BERKREASI TANPA MERUSAK BUMI: KOMUNIKASI LINGKUNGAN DI RUMAH BELAJAR PELANGI NUSANTARA

Main Article Content

Sisca Aulia
Lishia Wudjud

Abstract

Creative communication-based environmental education activities carried out at Rumah Belajar Pelangi Nusantara are an innovative form of non-formal education that targets marginalized children in the Rawamangun under-bridge area, Jakarta. This learning house, previously known as Sekolah Kolong Pelangi, was founded by Valentina Sastrodihardjo with a vision to instill the values ​​of diversity, Pancasila, and love for the homeland in children who do not have access to formal education due to administrative and economic limitations. Through a participatory approach, children are invited to create works of art and handicraft products from used and environmentally friendly materials. The purpose of this activity is to raise awareness that good communication can produce creativity that has a selling value, shape character, and develop critical and creative thinking skills. This program is a means of training sustainable life skills that are relevant to today's environmental challenges. The results of the activity show that a contextual, inclusive, and fun educational approach can be applied effectively even with limited infrastructure and resources. Children showed significant improvements in environmental awareness, self-confidence, and their ability to express ideas through creative media. The Pelangi Nusantara Learning House is a transformative learning model that integrates national values with the principles of environmental sustainability, while strengthening the role of alternative education in forming a young generation that is resilient, empowered, and cares about the future of the earth.


 


ABSTRAK


Kegiatan edukasi lingkungan berbasis komunikasi kreatif yang dilaksanakan di Rumah Belajar Pelangi Nusantara merupakan bentuk inovatif dari pendidikan nonformal yang menyasar anak-anak marjinal di kawasan kolong jembatan Rawamangun, Jakarta. Rumah belajar ini, yang sebelumnya dikenal sebagai Sekolah Kolong Pelangi, didirikan oleh Valentina Sastrodihardjo dengan visi untuk menanamkan nilai-nilai kebhinekaan, Pancasila, dan cinta tanah air pada anak-anak yang tidak memiliki akses ke pendidikan formal karena keterbatasan administratif dan ekonomi. Melalui pendekatan partisipatif, anak-anak diajak menciptakan karya seni dan produk kerajinan tangan dari bahan bekas dan ramah lingkungan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran dengan berkomunikasi yang baik dapat menghasilkan kreatifitas memiliki nilai jual, membentuk karakter, serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Program ini menjadi sarana pelatihan keterampilan hidup berkelanjutan yang relevan dengan tantangan lingkungan masa kini. Hasil dari kegiatan menunjukkan bahwa pendekatan edukatif yang kontekstual, inklusif, dan menyenangkan dapat diterapkan secara efektif bahkan dalam keterbatasan infrastruktur dan sumber daya. Anak-anak menunjukkan peningkatan signifikan dalam kepedulian terhadap lingkungan, rasa percaya diri, serta kemampuan mereka dalam mengekspresikan gagasan melalui media kreatif. Rumah Belajar Pelangi Nusantara menjadi model pembelajaran transformatif yang mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dengan prinsip keberlanjutan lingkungan, sekaligus memperkuat peran pendidikan alternatif dalam membentuk generasi muda yang tangguh, berdaya, dan peduli terhadap masa depan bumi.


 

Article Details

Section
Articles

References

Ajisuksmo, C. R. P., Paramitha, E. D. E., Steffi, K., Sunjaya, L. F. N., Johan, V. C., & Agustian, M. (2024). Pendidikan anak marjinal, keterampilan hidup dan media literasi: Pembekalan untuk tutor PKBM dalam mendampingi anak marjinal. Martabe: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, 7(1), 1–10. https://doi.org/10.31604/martabe.v7i1.1-10

Aulia, S., Suzanti, L., & Widjayatri, R. D. (2024). Pengembangan kreativitas anak usia 5–6 tahun melalui pemanfaatan barang bekas anorganik. Murhum: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 783–795. https://doi.org/10.37985/murhum.v5i2.234

Mayar, F., Uzlah, U., Nurhamidah, N., Rahmawati, R., & Desmila, D. (2022). Pengaruh lingkungan sekitar untuk pengembangan kreativitas anak usia dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 4794–4802. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i5.1943

Muliasari, D., Efendi, T. F., Suprihati, S., Budiyono, B., & Sumadi, S. (2024). Edukasi lingkungan bersama: Gerakan hijau di sekitar kampus ITB AAS Indonesia. Budimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 6(1), 40–47. https://doi.org/10.36787/budimas.v6i1.298

Nurhidayati, N., Handayani, D., & Wahyuni, I. (2022). Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendidikan Lingkungan Berbasis Komunitas untuk Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia, 7(2), 145–154. https://doi.org/10.25077/jpmi.v7i2.1023

Parida, R. A., Rimawati, R., Indriani, S., Neliana, & Erniati. (2024). Pemanfaatan sampah melalui daur ulang kreatif untuk meningkatkan kreativitas siswa SDN 143 Inpres Leko. Panrannuangku: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(4), 122–130. https://doi.org/10.46899/panrannuangku.v4i4.1526

Rahmah, N., & Irawati, R. (2020). Tantangan Anak Tanpa Akta Kelahiran dalam Mengakses Pendidikan Formal: Tinjauan Hak Anak. Jurnal Sosial Humaniora, 11(1), 58–67. https://doi.org/10.31940/jsh.v11i1.2231

Saputro, B. A. (2021). Peran Pendidikan Lingkungan dalam Membangun Kesadaran Ekologis Anak Sejak Dini. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 6(3), 201–209. https://doi.org/10.24832/jpnk.v6i3.1285

Widayanto, M. F. A., & Sugito. (2025). Sosialisasi TPS3R untuk meningkatkan pemahaman kesadaran lingkungan dan ekonomi kreatif warga Kelurahan Sumber Rejo. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN), 6(1), 448–455. https://doi.org/10.53688/jpkmn.v6i1.389