Tarumanagara Medical Journal
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj
<p>Tarumangara Medical Journal (TMJ) adalah jurnal kedokteran dan kesehatan yang dikaji oleh pakar yang ahli dalam bidangnya. Tarumangara Medical Journal berfokus meningkatkan wasasan dan pengetahuan ilmu kedokteran dasar, kedokteran klinis dan kedokteran komunitas dengan pendekatan <em>Evidence-Based Medicine</em> berupa artikel asli.</p><p>Konten Tarumanagara Medical Journal meliputi artikel-artikel terkini dalam bidang Biologi Molekuler, Histopatologi, Alergi dan Imunologi, Studi Sel Punca, Gizi, Geriatri, Farmakologi, Herbal, Infeksi dan Penyakit Tropis, Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Obstetri dan Ginekologi, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Bedah, Neurologi, Oftalmologi, Otolaringologi, Dermatovenerologi, Psikiatri, Radiologi, Forensik, Rehabilitasi Medik dan Kedokteran Olah Raga.</p><p>Jurnal ini dikelola oleh Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara</p><p>ISSN 2654-7147 (Versi Cetak)</p><p>ISSN 2654-7155 (Versi Elektronik)</p>Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagaraen-USTarumanagara Medical Journal2654-7147<p>Penulis yang menerbitkan artikelnya di Tarumanagara Medical Journal (TMJ) setuju dengan ketentuan sebagai berikut:</p><ol><li>Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan jurnal hak publikasi pertama dengan bekerja secara bersamaan dilisensikan di bawah Creative Commons Attribution yang memungkinkan orang lain untuk berbagi karya dengan pengakuan atas kepengarangan dari karya asli dan publikasi dalam jurnal ini.</li><li>Penulis dapat masuk ke dalam pengaturan kontrak tambahan yang terpisah untuk distribusi non-eksklusif jurnal versi pekerjaan yang dipublikasikan (misalnya, memposting ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan publikasi awal dalam jurnal ini.</li><li>Setiap teks yang dikirim harus disertai dengan "Perjanjian Transfer Hak Cipta" yang dapat diunduh melalui tautan berikut: Unduh</li></ol>Dewan Redaksi
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31976
Octavia Dwi Wahyuni
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661iiCover
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31982
Octavia Dwi Wahyuni
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661Hubungan stres dengan pola makan pekerja kantor di Jakarta
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/27354
<p>Respons tubuh individu terhadap apa pun yang membutuhkan perhatian atau tindakan merupakan definisi dari stres. Stres banyak dialami oleh orang dewasa, salah satunya adalah pekerja. Stres juga menyebabkan seseorang dapat makan lebih banyak atau berlebih. Studi ini melihat apakah terhadap hubungan antara Tingkat stress dengan pola makan pada pekerja kantor OCBC NISP di Jakarta. Metode yang digunakan adalah analitik observasional dengan desain <em>cross-sectional</em>. Data variable responden diperoleh melalui kuesioner <em>Perceived Stress Scale</em> (<em>PSS</em>) dan kuesioner <em>Food Record</em> (3x24jam) pada 171 orang pekerja kantor. Analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS. Responden studi mayoritas memiliki pola makan seimbang (126 responden; 73,7%) dan tingkat stres sedang (123 responden; 71,9%). Hasil studi menunjukkan tidak ada hubungan antara stress (<em>p-value</em> = 0,680) terhadap pola makan pada pekerja kantor OCBC NISP di Jakarta.</p>Adeline Cornelia PhelpsDorna Yanti Lola Silaban
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-26611810.24912/tmj.v6i1.27354Pemetaan awal kadar vitamin D dan faktor-faktor yang dapat memengaruhi pada masyarakat di Kelurahan Tomang Jakarta Barat
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/29443
