PENGARUH KONSELING TERHADAP BEBAN KELUARGA DALAM MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA

Main Article Content

Ilma Widiya Sari

Abstract

Mental disorders become a serious problem. The prevalence of mental disorders has increased every year. The family as the closest unit to people with mental disorders and be the main care giver for sufferers. Families as a big role in determining the care needed by sufferers at home. When one family member experiences a mental disorder, all family members also feel the negative effects. The additional role of the family in caring for family members with mental disorders causes the emergence of pressure or burden in the family that can affect physical, psychological, social and economic conditions. Family counseling is needed for media to help families overcome various problems in life as a whole. The role of counseling is the family can answer all questions that disturb the mind and behavior so that the family is able to solve the problem. This research aims to determine the effect of counseling on family burdens in caring for people with mental disorders. This study uses a quasi-experimental method with a post-test and pre-test one group design. The sample taken in this study is a family that has 76 people with mental disorders. Sampling technique using simple random sampling. Bivariate analysis using paired t-test. Bivariate test showed yhe differences in the average value of the family burden before and after the intervention, where the p value is smaller than the alpha (0.00<0.05). It can be concluded that there is an effect of counseling on family burdens in caring for people with mental disorders.

 

Keywords: counseling; family burdens; mental disorders

 

ABSTRAK

Gangguan jiwa menjadi permasalahan serius dan terus mengkhawatirkan. Prevalensi kasus gangguan jiwa mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keluarga sebagai unit paling dekat dengan orang dengan gangguan jiwa dan menjadi penyedia perawatan utama bagi penderita. Keluarga beperan besar dalam menentukan cara atau perawatan yang diperlukan penderita di rumah. Ketika satu anggota keluarga mengalami gangguan jiwa, maka seluruh anggota keluarga turut merasakan dampak negatif. Adanya tambahan peran keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa menyebabkan munculnya tekanan atau beban dalam keluarga yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Konseling untuk keluarga dibutuhkan sebagai media perantara guna membantu keluarga mengatasi berbagai permasalahan dalam kehidupan. Konseling bagi keluarga dapat menjawab berbagai pertanyaan yang menganggu pikiran serta tingkah lakunya. Penelitian bertujuan menguji pengaruh konseling terhadap beban keluarga dalam merawat orang dengan gangguan jiwa. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan rancangan post-test and pre-test one group design. Sampel penelitian ini adalah 52 responden dari keluarga yang mempunyai orang dengan gangguan jiwa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Analisis data bivariat untuk menguji pengaruh secara statistik menggunakan paired t-test. Hasil uji bivariat secara statistik menunjukkan perbedaan nilai rata-rata beban keluarga sebelum dan setelah intervensi, nilai p lebih kecil daripada nilai alpha (0,00<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konseling terhadap beban keluarga dalam merawat orang dengan gangguan jiwa.

Article Details

Section
Articles
Author Biography

Ilma Widiya Sari, STIKES Estu Utomo

Nursing Department

References

Aryawangsa, AAN., Ariastuti, LNP. (2016). Prevalensi dan distribusi faktor risiko depresi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring 1 Kabupaten Gianyar Bali 2015. Intisari Sains Medis, 7(1).

Cheryl, MR., Irene, HKC., Mao, YWW., Bo, FL. & Cecilia, L. (2016). Family caregivers and outcome of people with schizophrenia in rural China: 14-year follow-up study. Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology, 51(4), 513–520.

Darwin, P., Hadisukanto, G. & Elvira, SD. (2013). Beban perawatan dan ekspresi emosi pada pramurawat pasien skizofrenia. Jurnal Indon Med Assoc, 63 (2), 46-51.

Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Semarang. Semarang: DKK.

Dopp, P. (2008). Single & multi family network intervention: an integrative response to serious mental illness. United States: Proquest, Umi Dissertation Publishing.

Friedman MM, Bowden VR, & Jones EG. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori, dan praktik. Jakarta: EGC.

