PENDAMPINGAN PENYUSUNAN LAPORAN PENJUALAN KONSINYASI PADA GALLERY SENI SELASAR 10
Main Article Content
Abstract
Consignment sales are the best alternative choice because there are several advantages and have relatively smaller risks. The benefits obtained are not only from the person who entrusts the goods/depositor but also the recipient of the goods/commissioner. Among these benefits are that the company can expand its marketing area, the recipient of the goods does not need a large capital to increase their merchandise and the consignor does not bother to rent a place to sell their merchandise and the consignor does not bother to rent a place to sell their merchandise so that it can save on space costs. The PKM topic that we will implement is training in compiling consignment sales reports at the Selasar 10 Gallery Shop. Mitra's business field is a gallery that sells various handicraft and fashion products from various brands. This gallery functions as a destination channel to accommodate the best products from several craftsmen and is sold with a consignment or consignment system. The problem found during the interview with Mitra was that the consignment sales recording system was still relatively simple and manual. So with this problem, the PKM Team offers a solution to provide knowledge sharing by providing training on how to record consignment sales more systematically and meet the rules of financial reporting in accordance with applicable accounting standards. The target outputs to be achieved from this training activity are: Mandatory outputs in the form of publications in the Serina journal and additional outputs in the form of IPR.
ABSTRAK
Sistem jual konsinyansi menjadi alternatif pilihan terbaik karena memiliki beberapa keuntungan dan memiliki resiko yang relative lebih rendah. Keuntungan yang didapatkan dari kedua pihak yaitu pihak penitip dan pihak komisioner. Keuntungnan tersebut adalah perusahaan (pihak penitip) dapat memperluas daerah penjualannya, sedangkan pihak penerima barang tidak memerlukan modal yang besar untuk memperbanyak barang dagangannya dan penitip barang tidak menyewa tempat untuk menjual barang dagangannya sehingga dapat menghemat biaya tempat. Topik PKM yang akan kami laksanakan adalah pelatihan penyusunan laporan penjualan konsinyasi pada Gallery Shop Selasar 10. Bidang usaha Mitra adalah sebuah galery yang menjual berbagai produk handycraft dan fashion dari berbagai merk. Gallery ini berfungsi sebagai kanal destinasi untuk menampung produk-produk terbaik dari beberapa pengrajin dan dijual dengan sistem titip jual atau konsinyasi. Permasalahan yang ditemukan pada saat wawancara dengan Mitra adalah sistem pencatatan penjualan konsinyasi tersebut masih relatif sederhana dan manual. Sehingga dengan masalah tersebut pihak Tim PKM menawarkan solusi untuk memberikan sharing ilmu dengan memberikan pelatihan bagaimana mencatat penjualan konsinyasi tersebut lebih sistematis dan memenuhi kaidah aturan pelaporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Target luaran yang akan dicapai atas kegiatan pelatihan ini adalah: Luaran wajib berupa publikasi pada jurnal Serina dan luaran tambahan berupa HKI.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Africa, L. A., & Sunani, A. (2017). Peningkatan kinerja dalam membuat laporan keuangan sebagai syarat aplikasi pendanaan kepada bank (Mitra LBB Leaf English Course Gresik, Jawa Timur). Prosiding SNasPPM, 2(1), 313–316.
Anisha, L., Rochmawati, R., & Hariman, I. (2023). Aplikasi berbasis web untuk pencatatan penjualan konsinyasi, pemesanan produk, dan penyusunan laporan laba rugi pada UMKM Chubby, Yogyakarta. eProceedings of Applied Science, 10(5).
Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Pusat. (2020). Profil UMKM di Jakarta Pusat.
Damayanti, R., & Rompis, A. I. (2021). Penguatan peran UMKM melalui pendampingan pembuatan laporan keuangan. Magistrorum et Scholarium: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(3), 379–390.
Gotsi, M., & Wilson, A. M. (2001). Corporate reputation: Seeking a definition. Corporate Communications: An International Journal, 6(1), 24–30. https://doi.org/10.1108/13563280110381189
Gustiawan, H. (2019). Pengetahuan akuntansi pelaku usaha mikro kecil dan menengah terhadap laporan keuangan. Jurnal Ilmiah Indonesia, 8(5), 55.
Hadiyati, E. (2015). Marketing and performance of SMEs in the Indonesian creative industry. Journal of Business and Management, 17(8), 25–31.
Hutter, K., Hautz, J., Dennhardt, S., & Füller, J. (2013). The impact of user interactions in social media on brand awareness and purchase intention: The case of MINI on Facebook. Journal of Product & Brand Management, 22(5/6), 342–351. https://doi.org/10.1108/JPBM-05-2013-0299
Indonesia Branding Association. (2018). Panduan branding untuk CIMICM.
Keller, K. L. (1993). Conceptualizing, measuring, and managing customer-based brand equity. Journal of Marketing, 57(1), 1–22. https://doi.org/10.1177/002224299305700101
Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing management (15th ed.). Pearson Education.
Pavlou, P. A., & Stewart, D. W. (2000). Measuring the effects and effectiveness of interactive advertising: A research agenda. Journal of Interactive Advertising, 1(1), 62–78. https://doi.org/10.1080/15252019.2000.10722043
Rangkuti, F. (2009). Strategi promosi yang kreatif & analisis kasus integrated marketing communication. Gramedia Pustaka Utama.
Rayyani, W. O., Abdi, M. N., Winarsi, E., & Warda, W. (2020). Peningkatan daya saing UMKM melalui optimalisasi penyusunan laporan keuangan. Jurnal Dedikasi Masyarakat, 3(2), 97–105.
Ridwan, M., & Pasaribu, R. (2019). Pendampingan UMKM melalui branding di Kota Bandung. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 45–55.
Sunani, A., & Effendi, M. B. (2022). Pendampingan Toko Dias Jagir Wonokromo Surabaya Jawa Timur dalam penyusunan laporan penjualan konsinyasi. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMSI), 2(4), 1243–1248.