<p>Vitamin D ialah salah satu vitamin larut lemak dan memiliki peran penting dalam homeostasis kalsium dan metabolisme tulang. Kekurangan vitamin D masih banyak terjadi baik di negara maju maupun berkembang, dengan prevalensi di seluruh dunia mencapai 1 miliar orang. Hubungan antara vitamin D dan berbagai masalah kesehatan pada orang dewasa sangatlah kompleks dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya implikasi asupan dan status vitamin D terhadap kesehatan orang dewasa. Usia, ras, penggunaan tabir surya, pengobatan, dan penyakit malabsorpsi merupakan faktor-faktor yang memengaruhi kadar vitamin D. Studi ini bertujuan melihat gambaran awal faktor-faktor yang dapat memengaruhi kadar Vitamin D pada masyarakat di Kelurahan Tomang Jakarta Barat. Studi ini merupakan studi deskriptif dengan desain potong-lintang yang melibatkan 57 subyek. Pada studi ini didapatkan 94,7% subyek mengalami kekurangan Vitamin D. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi antara lain usia, jenis kelamin, riwayat pendidikan, pendapatan, paparan terhadap sinar matahari, indeks massa tubuh, dan lingkar perut. Penelitian lanjutan diperlukan untuk melihat apakah ada hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan kekurangan Vitamin D.</p>Alexander Halim SantosoOlivia CharissaYohanes FirmansyahStanislas Kotska Marvel Mayello TeguhValentino Gilbert Lumintang
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-266191710.24912/tmj.v6i1.29443Faktor risiko stroke pada pasien lanjut usia di Rumah Sakit Royal Taruma
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31067
<p>Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan paling sering di seluruh dunia. Proporsi kejadian stroke tertinggi di Indonesia terjadi pada individu berusia lebih dari 75 tahun. Stroke iskemik menyumbang sekitar 85% kasus, sedangkan stroke hemoragik hanya 15%. Prevalensi stroke di Indonesia mengalami peningkatan dimana pada 2018 angka kasus stroke di Indonesia sudah mencapai 10,9% permil dari 7% permil pada tahun 2013. Faktor risiko stroke terdiri dari faktor yang dapat diubah (hiperlipidemia, diabetes melitus, hipertensi, atrial fibrilasi, komsumsi alkohol, merokok, ketidak aktifan fisik, <em>waist to hip ratio</em>, <em>diet, apolipoprotein B dan A1</em>) dan tidak dapat diubah (usia, jenis kelamin, dan ras). Studi bersifat deskriptif dengan desain potong lintang untuk melihat gambaran faktor risiko pada semua pasien yang mengalami stroke dan berusia > 60 tahun di RS Royal Taruma. <em>Total sampling </em>digunakan untuk pengambilan 90 subjek studi. Variabel pada studi ini adalah usia, jenis kelamin, hipertensi, diabetes melitus, hiperlipidemia, atrial fibrilasi. Sumber data menggunakan data sekunder dari pasien RS Sakit Royal Taruma adalah sumber data. Hasil studi menunjukkan karakteristik pasien stroke lansia pada studi ini adalah lebih banyak berjenis kelamin perempuan, mengalami hipertensi dan kelaianan jantung, menderita dislipidemia, namun sedikit yang menderita diabetes melitus.</p>Alicia HerdimanRini Andriani
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661182210.24912/tmj.v6i1.31067Hubungan usia dan jumlah lekosit terhadap tingkat keparahan apendisitis akut di RS Sumber Waras periode 2020-2023
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31038
