PRAKTIK KESIAPSIAGAAN DALAM MENGHADAPI BAHAYA KESELAMATAN DAN PENYAKIT SAAT BANJIR
Main Article Content
Abstract
Flood disasters pose risks to safety and disease. Bandarharjo sub-district is an area prone to tidal flooding because it is located close to the coastline of Semarang City. In 2019, 3 residents suffered from Leptospirosis, of which 1 person died. The purpose of writing is to find out community preparedness practices for facing safety hazards and the dangers of disease due to floods. The method used is quantitative descriptive research using a cross sectional approach. The research subjects were 92 residents of RW 1, Bandarharjo Village, Semarang, who were interviewed using a questionnaire about their actions in dealing with safety and health hazards caused by flooding. All data was analyzed descriptively. The results of the research are that the education level of respondents who graduated from high school is 47.8%, the average length of stay in the location is 34 years, 34.78% of residents have preparedness practices for safety hazards during floods in the ready category, while 61.96% are classified as very ready in terms of preparedness practices. face the danger of disease during floods. 28.3% of respondents received sources of information via the internet, 31.5% of respondents had attended first aid outreach/training, 64.1% had attended scouting training, and 16.3% flood simulation training. Based on the analysis, the study's conclusion is that the preparedness practices of RW 1 residents of Bandarharjo Subdistrict to face safety hazards due to floods are included in the ready category, while the practices for facing the dangers of disease during floods are included in the very ready category.
Keywords: Flood; Preparedness; Safety; Disease
Abstrak
Bencana banjir memberikan risiko pada keselamatan dan penyakit. Kelurahan Bandarharjo merupakan daerah rawan banjir rob karena berada pada posisi yang berdekatan dengan garis pantai Kota Semarang. Pada tahun 2019, 3 warga menderita Leptospirosis, di mana 1 orang di antaranya meninggal. Tujuan penulisan yaitu untuk mengetahui praktik kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bahaya keselamatan dan bahaya penyakit akibat banjir. Metode yang digunakan adalah Penelitian deskriptif kuantitatif ini menggunakan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian yaitu warga RW 1 Kelurahan Bandarharjo Semarang berjumlah 92 orang yang diwawancarai menggunakan kuesioner tentang tindakannya dalam menghadapi bahaya keselamatan dan kesehatan akibat banjir. Semua data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian yaitu Tingkat pendidikan responden tamat SMA 47,8%, rata-rata lama tinggal di lokasi tersebut 34 tahun, 34.78% warga mempunyai praktik kesiapsiagaan terhadap bahaya keselamatan saat banjir dalam kategori siap, sedangkan 61,96% tergolong sangat siap dalam praktik kesiapsiagaan menghadapi bahaya penyakit saat banjir. 28.3% responden mendapatkan sumber informasi melalui internet, 31,5 % responden pernah mengikuti sosialisasi/pelatihan P3K, 64,1% pernah mengikuti pelatihan kepramukaan, dan pelatihan simulasi banjir 16,3%. Berdasarkan analisis, kesimpulan studi yaitu bahwa praktik kesiapsiagaan warga RW 1 Kelurahan Bandarharjo menghadapi bahaya keselamatan akibat banjir termasuk dalam kategori siap, sedangkan praktik menghadapi bahaya penyakit saat banjir termasuk dalam kategori sangat siap.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors transfer copyright or assign exclusive rights to the publisher (including commercial rights)
References
Ayuningtyas, R. N. & Rahayu, S. (2014). "Kajian Pemahaman Masyarakat Terhadap Banjir Di Kelurahan Ulujami, Jakarta". Jurnal Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota)., 3(2), 351–358.
BNPB. (2018). “Panduan Kesiapsiagaan Bencana Untuk Keluarga”. 1–64.
BNPB. (2020). "Data Dan Informasi Bencana Indonesia". Available at: http://dibi.bnpb.go.id/data-bencana/lihat-data.
BPBD Kabupaten Grobogan. (2019). "Mitigasi Bencana Banjir. Available at: http://bpbd.grobogan.go.id/berita/Mitigasi-Bencana-Banjir).
Carter, W. N. (2008). Disaster Management A Disaster Manager’s Handbook. Asian Development Bank. https://www.think-asia.org/bitstream/handle/11540/5035/disaster-management-handbook.pdf?sequence=1.
