IDENTIFIKASI DEGRADASI MUTU BETON PADA STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG DI JAKARTA
Main Article Content
Abstract
Abstrak
Degradasi mutu beton adalah penurunan kualitas beton dilihat dari kuat tekan beton. Degradasi mutu beton pada struktur beton dapat terjadi baik pada bangunan baru (bangunan yang sedang dibangun/tahap konstruksi) maupun bangunan existing (bangunan yang sudah beroperasi/tahap operasional). Penyebab degradasi mutu beton pada bangunan baru diantaranya ada bagian pada proses pelaksanaan yang kurang tepat seperti mutu beton readymix tidak sesuai rencana, kurangnya pemadatan, perawatan beton kurang baik. Pemeriksaan degradasi mutu beton dilakukan dengan memeriksa kuat tekan beton. Pada bangunan baru, kuat tekan beton dapat diketahui salah satunya melalui pengujian benda uji. Beton adalah suatu bahan konstruksi yang mempunyai sifat kekuatan tekan yang khas, yaitu apabila diperiksa dengan sejumlah besar benda uji, nilainya akan menyebar sekitar suatu nilai rata-rata tertentu. Besar atau kecil nilai bergantung pada tingkat kesempurnaan pelaksanaan di lapangan. Apabila kuat tekan beton dari benda uji tidak sesuai rencana maka dapat dilakukan pengujian beton terpasang dengan metode non destruktif dan destruktif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya degradasi mutu beton pada struktur bangunan gedung bertingkat berdasarkan nilai kekuatan tekan benda uji beton pada tahap konstruksi. Hasil analisis menunjukkan terjadi degradasi mutu beton yang besar, sehingga perlu ditetapkan karakteristik dan kategori sampai kondisi beton terburuk untuk kebutuhan penilaian kondisi beton.
Article Details
This work is licensed under a Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors transfer copyright or assign exclusive rights to the publisher (including commercial rights)
References
Abu, D.S. and Alkass, S. (2010). A stochastic method for condition rating of concrete bridges. Construction Research Congress, 8-10 May 2010, Banff, Alberta, Canada.
Biro Enjinirng, “Pedoman Pekerjaan Beton”, PT. Wijaya Karya (WIKA), 2004.
Jain, K.K. and Bhattacharjee, B. (2012). Application of fuzzy concepts to the visual assessment of deterioration reinforced concrete structure. Journal of Construction Engineering And Management, Volume 138, Issue 3, pp. 399-408, March.
Malek, M., Tumeo, M., and Saliba, J. (2015). Fuzzy Logic Approach to Risk Assessment Associated with Concrete Deterioration. ASCE-ASME Journal of Risk and Uncertainty in Engineering Systems, Part A: Civil Engineering, Volume 1, Issue 1, pp. 1-8, March.
Mitra, G., Jain, K.K., and Bhattacharjee, B. (2010). Condition assessment of corrosion-distressed reinforced concrete buildings using fuzzy logic. Journal of Performance of Constructed Facilities, Volume 24, Issue 6, pp. 562-570, December.
Peraturan Beton Indonesia (PBI) (1971) N.I.-2, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, 1979.
Pragalath, H., Seshathiri, S., Rathod, H., Esakki, B., and Gupta, R. (2018). Deterioration assessment of infrastructure using fuzzy logic and image processing algorithm. Journal of Performance of Constructed Facilities, Volume 32, Issue 2, pp. 1-13, April.
Pushpakumara, B.H.J., Silva, S., and Silva, G.H.M.J.S. (2017). Visual inspection and non-destructive tests-based rating method for concrete bridges. International Journal of Structural Engineering, Volume 8, Issue 1, pp.74-91.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 2847-2013. (2013).“Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung”, Badan Standarisasi Nasional (BSN)
Tirpude, N.P., Jain, K.K., and Bhattacharjee, B. (20140. Decision Model for Repair Prioritization of Reinforced-Concrete Structures. Journal of Performance of Constructed Facilities, Volume 28, Issue 2, pp. 250-256, April.