Fontaine, KL. (2009). Mental health nursing. New Jersey: Pearson Education.Inc

Glanville, DN. & Dixon, L. (2005). Caregiver burden, family treatment approaches and service use in families of patients with schizophrenia. The Israel Journal of Psychiatry & Related Sciences, 42(1), 15-22.

Keliat, BA. (2006). Peran serta keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa. Jakarta: EGC.

Kementerian Kesehatan. (2013). Riset kesehatan dasar tahun 2013. Jakarta: Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan. (2018). Riset kesehatan dasar tahun 2018. Jakarta: Kemenkes RI.

Lubis, N. (2011). Memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Mohr, WK. (2006). Psychiatric mental health nursing (6 th edition). Philadelpia: Lippincott Williams & Wilkins.

Nainggolan, N. J. & Hidajat, L. L. (2013). Profil kepribadian dan psychological well-being caregiver skizofenia. Jurnal Soul, 6 (1), 21-42.

Nasrudin, Mukkaromah, I. (2010). Keefektifan konseling keluarga terhadap pemberantasan demam berdarah dengue. Jurnal Edu Health, 1(1), 56-64.

Ngadiran, A. (2010). Studi fenomena pengalaman keluarga tentang beban dan sumber dukungan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi. Tesis. Depok: FIK UI.

Nuraenah, Mustikasari, Putri, YSE. (2012). Hubungan dukungan keluarga dan beban keluarga dalam merawat anggota dengan riwayat perilaku kekerasan di RS Jiwa Islam Klender Jakarta Timur. Jurnal Keperawatan Jiwa, 2(1), 41-50.

Nursalam. (2013). Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi. Edisi I. Jakarta: Salemba Medika.

Pitschel-Walz GI., Leucht S., Bäuml J., Kissling W., Engel RR. (2001). The effect of family interventions on relapse and rehospitalization in schizophrenia a meta-analysis. Schizophr Bull, 27(1), 73-92.

Potter, PA. & Perry, AG. (2005). Fundamental of nursing: concept, process, and practice. Philadelphia: Mosby Years Book Inc.

Purnamaningrum. (2013). Pengaruh metode konseling oleh lay health worker terhadap pengetahuan dan kesertaan skrining kanker leher rahim di Desa Donokerto Kecamatan Turi. Jurnal teknologi Kesehatan, 9(1), 52-57.

Rahmat. (2010). Pengaruh konseling terhadap kecemasan dan kualitas hidup pasien diabetes mellitus di Kecamatan Kebakkramat. Tesis. Surakarta: UNS.

Sari, H. (2009). Pengaruh family psychoeducation therapy terhadap beban dan kemampuan keluarga dalam merawat klien pasung di Kabupaten Bireuen Nanggroe Aceh Darussalam. Tesis. Depok: Universitas Indonesia.

Suryani, Rahmawati. (2018). Efektivitas konseling keluarga terhadap peningkatan kualitas hidup pasien hipertensi. The Shine Cahaya Dunia D-III Keperawatan, 3(1), 30-39.

Suryenti, V. (2017). Dukungan dan beban keluarga dengan kemampuan keluarga merawat pasien resiko perilaku kekerasan di klinik jiwa rumah sakit jiwa Provinsi Jambi tahun 2017. Jurnal Psikologi Jambi, 2(2), 39-46.

Wardaningsih, S. (2007). Pengaruh family psychoeducation terhadap beban dan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan halusinasi di Kabupaten Bantul Yogyakarta. Tesis Depok: FIK UI.

Willis, SS. (2009). Konseling Keluarga (Family Counseling). Bandung: Alfabeta.

WHO. (2008). The Lancet. London: Elsevier Properties SA.

WHO. (2012). Health education: Theoretical concepts, effective strategies and corecompetencies. Cairo: WHO Regional Office for the Eastern Mediterranean Publishers.

WHO. (2017). Monitoring health for the sdgs, sustainable development goals. Geneva: WHO.