PENGAWASAN KONSERVASI BANGUNAN PENGHUBUNG ANTARA BANGUNAN INTI DAN BANGUNAN SAYAP CANDRA NAYA

Main Article Content

Naniek Widayati Priyomarsono
Marco Wiliam

Abstract

Candra Naya rupakan satu satunya bangunan Cagar Budaya yang mempunyai gaya arsitektur China tipe landed house. Bangunan tersebut berada di jalan Gajah Mada 188 Jakarta Barat, merupakan awal perjalanan bersejarah menuju Glodok dan Kota Tua Jakarta Utara. Bangunan Candra Naya terdiri dari bangunan inti, bangunan sayap kanan dan kiri serta bangunan Gazebo yang terletak di belakang bangunan inti, telah disyahkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Provinsi oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta tahun 2021. Pada kenyataannya bangunan inti Candra Naya pertama kali di preservasi dan bangunan Sayap di Rekonstruksi serta bangunan Cazebo didirikan kembali pada tahun 2012, sampai saat ini belum pernah diadakan perbaikan secara total. Untuk itu pada tahun ini 2023, akan dimulai perbaikan per bagian dari item bangunan tersebut. Sesuai peraturan perundang-undangan dalam proses penanganan perbaikannya diperlukan seorang ahli Pemugaran Cagar Budaya. Hal ini penting supaya tidak terjadi kesalahan dalam proses penanganannya dan tetap mengacu pada undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang cagar budaya. Adapaun saat ini bangunan yang dilakukan perbaikan adalah bangunan penghubung antara bangunan inti dan bangunan sayap Candra Naya. Penanganan tersebut dimulai dengan pengecekan kerusakan material, penurunan material yang rusak, penggantian material yang sesuai dengan aslinya sampai pemasangan kembali pada tempatnya semula baru dilakukan pekerjaan finishing. Pengabdian Kepada Masyarakat kali ini ingin membantu mengawasi proses pelaksanaan perbaikan bangunan penghubung antara bangunan inti dan bangunan sayap Candra Naya sesuai dengan sertifikat Tenaga Ahli Pemugaran Cagar Budaya yang dipunyai.

Article Details

Section
Articles

References

Ataladjar, Thomas B. dan Sudiyono, 1991, 'Sunda Kelapa' di Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pustaka

Chen, Chia Li. 2007. “Museum and The Shaping of Cultural Identities”. Museum Revolution. Knell, Ed. Simon J., MacLeod, Suzanne dan Watson, Sheila. New York: Routledge. Hlm. 173–188.

Heuken SJ, Adolf dan Pamungkas, Grace. 2000. Galangan Kapal Batavia selama tiga ratus tahun. Jakarta: Cipta Loka Caraka/Sunda Kelapa Lestari.

Heuken SJ, Adolf. 1997. “Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta”, saduran dan revisi Historical Sites of Jakarta, 1995. Jakarta: Cipta Loka Caraka.

Nirwono, Joga. 2005. Museum Taman Prasasti: Upaya Pelestarian dan Revitalisasi Kota. Seminar Pengembangan Museum Taman Prasasti. Jakarta: Seminar Pengembangan museum Taman Prasasti.

Nugroho, Adityo. 2019. Antara Jejak Peradaban dan Kolonial di Museum Bahari https://samudranesia.id/antara-jejak-peradaban-dan-kolonial-di-museum-bahari/

Rahardjo, Supratikno et al., 1996, Sunda Kelapa sebagai Bandar di Jalur Sutra. Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI

Ros Merry, Liu. Tanpa Tahun. Museum Jakarta: UAS Fotografi Arsitektur. Jakarta: Fakultas Teknik Arsitektur UNTAR.

Syahrial, Jalil. 2008. Museum di Tengah Kebun. Jakarta: Yayasan Museum di Tengah Kebun Tropis.

Sendi, Wijaya. 2013. Museum Film Tanah air Indonesia. Jakarta: Fakultas Teknik Arsitektur UNTAR.

Tjadrasasmita, Uka, Sejarah Perkembangan Kota Jakarta, (Jakarta: Pemda DKI, Dinas Museum dan Pemugaran, April 2000)

................................, Sejarah Jakarta Zaman Pra Sejarah Sampai Batavia Tahun + 1755, (Jakarta: Dinas Museum dan Sejarah DKI, 1977)

Tawalinuddin, Haris.2007. Kota dan Masyarakat Jakarta: Dari Kota Tradisional ke Kota Kolonial (Abad XVI-XVIII). Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/dpk/westzijdsche-pakhuizen-menjadi-museum-bahari/, diunduh 1 Maret 2021

https://www.mitramuseumjakarta.org/bahari, diunduh 1 Maret 2021.

Widayati, Naniek, 2023. Rumah Mayor Tionghoa di Jakarta Pasca Konservasi. Jakarta: Subur Jaringan Cetak Terpadu.