POTENSI PENGGUNAAN IPAL DAN SPAH UNTUK MENGHEMAT PENGGUNAAN AIR PADA GEDUNG Z
Main Article Content
Abstract
Population growth increases the demand for clean water and the generation of waste. To address this issue, Building Z utilizes Wastewater Treatment Plant (WWTP) and Rainwater Harvesting System (RHS) technologies to conserve water usage. Building Z utilizes The WWTP to treat wastewater into reusable water, while the RHS processes rainwater into a viable alternative water source. This study examines the potential effectiveness of WWTP and RHS in water conservation at Building Z. The treated water is reused for plant irrigation and toilet flushing. The analysis reveals that the WWTP achieves an effectiveness of only 36,97% per month, as the volume of treated water exceeds the irrigation and toilet flushing needs and cannot be used for other needs, therefore the surplus water discarded into municipal drains. The effectiveness of the RHS varies depending on rainfall intensity. The analysis uses average annual rainfall data over the past 10 years for this study. Results indicate that the RHS achieves an effectiveness of 2,15% per month during low rainfall periods, rising to 24,72% per month during high rainfall periods.
Abstrak
Peningkatan populasi menyebabkan bertambahnya kebutuhan air dan produksi limbah. Untuk menanggapi masalah ini, Gedung Z memanfaatkan teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Sistem Pemanenan Air Hujan (SPAH) untuk menghemat penggunaan air. Gedung Z memanfaatkan IPAL untuk mengolah limbah menjadi air yang dapat digunakan lagi, serta SPAH untuk mengolah air hujan menjadi sumber air yang dapat dimanfaatkan kembali. Penelitian ini mengkaji potensi efektivitas IPAL dan SPAH untuk penghematan air pada Gedung Z. Hasil limbah yang telah diolah akan digunakan kembali untuk penyiraman tanaman serta kloset. Analisis menunjukkan bahwa, efektivitas IPAL hanya mencapai 36,97% per bulannya, hal ini dikarenakan volume hasil olahan IPAL melebihi volume kebutuhan penyiraman tanaman serta kloset dan tidak bisa digunakan lagi untuk kebutuhan yang lainnya, sehingga volume hasil olahan IPAL yang tidak digunakan akan dibuang ke saluran kota. Efektivitas SPAH memiliki nilai yang bervariatif yang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya curah hujan. Penulis menggunakan curah hujan rata-rata tahunan selama 10 tahun terakhir untuk penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas SPAH hanya mencapai 2,15% per bulan dengan curah hujan yang rendah dan bisa mencapai 24,72% per bulan dengan curah hujan yang tinggi.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under Jurnal Mitra Teknik Sipil (JMTS) Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.References
Asdak, C. (2023). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. UGM PRESS.
BPS Provinsi DKI Jakarta. (2024). Provinsi Dki Jakarta Dalam Angka 2024 (T. Parwati, Ed.; Vol. 54). ©BPS Provinsi DKI Jakarta.
Kurniawan, V., Kushartomo, W., & Yolanda, Y. (2024). Constraints in The Recycled Wastewater Utilization in an Office Building In Jakarta. Jurnal Sumber Daya Air, 20(1), 27–38. https://doi.org/10.32679/jsda.v20i1.879
Landscape Irrigation Design Manual. (2000). Rain Bird.
Nugroho, A. P., & Hardiyanti, R. (2022). Potensi Pemanfaatan Air Hujan untuk Memenuhi Kebutuhan Air dan Mengurangi Genangan di Kecamatan Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta. Jurnal Daur Lingkungan, 5(1), 19. https://doi.org/10.33087/daurling.v5i1.91
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 122 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (2005).
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Nomor P.68/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik (2016).
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2017 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (2017).
Pranata, I. K. A. A., Wirga, I. W., & Putra, K. D. C. (2023). Implementasi Program Pengembangan Karyawan Pada Hotel Indigo Bali Seminyak Beach. Politeknik Negeri Bali.
Premananda, W. H., & Primajana, D. J. (2023). Efisiensi Penggunaan Air Bersih Dengan Memanfaatkan Kembali Air Limbah Memggunakan Teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Aerob - Anaerob Biofilter. Nusantara Hasana Journal, 3(2), 238–257. https://doi.org/10.59003/nhj.v3i2.932
Badan Standardisasi Nasional (2005) SNI 03-7065-2005 Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing,
Srirangarayan, R. S., Ramesh, P. T., Ramasamy, M., Subramanian, A., & Karthikeyan, S. (2020). Characterization and treatment of grey water: A review. International Journal of Chemical Studies, 8(1), 34–40. https://doi.org/10.22271/chemi.2020.v8.i1a.8316
Sulistia, S., & Septisya, A. C. (2019). Analisis Kualitas Air Limbah Domestik Perkantoran. Jurnal Rekayasa Lingkungan, 12(1), 41–57.
Thomson, B. M. (2021). Stormwater Capture in the Arid Southwest: Flood Protection versus Water Supply. Journal of Water Resources Planning and Management, 147(5), 02521003. https://doi.org/10.1061/(ASCE)WR.1943-5452.0001346