PENGAMATAN KESESUAIAN TATA GUNA LAHAN DI SUB KAWASAN 2 MANGGARAI JAKARTA SELATAN

Main Article Content

Nina Carina
Angelita Natasya
Putri Mentari Supit
Angel Stevany

Abstract

Since it was still called Batavia, Jakarta has been the center of government. The strategic location of Jakarta with its port has for centuries made this city grow and develop continuously. All changes and developments occur quickly, both planned and unplanned. For this reason, the Jakarta City Government created Urban Design Guidelines (UDGL) to guide all development directions towards a better Jakarta. The relocation of the National Capital to Kalimantan will result in DKI Jakarta being transformed into DK Jakarta; the center of the national economy and a global city. Transportation system support to overcome congestion has been implemented and continues to be planned in various ways, such as providing various integrated public transportation systems, to developing city areas that are oriented towards public transportation systems commonly known as TOD (Transit Oriented Development). Manggarai Station is the busiest station in Jabodetabek and is planned to become a central station. Thus, the Manggarai area is one of the locations that will be developed as a TOD.  Unfortunately, the Manggarai area does not have UDGL. Using the descriptive identification method obtained through direct observation in the field and comparing it with the land use contained in the Detailed Jakarta Spatial Plan and Land Use Theory, findings, suggestions, and recommendations were obtained to be used for DCKTRP as consideration in preparing the Manggarai Area UDGL in the future. Observations on the suitability of land use in Sub Region 2 are an inseparable part of the 3 observations carried out in the Manggarai Area.


ABSTRAK


Sejak masih bernama Batavia, Jakarta telah menjadi pusat pemerintahan. Letak kota Jakarta yang strategis dengan pelabuhannya selama berabad-abad menjadikan kota ini tumbuh dan berkembang terus menerus. Segala perubahan dan perkembangan terjadi dengan cepat, baik terencana maupun tidak terencana. Untuk itu, Pemerintah Kota Jakarta membuat Pedoman Rancang Kota (PRK) atau Urban Design Guidelines (UDGL) untuk memandu segala arah pembangunan menuju Jakarta yang lebih baik. Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan akan mengakibatkan DKI Jakarta menjelma menjadi DK Jakarta, yaitu kota yang menjadi pusat perekonomian nasional dan kota global. Dukungan sistem transportasi untuk mengatasi kemacetan telah dilaksanakan dan terus direncanakan dengan berbagai cara, seperti penyediaan berbagai sistem transportasi umum yang terintegrasi, hingga pengembangan kawasan kota yang berorientasi pada sistem transportasi umum atau biasa dikenal dengan TOD (Transit Oriented Development). Stasiun Manggarai merupakan stasiun tersibuk di Jabodetabek dan direncanakan menjadi stasiun sentral. Dengan demikian Kawasan Manggarai menjadi salah satu lokasi yang akan dikembangkan sebagai TOD.  Sayangnya, saat ini kawasan Manggarai belum memiliki PRK. Dengan metode identifikasi deskriptif yang diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan dan membandingkannya dengan tata guna lahan yang tertuang pada Rencana Detail Tata Ruang Jakarta serta teori Tata Guna Lahan pada Kawasan TOD, diperoleh temuan, saran dan rekomendasi untuk dijadikan bahan pertimbangan oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (DCKTRP) dalam penyusunan PRK Kawasan Manggarai kedepannya. Pengamatan kesesuaian tata guna lahan di Sub Kawasan 2 merupakan satu bagian tak terpisahkan dari 3 pengamatan yang dilakukan di Kawasan Manggarai.


 

Article Details

Section
Articles

References

Adhiprasasta, M. A., & Noerwasito, V. T. (2018). Pengembangan Stasiun Pusat RegionaL di Manggarai–Jakarta Selatan. Jurnal Sains dan Seni ITS, 7(1), 14-18.

Ardiyanto, W. (2022).Tidak Lagi Jadi Ibukota, Tata Ruang Jakarta di kaji). Retrieved October 6, 2023, from https://www.rumah.com/berita-properti/2022/11/207129/tidak-lagi-jadi-ibukota-tata-ruang-jakarta-dikaji

Ayuningtias, S. H., & Karmilah, M. (2019). Penerapan transit oriented development (tod) sebagai upaya mewujudkan transportasi yang berkelanjutan. Pondasi, 24 (1), 45.

Group, World Bank. (2021). Transit-Oriented Implementation Resources & Tools, New York: The World Bank.

Huri, D. (2014). Penguasaan Kosakata Kedwibahasaan Antara Bahasa Sunda Dan Bahasa Indonesia Pada Anak-Anak (Sebuah Analisis Deskriptif-Komparatif). JUDIKA (Jurnal Pendidikan UNSIKA), 2(1).

Institute for Transportation and Development Policy,. New York: ITDP, 2017. www.itdp.org, diakses 2024 September 28, TOD Standard, 3rd ed

Sanusi, A. F. R., Waloejo, B. S., & Yudono, A. (2023). Penerapan Konsep Transit Oriented Development (TOD) di Kawasan Manggarai. Planning for Urban Region and Environment Journal (PURE), 12(2), 215-226.

Sitorus, A. M. H. (2022). Sistem Transportasi Terintegrasi di DKI Jakarta: Analisis Transformasi Berkeadilan Sosial. Jurnal Sosiologi Andalas, 8(1), 31-41.