PENERAPAN PELATIHAN PENINGKATAN MOTIVASI KERJA PADA KINERJA TERAPIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KLINIK X

Main Article Content

Jollyn Jollyn
Liani Cynthia
Queeny Callista
Debora Basaria

Abstract

Klinik X merupakan klinik yang menyediakan layanan konsultasi dan tes psikologi, serta tempat terapi anak berkebutuhan khusus di Jakarta Barat. Klinik X memiliki 6 terapis dengan keahlian yang berbeda-beda, diantaranya adalah terapis edukasi, terapis listening, terapis wicara, dan terapis okupasi. Klinik X sudah berdiri semenjak tahun 1986 dan memiliki lebih dari 30 klien per harinya. Pada klinik tersebut ditemukan bahwa para terapis kurang menunjukkan motivasi kerja yang baik dan produktivitas menurun semenjak COVID-19. Maka dari itu, terdapat kebutuhan dari pengelola untuk dapat membuat para terapis meningkatkan kinerja. Terkait dengan kegiatan MBKM, maka penulis dan tim bermaksud membantu kebutuhan dari klinik X dengan melakukan pelatihan peningkatan motivasi kerja pada terapis anak berkebutuhan khusus di klinik X dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kinerja terapis dalam menjalankan peran dan fungsi mereka di klinik. Pelatihan ini didahului dengan mengenali lebih dulu kondisi kinerja dari para terapis. Penulis melakukan penelitian kecil kepada 6 terapis. Pre-test dilakukan dengan memberikan alat ukur motivasi kerja dari Herzberg (2003). Data diolah dengan menggunakan statistik deskriptif melalui SPSS 20. Hasil pre-test menujukkan skor motivasi kerja 6 terapis berada pada kategori tinggi (M = 3,23). Kemudian pelatihan berjalan selama 5 sesi dengan mengangkat berbagai materi seperti prestasi dan motivasi kerja, pengembangan diri, mindset, stress management, dan goal setting. Setelah diberikan pelatihan peningkatan motivasi kerja dan dilakukan post-test didapatkan hasil terdapat peningkatan motivasi kerja pada terapis di klinik X (M = 3,32). Sehingga disimpulkan penerapan pelatihan peningkatan motivasi kerja berperan efektif membantu motivasi kerja para terapis di klinik X.

Article Details

Section
Articles

References

Bahri, S., & Nisa, Y. C. (2017). Pengaruh pengembangan karir dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 18(1), 10. https://jurnal.umsu.ac.id/index.php/mbisnis/article/view/1395/1541.

Jannah, A. N., Husin, A., & Hakim, I. A. (2018). Motivasi terapis dalam proses meningkatkan perkembangan anak autisme di Bina Autis Mandiri Palembang. Journal of Nonformal Education and Community Empowerment, 2(1), 74-75. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc/article/view/23445/13521.

Marmawi. (2009). Persamaan gender dalam pengembangan diri. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, 1(2), 176. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jvip/article/view/73.

Putra, Y. S., & Mulyadi, H. (2010). Pengaruh faktor job demand terhadap kinerja dengan burnout sebagai variabel moderating pada karyawan bagian produksi PT. Tripilar Betonmas Salatiga. Among Makarti, 3(6), 48-54. https://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/download/25/23.

Sawitri, N. L. P. D. (2017). Memberikan pujian yang tepat menurut growth mindset. Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(2), 51. https://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW/article/view/963/828.

Suseno, M. N. (2019, November 19). Pengujian psikometris skala psikologi: Motivasi kerja dan motivasi spiritual. Diakses dari https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36622/.

WHO. Int. (2019) Burn-out an "Occupational Henomenon": International Classification of Diseases. https://www.who.int/mental_health/evidence/burn-out/en/.

Winkel, WS. (2004). Psikologi pengajaran. Jakarta: Grasindo