<p>Apendisitis ialah peradangan pada apendiks vermiformis, umumnya disebabkan oleh obstruksi lumen. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium seperti jumlah sel darah putih dan CRP, serta dengan bantuan pemeriksaan radiologi seperti <em>CT scan</em> yang memiliki sensitivitas tinggi dalam mengidentifikasi apendisitis akut. Metode studi ini menggunakan analitik <em>cross sectional </em>dengan data rekam medis Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat selama tahun 2020-2023. Total sampel sebanyak 346 subjek dengan menggunakan teknik <em>total sampling</em>. Uji analisis <em>chi square </em>untuk mengetahui hubungan anatara usia dan jumlah leukosit dengan tingkat keparahan apendisitis akut. Subjek studi ini paling banyak pada kelompok usia tidak berisiko (295 subjek;85,3%), jumlah leukosit ≤18.000/µL (314 subjek; 90,8%), dan apendisitis akut tanpa komplikasi (235 subjek; 67,9%). Hail uji analitik tidak didaptkan hubungan yang signifikan anatara usia dengan derajat apendisitis akut (p-value = 0,067; PRR = 1,429). Namun, antara jumlah leukosit dengan derajat keparahan apendisitis akut memiliki hubungan yang signifikan (p-value = 0,000; PRR = 3,310). </p>Amelia Ambar NuraniYonathan Adi Purnomo
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661232910.24912/tmj.v6i1.31038Pengaruh asupan protein terhadap kualitas tidur pegawai bank
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/27717
<p>Kualitas tidur penting untuk kesehatan dan kualitas hidup setiap orang. Seseorang dengan kualitas tidur yang buruk dapat mengalami stres, penurunan kognitif, kelelahan, gangguan kognitif, dan depresi. Sebaliknya, stres dan depresi dapat menurunkan kualitas tidur. Salah satu faktor yang menjaga kualitas tidur adalah serotonin yang dibuat oleh asam amino triptofan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan protein dengan kualitas tidur seseorang. Metode studi yang digunakan ialah analitik observasional dengan pendekatan <em>cross-sectional</em> yang telah diizinkan dan disetujui oleh kantor OCBC NISP Jakarta sebagai tempat pengambilan sampel dan komite etik penelitian Universitas Tarumanagara. Besar sampel studi ini ialah 152 orang yang diambil dengan teknik <em>consecutive sampling</em>. Data karakteristik, asupan protein dan kualitas tidur responden penelitian dikumpulkan masing-masing menggunakan lembar kuesioner identitas, <em>semi quantitative food frequency questionnaire</em> (SQ-FFQ) dan <em>Pittsburgh Sleep Quality Index</em> (PSQI). Hasil studi didapatkan 61,3% orang dengan asupan protein kurang-cukup memiliki kualitas tidur buruk dan 66,7% orang dengan asupan protein lebih juga memiliki kualitas tidur buruk (<em>p-value </em>= 0,576). Kesimpulan studi ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan protein dengan kualitas tidur pada pegawai Bank OCBC NISP Jakarta.</p>Brian Ezra GreinardoDorna Yanti Lola Silaban
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661303710.24912/tmj.v6i1.27717Hubungan antara Perilaku Personal Hygiene dengan Angka Kejadian Konjungtivitis pada Santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur'an Al-Faqihiyah
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/30366
<p>Konjungtivitis umumnya terjadi pada usia 1-25 tahun, terutama pada anak-anak prasekolah dan usia sekolah. Infeksi konjungtivitis dapat meluas dan terjadi melalui kontak langsung serta kontak tidak langsung, yang sebagian besar akibat kebersihan yang buruk dan kurang cuci tangan. Perilaku kebersihan diri (<em>personal hygiene</em>) merupakan salah satu aspek penting dalam menghindari timbulnya suatu penyakit atau infeksi. Perilaku kebersihan diri dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, termasuk pendidikan orang tua, pekerjaan, pengaruh teman sebaya, dan ketersediaan informasi serta fasilitas. Tujuan studi ini ialah untuk mengetahui hubungan antara sikap personal hygiene dengan angka kejadian konjungtivitis pada santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al-Faqihiyah. Studi analitik observasional dengan metode potong lintang ini dilakukan pada 192 santri. Teknik pengambilan responden ialah <em>total sampling</em>. Hasil studi