Penerapan Tema The Scenic of Archipelago pada Perancangan Interior Museum Nasional Indonesia

Main Article Content

Orlando Gamal
Noeratri Andanwerti
Naniek Widayati

Abstract

Pesatnya perkembangan zaman menunjukkan museum tidak lagi hanya berperan sebagai tempat benda koleksi kuno, tetapi juga memiliki fungsi pendidikan sekaligus rekreasi. Museum menjadi tempat favorit bagi orang Eropa untuk dikunjungi. Namun, hal itu tidak terjadi di Indonesia. Pandangan masyarakat yang masih menganggap museum sebagai tempat yang kuno, gelap, kotor, berdebu, kurang interaktif ini menjadikan tingkat kunjungan masyarakat Indonesia ke museum masih sangat rendah, sehingga kurang diminati. Salah satu Museum di Indonesia yaitu Museum Nasional Indonesia masih memperlihatkan cara display yang konvensional sehingga kurang menarik bagi pengunjung yang ada. Jumlah pengunjung museum ini masih sangat sedikit yaitu hanya sekitar 10% dari total pengunjung National Museum of Singapore. Oleh karena itu, dibutuhkan penyajian koleksi yang interaktif dan perencanaan interior akan masalah-masalah program aktivitas, ruang, serta konsep desain yang menarik agar pandangan museum yang debu dan angker dapat berubah menjadi tempat rekreasi dan edukasi yang baik serta berskala internasional. Metode yang dipakai dalam proses perancangan museum ini adalah studi literatur, observasi lapangan, studi banding, space planning, konsep desain, studi alternatif desain dan keputusan desain berupa gambar presentasi dan gambar kerja. Hasil dari proses perancangan adalah mengangkat tema “The Scenic of Archipelago” yang dinilai dapat menggambarkan dan mengangkat budaya Indonesia ke dalam interior Museum Nasional Indonesia untuk Gedung B dan C.

 

Kata kunci: museum, display, interior, interaktif, archipelago

Article Details

Section
Articles