UPAYA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT KOTA TANGERANG MELALUI KERAJINAN TANGAN BAMBU

Main Article Content

Amiratri Ayu Poedyastuti
Tony Winata

Abstract

As the times evolved, the problems that arise in social life are increasingly diverse, especially in urban areas which have a growing population, so the requirement of the community are also increasing. Unemployment is one of the big problems, especially in Banten province. Which of course can affect how the social life of the community and the individual. if not resolved, it will create vulnerability and have the potential to result in a bad economy or worse, lead to poverty. The development of the city of Tangerang as the largest city in Banten province, has the potential to raise a declining economy in Banten province. Seeing that there is an opportunity in the field of creative economy in the city of Tangerang, the locality method can accommodate activities for bamboo craftsmen which is the hallmark of the city of Tangerang. A place is needed for human interaction so that in addition to improving social life, it can improve the economy in the surrounding area, and can help the bamboo community who want to use the facility to develop the capabilities and local products of Tangerang city.

Keywords : Economy; Human; Local; Unemployment.


ABSTRAK

Seiring berkembangnya zaman, permasalahan yang muncul dikehidupan sosial kian beragam, terutama pada daerah perkotaan yang memiliki jumlah penduduk yang terus bertambah maka kebutuhan masyarakat pun semakin bertambah. Pengangguran menjadi salah satu permasalahan yang besar terutama pada Provinsi Banten. Yang tentunya dapat mempengaruhi bagaimana kehidupan masyarakat dan individunya. Bila tidak diatasi akan menimbulkan kerawanan pada kehidupan sosial dan berpotensi mengakibatkan perekonomian yang buruk atau lebih parahnya lagi menyebabkan terjadinya kemiskinan. Perkembangan kota Tangerang sebagai kota terbesar di provinsi banten dapat berpotensi untuk membangkitkan perekonomian yang turun di provinsi Banten. Melihat adanya peluang dibidang ekonomi kreatif di kota Tangerang, metode lokalitas dapat mewadahi kegiatan bagi para pengrajin bambu yang menjadi ciri khas dari kota Tangerang. Diperlukan sebuah tempat untuk interaksi antar manusia sehingga selain memperbaiki kehidupan sosial, dapat memperbaiki perekonomian di wilayah sekitarnya, serta dapat membantu para komunitas bambu masyarakat sekitar yang ingin memanfaatkan fasilitas tersebut untuk  mengembangkan kemampuan dan produk lokal kota Tangerang.


Article Details

Section
Articles

References

Anggraini, N, (2008). “Industri Kreatif”. Jurnal ekonomi Desember 2008 Volume XIII No. 3 hal. 144-151. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia. Jakarta

Florida, R. (2012). The Rise Of The Creative Class. New York: Basic Books

Heidegger, M. (1962). Being and Time. translated by John Macquarrie & Edward Robinson. New York: Harper.

Howkins, J. (2001). The Creative Economy. Inggris: Penguins Book

Norberg-Schulz, C. (1985). The Concept of Dwelling: On the way to figurative architecture. New York: Rizzoli , International Publications, Inc.

Panca, A. (2005). Relasi dengan Dunia: Alam, Iptek, dan Kerja. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Rangga. 21 November 2012. “PEMKOT Tangerang Raih Penghargaan Baksyacaraka” . Diakses pada 10 Agustus 2020 melalui : tangerangnews.com/kota- tangerang/read/8570/Pemkot-Tangerang-Raih-Penghargaan-Basyacaraka

Sutanto, A. (2020). Peta Metode Desain. Jakarta : UNTAR

DCMS Creative Industries Task Force. (1998). Creative Industriens Mapping Document. Diunduh April 22, 2017, dari Creative Culture & Education: http://www.creativitycultureeducation.org/creative-industries-mapping-document-1998