menunjukkan bahwa mayoritas santri mengalami kejadian konjungtivitis (82,8%) dan memiliki kebiasaan kebersihan diri yang tidak baik (74,5%). Pada 143 responden dengan <em>personal hygiene</em> yang kurang baik, didapatkan 137 (95,8%) responden yang memiliki insiden konjungtivitis, sedangkan pada 49 responden dengan personal hygiene yang baik, 22 (44,9%) responden yang mengalami konjungtivitis. Studi ini menemukan adanya hubungan antara sikap personal hygiene dengan kejadian konjungtivitis pada santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al-Faqihiyah (p=0,000; PRR =2,13).</p>Cahaya Dena JulianMeriana Rasyid
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661384310.24912/tmj.v6i1.30366Analisis persepsi persiapan masa tua terkait impecunity pada lansia di panti wreda
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/30101
<p>Masyarakat usia produktif akan memasuki kelompok umur lansia dengan seiringnya berjalannya waktu. Mereka akan berhenti bekerja, baik karena memasuki usia pensiun maupun karena alasan kesehatan. Kondisi tersebut akan mempengaruhi ekonomi mereka. Jika mereka tidak menyiapkan masa tua secara baik, maka dapat berpotensi mengalami kemiskinan/impecunity sehingga kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dengan keuangannya sendiri. Terlebih lagi pada lansia yang bertempat tinggal di panti karena mereka harus membayar panti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi lansia dalam mempersiapkan masa tua dengan terjadinya <em>impecunity </em>saat ini pada lansia di Panti Sasana Tresna Werda RIA Pembangunan, Cibubur, Jakarta Timur; Panti Werda Hana, Banten; dan Panti Werda Wisma Mulia, Jelambar, Jakarta Barat. Penelitian analitik ini menggunakan desain <em>cohort retrospective</em> dan mengumpulkan 71 jumlah sampel lansia. Variabel yang diteliti terdiri dari data pengeluaran, persiapan masa tua, dan persepsi kecukupan masa tua. Pengumpulan data menggunakan teknik <em>non-randomized consecutive sampling</em> dan dianalisis secara statistik menggunakan uji <em>chi square</em>. Studi ini menemukan sebanyak 56 (78,9%) lansia yang mengalami sindrom geriatri <em>impecunity</em> dengan 33 lansia tidak memiliki persiapan masa tua (<em>p-value</em> = <0,001; PR = 1,65; CI 95% = 0,468-0,782). Penelitian ini menemukan adanya hubungan antara persepsi lansia dalam mempersiapkan masa tua dengan terjadinya <em>impecunity</em>.</p>Christopher Bryan SuiDjung Lilya Wati
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661444910.24912/tmj.v6i1.30101Pengaruh status gizi terhadap tingkat hipertensi pada populasi dewasa di Kelurahan Tomang Jakarta Barat
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/29665
<p>Tekanan darah tinggi atau hipertensi memiliki konsekuensi yang signifikan dan dapat fatal karena sering tidak memiliki gejala pada penderita. Peningkatan hipertensi di dunia juga sejalan dengan peningkatan obesitas. Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana status gizi berdampak pada hipertensi pada orang dewasa di Jakarta Barat. Studi analitik ini menggunakan desain <em>cross-sectional</em> terhadap 98 subjek di Kelurahan Tomang. Pengambilan subjek studi menggunakan teknik <em>non-probability sampling. </em>Data yang diambil meliputi indeks massa tubuh dengan mengukur tinggi badan (<em>microtoise</em>), berat badan (timbangan berat digital), dan tekanan darah (<em>sphygmomanometer</em>). Selain itu, data-data terkait biodata, riwayat keluarga, kebiasaan seperti merokok, aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol ditanyakan melalui kuesioner. Hasil studi didapatkan 56 (57,1%) subjek memiliki status gizi berlebih dan 42 (42,9%) subjek dengan status gizi normal. Selain itu, 42 (42,9%) subjek dengan