PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMASARAN DAN DISTRIBUSI BAGI KELOMPOK WANITA PAGODA DI LEBAK-BANTEN

Main Article Content

Rosali Sembiring
Miguna Astuti
Jenji Gunaedi Argo

Abstract

The Covid 19 pandemic which affected all sectors, one of which is MSMEs, the PKM team tried to take a closer look at the conditions of MSMEs in Lebak Banten. Partners are women's groups. PAGODA (KWP) is a group of housewives domiciled in the village of Cigundi, founded on the basis of shared interests, environmental, socioeconomic and resource conditions and especially on the basis of familiarity. KWP produces enye-enye which is a typical food of Lebak-Banten. From the survey results, partners' problems were obtained, namely low understanding of marketing management and low understanding of product distribution and low understanding of the marketing mix activities of the products produced. The service team and partners agreed to conduct training and mentoring for KWP members regarding the problems faced by partners. The method of implementing community partnership program activities is the participatory method, namely the collaboration between the service team and KWP members. This method is used so that partners can apply it after training and assistance in marketing management, distribution and marketing mix of the products of KWP members so that they can advance their business. After training and mentoring, KWP members already have an understanding of the need for marketing management, distribution and marketing mix for products using the internet in marketing products. To face the competition, it requires a more attractive flavor and shape. KWP members are ready to implement the results of training and mentoring in the community partnership program they receive from the service team

 

ABSTRAK:

Pandemi Covid 19 berdampak kepada semua sektor salah satunya adalah UMKM, tim PKM mencoba melihat lebih dekat kondisi UMKM di Lebak Banten. Mitra adalah kelompok wanita PAGODA (KWP) merupakan kelompok ibu rumah tangga yang berdomisili di kampung Cigundi. KWP didirikan atas dasar kesamaan kepentingan, kondisi lingkungan, sosial ekonomi dan sumber daya serta terutama atas dasar keakraban. KWP memproduksi enye-enye yang merupakan makanan ciri khas Lebak – Banten. Dari hasil survey diperoleh permasalahan mitra yaitu rendahnya pemahaman manajemen pemasaran, rendahnya pemahaman akan distribusi produk serta rendahnya pemahaman kegiatan bauran pemasaran produk yang diproduksi. Tim pengabdi bersama mitra sepakat melakukan pelatihan dan pendampingan kepada anggota KWP terhadap permasalahan yang dihadapi mitra. Metode pelaksanaan kegiatan program kemitraan masyarakat adalah metode partisipasi yaitu kerjasama antara tim pengabdi dan anggota KWP. Metode ini digunakan agar mitra bisa menerapkannya setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan akan manajemen pemasaran, distribusi dan bauran pemasaraan atas hasil  produk anggota KWP  sehingga dapat memajukan usaha mereka. Setelah di lakukan pelatihan dan pendampingan anggota KWP sudah memiliki pemahaman akan perlunya manajemen pemasaran, distribusi dan bauran pemasaraan atas hasil  produk dengan menggunakan internet dalam memasarkan produk. Untuk menghadapi persaingan diperlukan varian rasa dan bentuk yang lebih menarik. Anggota KWP siap untuk mengimplementasikan hasil pelatihan dan pendampingan dalam program kemitraan masyarakat yang mereka terima dari tim pengabdi

Article Details

How to Cite
Sembiring, R., Astuti, M., & Argo, J. G. (2021). PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMASARAN DAN DISTRIBUSI BAGI KELOMPOK WANITA PAGODA DI LEBAK-BANTEN. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 4(1). https://doi.org/10.24912/jbmi.v4i1.10925
Section
Articles

References

Afandy, A. (2010). Perencanaan portofolio aplikasi mendatang berdasarkan strategi bisnis pt. krakatau industrial estate Cilegon unit otonom krakatau steel building management. Surabaya.

Alimudin, A., & Sasono, A. D. (2015). Peningkatan daya saing produk konveksi usaha kecil berbasis iptek di desa tri tunggal kecamatan babat lamongan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Terapan SV UGM, Indonesia, 64-68.

Astuti, M., & Handayani. T. (2020). E-marketing bagi pelaku umkm. Kaibon Abhinaya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 21-26. https://doi.org/10.30656/ka.v2i1.1688.

Gangeshwer, D. K. (2013). E-commerce or internet marketing: A businessreview from Indian context. International Journal of u- and e-Service, Science and Technology, 6(6), 187-194.

Ghozali, K. (2011). Pembuatan protofolio aplikasi mendatang pada perusahaan jasa konstruksi. Jurnal Sistem Informasi, 4(1), 28-36.

Kelompok Wanita Pagoda. (2020). Lebak-Banten.

Kementerian Perindustrian. (2014, Januari 20). Kemenperin dorong pengolahan bahan baku lokal. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. http://www.kemenperin.go.id/artikel/8394/Kemenperin-Dorong-Pengolahan-Bahan-Baku-Lokal.

Kementerian Perindustrian. (2015, 24 Juni). Cinta produk dalam negeri digalakkan lagi. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. http://www.kemenperin.go.id/artikel/12422/Cinta-Produk-Dalam-Negeri- Digalakkan-Lagi.

Rosali, E. (2018). Marketing strategy of leather businesses with qspm method in Rangkasbitung district Lebak-Banten. International Journal of Social Science & Economic Research, 3(11).

Susanti, N. (2018). Perancangan e-marketing umkm kerajinan tas. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro dan Ilmu Komputer, 9(1), 717-722. https://doi.org/10.24176/simet.v9i1.2042.

Sudaryanto, R., & Wijayanti, R. R. (2013). Strategi pemberdayaan umkm menghadapi pasar bebas Asean. Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan.

Zuhal. (2010). Knowledge and innovation platform kekuatan daya saing. PT. Gramedia Pustaka Utama. https://books.google.co.id/books?id=afwzgZweSFUC&pg=PA212&lpg=PA 212&dq=di+indonesia+masih+kurang+bahan+baku+menjadi+bernilai+tambah+ekonomi&source=bl&ots=JeOZ8E8X5-&sig=d56p_BW5DSBdomT22rgbM-soIpk&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjortx9djYAhVF5rwKHQPMBNwQ6AEIKTAA#v=onepage&q=di%20indonesia%20masih%20kurang%20bahan%20baku%20menjadi%20bernilai%20tambah%20ekonomi&f=false.

Most read articles by the same author(s)