Daryono. (2010). " Mitigasi Bencana Banjir. http://www.sumeks.co.id.
Dayani, S., Ernawati, Triyatno. (2018). “Persepsi Masyarakat Terhadap Jalur Evakuasi Tsunami Di Nagari Tiku Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam”. Jurnal Buana, 2(4). 9-20.
Faiqof, F., Sulistyani, Budiyono. (2017). “Analisis Hubungan Tingkat Kerentanan Penduduk Wilayah Pantai Kota Semarang Akibat Banjir Rob Dengan Status Kesehatan”, Jurnal Kesehatan Masyarakat., 5(5), 649–648.
Ferianto, K. & Hidayati, U. N. (2019). "Efektifitas Pelatihan Penanggulangan Bencana Dengan Metode Simulasi Terhadap Perilaku Kesiapsiagaan Bencana Banjir Pada Siswa SMAN 2 Tuban". Jurnal Kesehatan Mesencephalon., 5(2), 88-94.
Gissing, A. (2002). “Business in the Macleay: Commercial Flood Damage”. Annual NSW Floodplain Management Conference, Kempsey, 30 April-3 Mei 2022, 1–17.
Gregg, C. E. et al. (2004). “The perception of volcanic risk in Kona communities from Mauna Loa and Hualālai volcanoes, Hawai’I”. Journal of Volcanology and Geothermal Research, 130(3–4), 179–196.
Harjadi, P et al. Bakornas PB. (2007). Pengenalan karakteristik bencana dan upaya mitigasinya di Indonesia. Direktorat Mitigasi, Lakhar Bakornas PB, Jakarta.
Khasanah, N., Nurrahima, A. (2019). “Upaya Pemeliharaan Kesehatan Pada Korban Banjir Rob”. Jurnal Ilmu Keperawatan Komunitas., 2(2), 15-20.
LIPI-UNESCO/ISDR. (2006). Sistem Peringatan Dini Kesiapsiagaan Bencana Framework Stakeholders Framework. LIPI-UNESCO/ISDR, Jakarta.
LIPI-UNESCO/ISDR. (2006). Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami. LIPI-UNESCO/ISDR, Jakarta
Meinisa, E. T. (2019). “Pola Tindakan Dalam Mengatasi Masalah Kesehatan Masyarakat Korban Banjir (Studi Deskriptif Tentang Mekanisme Survival Terhadap Situasi Bencana Banjir di Kabupaten Lamongan)”, Journal of Chemical Information and Modeling., 53(9), 1689–1699.
Nursana, I.M., Ghaznawie, M., Budu. (2013). “Pengaruh Simulasi Kedaruratan Medik Terhadap Kompetensi Petugas Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Barat”. Jurnal Keperawatan Soedirman., 8(3), 155–162.
Prihantoro, T. & Siwiendrayanti, A. (2017). “Karakterisitk dan Kondisi Lingkungan Rumah Penderita Leptospirosis di Wilayah Kerja Puskesmas Pengandan”. Journal of Health Education., 2(2), 185–191.
Roskusumah, T. (2013). ‘‘Komunikasi Mitigasi Bencana oleh Badan Geologi KESDM di Gunung Api Merapi Prov. D. I. Yogyakarta”. Jurnal Kajian Komunikasi., 1(1), 59-68.
Roviq, A., Purnaweni, H., Suharyanto. (2013).”Pemanenan Air Hujan Sebagai Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Pengungsi Bencana Banjir”. Proceeding Biology Education Conference., 10(1), 1-6.
Suliono. (2018). “Penyediaan Air Bersih Dan Sanitasi Dalam Menghadapi Dampak Kesehatan Akibat Bencana Banjir”. Jurnal Kesehatan Lingkungan., 10(4), 351–359.
Utariningsih, W. & Adiputra, A. (2019). “Analisis Kerentanan Kesehatan Penduduk Pra-Bencana Banjir Di Kabupaten Aceh Barat Daya”, AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh., 5(2), 1-10.
Widayatun, W. & Fatoni, Z. (2013). “‘Permasalahan Kesehatan dalam Kondisi Bencana:Peran Petugas Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat”. Jurnal Kependudukan Indonesia., 8(1), 37–52.
Yanuarto, T et al. (2019). Buku Saku : Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana (Cetakan Keempat). BNPB, Jakarta.