hipertensi dan 56 (57,1%) subjek dengan tidak hipertensi. Hasil studi juga memperlihatkan dari 42 subjek yang memiliki IMT normal, 33 (78,6%) subjek diantaranya tidak mengalami hipertensi. Sebanyak 23 (41,1%) subjek dari 56 subjek dengan status gizi berlebih, tidak mengalami hipertensi. Pada uji statistik, didapatkan hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan kejadian hipertensi dengan nilai p 0,0002 dan nilai <em>prevalence risk ratio</em> (PRR) didapatkan 2,75 yang berarti status gizi berlebih merupakan faktor risiko terjadinya peningkatan tekanan darah. </p>Daniel HuangAlexander Halim Santoso
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661505710.24912/tmj.v6i1.29665Pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap sikap seksual pranikah remaja SMAN 1 Pulau Laut Timur
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/27434
<p>Remaja cenderung bersifat berani menanggung risiko tanpa didahului pertimbangan baik, gemar berpetualang, serta mempunyai keingintahuan yang besar. Hal tersebut meningkatkan risiko timbulnya permasalahan pada remaja, khususnya terkait kesehatan reproduksi. Mayoritas permasalahan remaja terkait kesehatan reproduksi berakar dari minimnya kesadaran, pemahaman, hingga informasi dalam mencapai kondisi sehat secara reproduksi. Tujuan studi ini ialah mengetahui hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dan sikap seksual pranikah remaja di SMAN 1 Pulau Laut Timur. Studi ini merupakan studi deskriptif potong lintang yang dilaksanakan pada bulan Juli 2022 dengan jumlah responden sebanyak 144 orang. Pengambilan respoden menggunakan teknik total sampling dan data variabel dilakukan dengan menggunakan kuesioner mengenai pengetahuan dan sikap seksual pranikah. Hubungan antar variabel menggunakan uji <em>Fisher exact</em>. Hasil studi diperoleh mayoritas tingkat pengetahuan responden mengenai kesehatan reproduksi adalah baik (79,2%) dan sikap responden mayoritas baik (97,2%). Uji <em>Fisher’s exact</em> antara pengetahuan responden mengenai kesehatan reproduksi dengan sikap seks pranikah diperoleh hasil bermakna (<em>p</em><em>-</em><em>value </em>0,029; nilai PR 11,4). Pengetahuan kesehatan reproduksi berperan besar dalam pembentukan sikapseksual pranikah pada siswa SMAN 1 Pulau Laut Timur, Kalimantan Selatan.</p>Deny KurniawanTriyana Sari
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661586510.24912/tmj.v6i1.27434Survei tingkat pengetahuan “pharmacology pain management” mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31064
<p>Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang sering dialami dan menjadi alasan paling sering mengapa individu mengunjungi tenaga ahli professional perawatan kesehatan. Pada beberapa kasus ketika seorang dokter tidak kompeten dalam menilai rasa nyeri, mendiagnosis, dan meresepkan obat, akan membuat rasa nyeri menjadi sulit ditangani. Manajemen nyeri yang memadai merupakan kunci utama keselamatan dan kepuasan pasien serta kualitas layanan medis yang diberikan di rumah sakit. Studi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan terkait <em>pharmacology pain management</em> pada mahasiwa kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan tahun 2020. Studi deskriptif dengan pendekatan <em>cross-sectional </em>ini dilakukan dari bulan Januari-Mei 2024. Data studi didapatkan dari hasil 36 pertanyaan kuesioner, meliputi: <em>pain assesment tools, pain pathway, </em>klasifikasi myeri, nyeri <em>nociceptive</em> dan neuropatik, WHO <em>analgesic ladder, </em>serta farmakoterapi nyeri <em>nociceptive</em> dan neuropatik. Studi diikuti oleh 123 responden dan tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi baik, cukup, dan kurang. Hasil studi didapatkan sebesar 