POLA PEMUKIMAN MASA DEPAN MASYARAKAT PENGEMBARA LAUT, SUKU BAJAU

Main Article Content

Vincent Moyola Ancung
Sutarki Sutisna

Abstract

In the era of globalization, Nusantara have lost most of its identity and culture. The view of society that has experienced gentrification needs to be restored to raise the locality again. Our minds have been blinded to the standard of living, it's time for us to think again to save the remaining culture. This project is the reflection of the process that has happened, creating another option of a new habitual pattern in the future by taking the literature on the life of the Bajau people, the Sama tribe who partly still embrace their original identity, For centuries the Bajau have lived according to the wind. and ocean currents, but now they are considered as violating national borders until they were arrested 6 years ago, November 2014 because they are considered as foreign and illegal fishermen. They are persuaded and forced to settle on the mainland in order to have an identity, even though their true identity is sea nomads. The story of "The Nomad of the Ocean" was taken over to create a new narrative of their fate,  a story where they, the Bajau, the Same tribe succeeded in fighting against capitalism which had not respected them all this time, and decided to return to settle in the ocean. Their identity and cultural values are still thick as lessons that can be learned to be a slap about a life that really needs to be protected. Hopefully this design will help the new generation understand the spirituality projected into the design to rediscover their interpretation of the identity of the nation in the archipelago.

 

Keywords: Capitalism; Identity; Habitual Pattern; The Bajau; The Sea Nomads

 

Abstrak

Di era globalisasi ini, Nusantara nampaknya telah kehilangan sebagian besar identitas dan budayanya. Pandangan masyarakat yang telah mengalami gentrifikasi perlu dipulihkan untuk menaikan lagi Lokalitas. Batin dan pikiran kita telah dibutakan atas standar hidup, sudah saatnya kita berfikir kembali untuk menyelamatkan kebudayaan yang tersisa. Proyek ini mencoba merefleksikan proses atas apa yang telah terjadi, menciptakan opsi lain dari pola berhuni baru di masa depan dengan mengambil literatur kehidupan Masyarakat Bajau, suku Sama yang sebagian masih memeluk identitas asli mereka,  Selama berabad-abad suku Bajau hidup mengikuti arah angin dan arus laut, namun kini dianggap melanggar batas negara hingga ditangkap pada 6 tahun lalu, November 2014 karena dianggap sebagai nelayan asing dan illegal. Mereka dibujuk dan dipaksa untuk menetap di daratan agar memiliki identitas, Padahal identitas sejatinya adalah pengembara lautan. Kisah dari “Sang Pengembara Lautan” ini diambil alih untuk membuat narasi baru atas nasib mereka, cerita dimana orang Bajau, suku Sama berhasil melawan kapitalisme yang selama ini memandang mereka hanya dengan sebelah mata dan memutuskan kembali menetap di lautan. Identitas dan nilai kebudayaan yang masih kental dari mereka dijadikan pelajaran yang dapat di petik untuk menjadi tamparan tentang sebuah kehidupan yang sesungguhnya perlu di jaga. Angan-angan akan masa depan berhuni mereka dalam perancangan ini diharapkan dapat membantu generasi baru dalam memahami spiritualitas yang diproyeksikan ke dalam perancangan untuk menemukan kembali interpretasi mereka tentang jati diri dari bangsa di Nusantara.

Article Details

Section
Articles

References

Ahimsa-Putra, H. S. (2001). Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan Karya Sastra. Yogyakarta: Galang Press.

Basri, L., O., dkk. (2017). Pamali, Bajo's Local Wisdom in the Conservation of Marine Resources. Asian Social Science. 13(12).63-67. DOI:10.5539/ass.v13n12p63

Brookes, S. (2018). Bajau, The Sea Gypsies of the Togeans. Retrieved Febuary 9, 2018, from Archipelago Diaries: https://www.nowjakarta.co.id/travel/archipelago-diaries/bajau-the-sea-gypsies-of-the-togeans

Gunawan, U. (2013). Fenomenologi Arsitektur, Konsep, Sejarah dan Gagasannya. NALAR’s. 12(1). 43-56.

Heidegger, M. (1971). Building, Dwelling, Thinking. New York: Garland Publishing.

Marjanto, D. K., Syaifuddin (2013). Potensi Budaya Masyarakat Bajo di Pulau Bungin Kabupaten Sumbawa. Patanjala 5(3). 387-402. DOI: http://dx.doi.org/10.30959/patanjala.v5i3.84

Partridge, E. (1958). A Short Etymological Dictionary of Modern English. London: Routledge.

Promono, D. (2005). Budaya Bahari. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sahibil, Z. (2014). Konsep dan Reka Bentuk Ruang Rumah Tradisi Bajau Laut di Sabah. Kota Kinabalu: University Malaysia Sabah.

Schulz, C. N. (1985). The Concept of Dwelling: On the Wat to Figurative Architecture. New York: International Publications, Inc.

Severi, G. (2018). The Sea Nomads. Retrieved April 25, 2018, from The Global Observer: https://globalobserver.blog/the-sea-nomads/

Sutanto, A. (2020). Lokalitas = Merayakan Identitas. In TULISAN KU adalah GAMBAR KU (p. 40). Jakarta: Universitas Tarumanagara.