PENDAMPINGAN KADER KESEHATAN KECAMATAN CINERE DEPOK DALAM UPAYA MENCEGAH STUNTING DENGAN METODE CARA BELAJAR INSAN AKTIF

Main Article Content

Dhigna Luthfiyani Citra Pradana
Luthfiah Dewi Sartika
Eldiza Puji Rahmi
Annisa Farida Muti
Andiri Niza Syarifah
Primayanti Nurul Ilmi

Abstract

Malnutrition in children who are stunted occurs from the baby in the womb to after birth or commonly called the First 1,000 Days of Life (HPK). Stunting prevention is more effective than stunting treatment. Therefore, the purpose of this community service is to assist health cadres of Cinere sub-district in preventing stunting. The method used in this community service is education on how to learn active people and participants are given pre-test and post-test. The activeness of community service participants is expected to make it easier to understand stunting prevention education by seeing and discussing vitamins and minerals needed in stunting prevention. The results of community service were followed by 113 people divided into 4 villages in Cinere District, Depok City. Most of the participants were mothers so that information and implementation of stunting prevention could be seen immediately. There was a significant difference of 0.000 between pretest and posttest values analyzed using  the Wilcoxon test  on SPSS.  The results of the pre-test and post-test assessments, attitudes and understanding of health cadres in Cinere sub-district increased by an average of around 87, so it can be assumed that the participants had understood the educational material for stunting prevention in Cinere sub-district, Depok city.


Kekurangan gizi pada anak yang mengalami stunting terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga setelah lahir atau biasa disebut 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pencegahan stunting lebih efektif dibandingkan pengobatan stunting. Oleh karena itu tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk mendampingi kader Kesehatan kecamatan cinere dalam mencegah kejadian stunting. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu edukasi cara belajar insan aktif serta para peserta diberikan pre-test dan post-test. Keaktifan para peserta pengabdian masyarakat diharapkan dapat memudahkan untuk memahami edukasi pencegahan stunting dengan melihat serta mendiskusikan vitamin dan mineral yang dibutuhkan dalam pencegahan stunting. Hasil pengabdian masyarakat diikuti 113 orang yang terbagi menjadi 4 kelurahan di Kecamatan Cinere Kota Depok. Sebagian besar peserta adalah seorang ibu sehingga informasi dan penerapan pencegahan stunting langsung dapat dilihat hasilnya. Terdapat perbedaan yang signifikan 0,000 antara nilai pretest dan posttest yang dianalisis menggunakan uji Wilcoxon pada SPSS.  Hasil penilaian pre-test dan post-test sikap dan pemahaman kader kesehatan di Kecamatan Cinere meningkat rata-rata sekitar 88 sehingga dapat diasumsikan bahwa para peserta telah paham materi edukasi pencegahan stunting di kecamatan cinere kota depok.


 

Article Details

Section
Articles

References

Agustina, R., Mandala, Z., & Sahara, R. (2020). Hubungan Kadar Serum Feritin dengan Kejadian Stunting pada Anak Talasemia Mayor Relationship Between Ferritin Serum Levels and Occurrence Stunting In Children Thalassemia  Major. Jurnal Ilmiah Kesehatan Husada, 11(1), 265–270. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.263

Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat. (2022). Profil Kesehatan Ibu dan Anak. Badan Pusat Statistik, 2087–4480(04200.2217), 1–14.

Hendryani, A., & Susana, E. (2020). Pengembangan Aplikasi Mobile Health Berbasis Android untuk Monitoring dan Evaluasi Stunting. Jurnal Sehat Mandiri, 15(1), 24–32. https://doi.org/10.33761/jsm.v15i1.188

Husnaniyah, D., Yulyanti, D., & Rudiansyah, R. (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Stunting. The Indonesian Journal of Health Science, 12(1), 57–64. https://doi.org/10.32528/ijhs.v12i1.4857

Latifa, S. N. (2018). Kebijakan Penanggulangan Stunting di Indonesia. Jurnal Kebijakan Pembangunan, 13(2), 173–179.

Mediani, H. S., Nurhidayah, I., & Lukman, M. (2020). Pemberdayaan Kader Kesehatan tentang Pencegahan Stunting pada Balita. Media Karya Kesehatan, 3(1), 82–90. https://doi.org/10.24198/mkk.v3i1.26415

Purnamasari, M., & Rahmawati, T. (2021). Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Kejadian Stunting Pada Balita Umur 24-59 Bulan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(1), 290–299. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i1.490

Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 225–229. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.253

Saputri, R. A., & Tumangger, J. (2019). Munich Personal RePEc Archive Hulu-Hilir Penanggulangan Stunting Di Indonesia. Jurnal of Political Issues, 1(97671).

SSGI. (2023). Hasil Survei Status Gizi Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 77–77. https://promkes.kemkes.go.id/materi-hasil-survei-status-gizi-indonesia-ssgi-2022

Sutarto ., Diana Mayasari., R. I. (2018). Stunting, Faktor Resiko dan Pencegahannya. Agromedicine, 1, 540–545. https://doi.org/10.1201/9781439810590-c34