92 (74,8%) responden memiliki pengetahuan baik terkait <em>pharmacology pain management</em>, meliputi: <em>pain assesment tools</em> (73,2%), <em>pain pathway</em> (65,0%), klasifikasi nyeri (67,5%), pengetahuan nyeri nosiseptif (67,5%), pengetahuan nyeri neuropatik (67,5%), WHO<em> analgesic ladder </em>(68,3%), farmakoterapi nyeri <em>nociceptive </em>yang terdiri dari mekanisme kerja obat (65,0%), sediaan dan dosis (66,7%), efek samping (64,2%), serta farmakoterapi nyeri neuropatik yang terdiri dari mekansime kerja obat (61,0%), dosis dan sediaan (27,6%), dan efek samping obat (70,7%). Secara keseluruhan, tingkat pengetahuan <em>pharmacology</em> <em>pain management</em> pada mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan tahun 2020 masuk ke dalam kategori baik.</p>Elysia Fadhilah PutriJohan
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661667410.24912/tmj.v6i1.31064Gambaran low back pain pada pasien dewasa muda di Rumah Sakit Sumber Waras
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/27746
<p>Pertambahan usia dan beban kerja memperlihatkan perubahan fisik yang signifikan. Keadaan ini menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. <em>Low back pain</em> atau nyeri punggung bawah, salah satu contohnya, umumnya mulai terjadi pada usia produktif hingga lansia namun memiliki penyebab yang berbeda. Keluhan ini dapat menyebabkan terganggunya fungsi keseharian individu. Studi ini dilakukan untuk mengetahui berbagai macam gambaran yang ditemui pada individu dewasa muda yang menderita nyeri punggung bawah. Data subjek yang digunakan pada studi deskriptif observasional ini berasal dari pencatatan rekam medis individu dengan nyeri punggung bawah dan diikuti oleh data idenditas individu dengan nyeri punggung bawah yang memiliki rentang usia 20-40 tahun (dewasa muda). Data yang dilihat terkait keluhan, penatalaksanaan, tipe nyeri yang dirasakan, dan penyebab dari nyeri punggung bawah. Hasil studi menunjukkan kelompok usia 27-33 tahun (29 orang; 39,2%) dan jenis kelamin perempuan (47 orang; 63,5%) merupakan kelompok yang paling banyak atau sering memiliki keluhan nyeri punggung bawah. Penyebab terbanyak keluhan dikarenakan trauma dan <em>hernia nucleus pulposus</em> (HNP). Tipe nyeri yang dirasakan individu paling banyak ialah nyeri yang menjalar (35 orang; 47,3%). Sebanyak 70 (94,6%) orang diberikan tatalaksana secara konservatif. Sebagai kesimpulan, individu dengan kelompok usia 27-33 tahun dan jenis kelamin perempuan merupakan kelompok usia yang paling sering terkena nyeri pungggung bawah dengan penyebab terbanyak ialah trauma dan HNP, nyeri yang paling sering dirasakan merupakan nyeri yang menjalar dan sebagian besar individu diberikan tatalaksana secara konservatif.</p>Fanuel Victor SetiawanArwinder Singh
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661757910.24912/tmj.v6i1.27746Pengaruh ekstrak kulit kayu angsana terhadap proses penyembuhan luka sayat pada Sprague-Dawley
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31086
<p>Luka merupakan hilangnya atau rusaknya jaringan tubuh tertentu. Kondisi ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul. Masyarakat di Indonesia mengobati luka menggunakan bahan – bahan alami yang memiliki banyak khasiat seperti, tanaman angsana atau <em>Pterocarpus indicus. </em>Selain digunakan sebagai obat luka, tanaman angsana juga sering digunakan untuk mengobati penyakit. Berdasarkan beberapa literatur tanaman angsana mengandung banyak senyawa kimia yang bermanfaat diantaranya, sebagai antiseptik, antibakteri, antiinflamasi, dan antibiotik. Namun saat ini khususnya pada penanganan luka, masyarakat lebih sering menggunakan <em>povidone iodine</em> sebagai antiseptik pada luka. Tujuan studi ini