HUBUNGAN DIET DAN AKNE : MITOS, FAKTA ATAU KONTROVERSI?

Main Article Content

Irenne Ferlinika
Linda Julianti Wijayadi
Meilani Kumala

Abstract

Akne Vulgaris  (AV) merupakan  masalah  kulit  yang  paling  sering  dijumpai  dan ber­ dampak panting pada kualitas hidup. Akne Vulgaris terjadi 28-62% pada seluruh popu­ lasi di dunia. Akne Vulgaris dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk dari komedo (lesi noninflamasi), lesi inflamasi superfisial (papul, pustul), dan lesi inflamasi profunda (nodul, kistik). Lesi inflamasi terjadi pada saat kolonisasi bakteri Propionibacterium  ac­ nes pada unit pilosebasea dan menyebabkan ruptur dan reaksi kaskade oleh neutrofil. Sebagian besar masyarakat dan pasien AV menganggap bahwa diet merupakan faktor panting dalam patogenesis AV. Makanan yang dianggap berperan dalam AV terutama adalah coklat, makanan manis, makanan berlemak. Berdasarkan studi sebelum tahun 2007, disimpulkan  bahwa AV secara primer disebabkan  oleh faktor genetik dan hor­ monal. Studi yang lebih baru oleh Walton menyatakan  bahwa sekresi sebum pada AV dipengaruhi oleh faktor genetik. Dewasa ini, diketahui bahwa AV secara klinis, peruba­ han ekspresi gen juga dimediasi oleh faktor lingkungan seperti diet.  Banyak studi dan literatur menyatakan adanya hubungan AV dengan konsumsi diet tertentu. Berdasarkan penelitian,  diet indeks glikemik rendah telah menunjukkan  efek terapi yang signifikan dalam mengurangi jumlah lesi dan menurunkan  keparahan AV. Konsumsi  susu (susu murni, susu skim) dan konsumsi makanan dengan kadar yodium tinggi meningkatkan durasi dan mengeksaserbasi  AV. Belum ada bukti yang menyatakan bahwa konsumsi cokelat berpengaruh pada AV, Konsumsi kacang dan makanan pedas tidak menyebab­ kan AV. Kandungan  Zn dan vitamin A, 83,0, E dalam makanan dapat mencegah dan mengurangi gejala AV.

Article Details

Section
Tinjauan Pustaka
Author Biographies

Linda Julianti Wijayadi, FK Universitas Tarumanagara

Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Meilani Kumala, FK Universitas Tarumanagara

Ilmu Gizi