_Fluctuating_Water_Level

Latta, J. (1962, June ). CBD-30. Water and Building Materials. Diambil kembali dari NRC Publications Canada: https://nrc-publications.canada.ca/eng/view/ft/?id=1cba1306-1a3d-422c-9936-f45754a5ab08

Latta, J. (1962, June). Pulications. Diambil kembali dari http://web.mit.edu/: http://web.mit.edu/parmstr/Public/NRCan/CanBldgDigests/cbd030_e.html

Richard C., R. B. (2016). UK's First Amphibious House. President's Awards for Research.

Sarah B., A. A.-H. (2017). Urban Water Trajectories. Switzerland: Springer.

Shirvani, H. (1985). The Urban Design Process. Michigan: Van Nostrand Reinhold.

https://www.bbc.com/news/world-asia-44636934

https://jakartasatu.jakarta.go.id/

https://sdgs.un.org/goals

https://www.archdaily.com/

http://vincent.callebaut.org/

https://www.boaterexam.com/boating-resources/boat-hull-types-designs.aspx

https://www.boatus.com/magazine/2018/april/hull-bottom-technology.asp

https://www.tredjenatur.dk/en/portfolio/pop-up/

https://www.baca.uk.com/

https://www.mgsarchitecture.in/architecture-design/projects/380-floating-and-moving-houses-a-need-of-tomorrow.html

On building your dream (floating) home-studio, the Dutch way

earthrise – Dutch Aquatecture: Engineering a Future on the Water

TED – Floating Cities, the LEGO House and other architectural form of the future | Bjarke Ingels