INOVASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK PADA USAHA PAKAIAN BATIK MILENIAL

Main Article Content

Muhammad Bintang Prajogi
louis Utama
Verawati

Abstract

Batik is one part of the original cultural works of the archipelago which is much admired by audiences from all over the world. However, over time, batik is often identified with formal clothing that is old-fashioned, stiff, and is only worn by elderly people in Indonesia. To increase the value of batik, batik needs to be adapted to the interests of the millennial generation, including visuals on batik so that it has better commercial value and attractiveness. This activity helps one of the batik clothing businesses at Boutique A in developing their business. The products produced in the boutique only focus on women's batik clothing with the target market are adults. The problem with Boutique A is that they don't have batik clothing products for millennials. The advantage of this boutique is that it has a lot of raw materials for batik. This activity helps Boutique A to develop and provide product diversification innovations, especially for the millennials. Innovative products designed specifically for men's batik fashion include batik jackets, batik shirts, and shirts with batik patchwork accents with modern designs. With the creation of this new product, Boutique A will give birth to a new second brand with a different vision, mission and target market. It is hoped that with the development of these new products, Boutique A's business performance will increase.


 


Batik merupakan salah satu bagian dari karya budaya asli Nusantara yang banyak dikagumi oleh khalayak dari berbagai penjuru dunia. Namun seiring berjalannya waktu, batik kerap kali diidentikkan dengan busana formal yang kuno, kaku, dan hanya dikenakan oleh orang-orang tua di Indonesia. Guna meningkatkan nilai batik, kerajinan batik perlu disesuaikan dengan ketertarikan generasi milenial, meliputi visual pada batik sehingga memiliki nilai komersial dan daya tarik yang lebih baik. Kegiatan ini membantu salah satu usaha pakaian batik pada Butik A dalam mengembangkan usahanya. Produk yang dihasilkan dalam usaha butik tersebut hanya berfokus pada pakaian batik wanita dengan target pasar usia dewasa. Permasalahan pada Butik A adalah tidak memiliki produk busana batik untuk kaum milenial. Adapun kelebihan butik ini adalah memiliki bahan baku material batik yang sangat banyak. Kegiatan ini membantu bagaimana Butik A dapat mengembangkan dan memberikan inovasi diversifikasi produk, khususnya untuk target pasar kaum millennial. Produk inovasi yang dirancang khususnya produk fashion batik pria diantaranya jaket batik, kemeja batik, dan kaos dengan aksen patchwork batik dengan desain yang modern. Terciptanya produk baru ini memungkinkan Butik A melahirkan second brand baru dengan visi dan misi serta target pasar yang berbeda. Adanya pengembangan produk baru tersebut, diharapkan kinerja bisnis Butik A semakin meningkat.

Article Details

Section
Articles

References

Berita Satu. Herman/FMB. (2020). Generasi Milenial Jadi Sumber Kekuatan UMKM Indonesia. https://www.beritasatu.com/ekonomi/700723/generasi-milenialjadi-sumber-kekuatan-umkm-indonesia.

Kodiya, Komarudin. (2016). Revitalisasi Batik Lama Keraton-Keraton Cirebon Dengan 56 MODA, 3(2).

Mahmud, M., Aryanto, V. D. W., & Hasyim, H. (2017). The effect of innovation capability and new product development on marketing performance of batik SMEs. Polish Journal of Management Studies, 15

Nuryakin, U. M. Y. (2018). Competitive Advantage and Product Innovation: Key Success of Batik SMEs Marketing Performance in Indonesia. Academy of Strategic Management Journal, 17

Sunarya, Yan Yan. (2014). Strategi Adaptasi Visual Pada Ragam Hias Batik Sunda.

Yuswohady. (2016). Millennial Trends 2016. http://www.yuswohady.com/2016/01/17/ millennial-trends-2016/.