PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI

Main Article Content

Novendy
Shamyra Radiance
Fransiscus Fransmanto
Gita Khusnul Khatimah

Abstract

According to research conducted in Indonesia, the frequency of anemia in young women ranges from 32.6% to 61.1%. The World Health Organization committed to halving the prevalence of anemia in women of childbearing age by 2025 during the 65th World Health Assembly, along with an action plan and global targets for maternal, infant, and child nutrition. In response to these recommendations, the government prioritized the distribution of iron supplements through school institutions to increase the prevention and control of anemia in adolescent girls and women reproductive age. Puskesmas Gembong conducted a survey in December 2022, and showed that 53% of junior high school students had anemia. The distribution of iron supplements has been done to lower the prevalence of anemia in Puskesmas Gembong working region. The evaluation of elevated hemoglobin level has not been completely done. Therefore, The Faculty of Medicine Universitas Tarumanagara health care team decided to measure the hemoglobin levels of students who had taken iron supplements. On 43 female students, the hemoglobin levels were measured. The measurement findings revealed a 1.01 gr/dL increase in hemoglobin levels. Additionally, 11 (25.6%) female students had hemoglobin levels that were back to normal. Hemoglobin levels have been able to rise when iron supplements were given to female students who had anemia. Therefore, it is recommended that these procedures continue, from screening  through the distribution of iron supplements to individuals who require them. So that less young women in Indonesia would get anemia and will become healthier holistically.


Prevalensi anemia pada remaja putri berdasarkan data dari berbagai penelitian di berbagai lokasi di Indonesia berkisar antara 32.4-61%. Badan Kesehatan Dunia dalam World Health Assembly ke-65 telah sepakat dan berkomitmen untuk dapat menurunkan setengah prevalensi kejadian anemia terutama pada wanita usia subur pada tahun 2025. Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, Indonesia melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dan wanita usia subur dengan pemberian tablet tambah darah melalui sekolah. Hasil survei Puskesmas Gembong bulan Desember 2022 mendapatkan sebanyak 53% siswi SMP-SMA mengalami anemia dari ringan hingga berat. Pemberian tablet tambah darah telah dilakukan untuk menurunkan angka kejadian anemia di wilayah kerja Puskesmas Gembong. Namun hasil penilaian peningkatan nilai hemoglobin belum sepenuhnya dilakukan. Maka dengan itu, tim bakti kesehatan Fakulatas Kedokteran Universitas Tarumanagara melakukan kegiatan bakti kesehatan berupa pengukurun kadar hemoglobin pada remaja putri yang telah mendapatkan tablet tambah darah. Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan pada 43 orang siswi. Hasil pengukuran didapatkan adanya peningkatan kadar hemoglobin sebesar 1.01 gr/dL. Selain itu didapatkan sebanyak 11 (25,6%) siswi yang kadar hemoglobinnya kembali ke nilai normal. Tablet tambah darah yang diberikan pada siswi dengan anemia telah mampu meningkatkan nilai kadar hemoglobin. Maka dianjurkan kegiatan seperti tetap terus dilakukan mulai dengan kegiatan skrining hingga pemberian tablet tambah darah bagi mereka yang membutuhkan. Sehingga kasus kejadian anemia terutama pada remaja putri di Indonesia akan semakin berkurang dan remaja putri di Indonesia akan tumbuh semakin sehat.

Article Details

Section
Articles

References

Hartanti, S & Desmariyanti. (2021). The effect of iron (Fe) tablets to the anemia status of adolescent women. Maternal and Neonatal Health Journal. 2 (2). 55-59. doi: https://doi.org/10.37010/mnhj.v2i2.321

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI). (2018a). Kenali Maslaah Gizi Yang Ancam Remaja Indonesia. Retrieved from: https://www.kemkes.go.id/article/print/18051600005/kenali-masalah-gizi-yang-ancam-remaja-indonesia.html.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI). (2018b). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Retrived from: https://promkes.kemkes.go.id/buku-pedoman-pencegahan-dan-penanggulangan-anemia-pada-remaja-putri-dan-wanita-usia-subur.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Kemkes RI). (2019). Hasil Laporan Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB). Retrieved from: https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/lpb/article/view/3539.

Kurniawan, Y. A., Muslimatun, S., Achadi, E. L., & Sastroamidjojo, S. (2006). Anaemia and iron deficiency anaemia among young adolescent girls from the peri urban coastal area of Indonesia. Asia Pacific journal of clinical nutrition, 15(3), 350–356.

Marudut. (2012). Efikasi Bubuk Tabur Gizi terhadap Status Zat Besi Santri Remaja Putri di Pondok Pesantren (Disertasi). Bogor: Fakultas Ekologi Manusia – InstitutPertanian Bogor.

McLean, E., Cogwell, M., Egli, L., Wojdyla, D., & De Benoist, B. (2009). Worldwide prevalence of Anemia, WHO Vitamin and Mineral Nutrition Information System 1993-2005. Public Health Nutrition, 12 (4), 444-454. doi: https://doi.org/10.1017/S1368980008002401.

World Health Organization (WHO). (2005). Vitamin and Mineral Nutrition Information System (VMNS). WHO Global Database on Anemia. Available download at http://www.who.int/vmnis/anemia/data/database/countries/idn_ida.pdf.

World Health Organization (WHO). (2011). Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment for severity. Retrieved from: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/85839/WHO_NMH_NHD_MNM_11.1_eng.pdf

World Health Organization (WHO). (2012) Sixty Fifth World Health Assembly. Retrieved from: https://apps.who.int/gb/DGNP/pdf_files/A65_REC1-en.pdf.

Zaddana, C., Indriani, L., Nurdin, N, M., dan Sembiring, M, O. (2019). Pengaruh edukasi gizi dan pemberian tablet tambah darah (TTD) terhadap kenaikan kadar hemoglobin remaja putri. Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi. 9 (2). 131-137. doi: https://doi.org/10.33751/jf.v9i2.1606