untuk melihat perbedaan ketebalan gambaran jaringan granulasi pada penyembuhan luka sayat yang diberikan ekstrak kulit kayu angsana dibandingkan dengan <em>povidone iodine</em>. Studi eksperimental menggunakan Sprague Dawley yang disayat dan dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu, kelompok yang dioleskan ekstrak kulit kayu angsana dan povidone iodine. Tikus diterminasi pada hari ke-7 dan hari ke-14. Hasil studi didapatkan bahwa ekstrak kulit kayu angsana memiliki ketebalan jaringan granulasi yang lebih tebal jika dibandingkan dengan pemberian povidone iodine baik pada hari ke-7 maupun hari ke-14 (178,28 μm vs. 133,28 μm dan 147,26 μm vs. 137,68 μm). Pemakaian ekstrak kulit kayu angsana lebih baik untuk penyembuhan luka dibandingkan <em>povidone iodine</em>.</p>Genclang Az Zahra PranataSari Mariyati Dewi NataprawiraAsteria Eryani
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661808610.24912/tmj.v6i1.31086Hubungan hipertensi dengan osteoarthritis genu (radiografi konvensional) di RS Royal Taruma Jakarta Barat
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/30842
<p>Osteoarthritis (OA) genu, penyakit sendi degeneratif yang disebabkan oleh pemakaian berulang atau ‘<em>wear-and-tear</em>’ pada sendi lutut, dinyatakan WHO pada tahun 2023 sebagai prevalensi terbanyak dari OA. Salah satu modalitas diagnostik yang dapat dipakai ialah menggunakan radiografi konvesional genu. Osteoarthritis genu dapat disebabkan oleh banyak faktor, namun ada faktor resiko yang pengaruhnya masih kurang pasti, yaitu hipertensi. Komplikasi kedua penyakit tersebut sama-sama dapat menyebabkan disabilitas, maka studi ini ingin meninjau lebih lanjut pengaruh hipertensi terhadap OA. Studi bersifat analitik dan menggunakan desain <em>cross-sectional</em> dengan 126 jumlah pasien RS Royal Taruma selama bulan Januari-Maret 2024. Variabel yang diteliti terdiri dari tekanan darah pasien dan nilai Kellgren-Lawrence pasien. Data dianalisis dengan uji chi square dan disajikan ke bentuk tabel. Studi ini menemukan 78 pasien osteoarthritis genu dan juga mengalami hipertensi, dimana di dalam studi ini tidak ditemukan adanya hubungan antara hipertensi dengan dengan terjadinya osteoarthritis genu (p-value = 0.859; PR = 1,01).</p>Melkior Michael FransiscoInge Friska Widjaya
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661879210.24912/tmj.v6i1.30842Studi deskriptif pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan masker pada mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31115
<p>Semenjak kejadian <em>global emergency</em> akibat pandemi Covid-19, pemakaian masker menjadi kebiasaan adaptasi baru bagi masyarakat yang ditujukan untuk melindungi diri dari kontaminasi virus dan mengurangi penyebaran infeksi. Perilaku ini masih diterapkan di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku pemakaian masker pada mahasiswa kedokteran. Studi deskriptif dilakukan selama bulan Desember 2023 hingga Maret 2024. Studi dirancang menggunakan pendekatan potong lintang. Responden studi berjumlah 154 orang menggunakan teknik<em> quota sampling</em>. Sebesar 96,1% responden memiliki pengetahuan baik, 94,2% memiliki sikap yang positif dan 92,2% memiliki perilaku patuh dalam menggunakan masker untuk mencegah penyebaran virus. Mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara memahami dengan baik penggunaan masker sebagai salah satu protokol kesehatan. </p>Michell Veronica LouSilviana Tirtasari
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661939810.24912/tmj.v6i1.31115Gambaran Profil Lipid Pasien Dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Cengkareng Jakarta Barat
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31024
<p>Diabetes melitus menjadi salah satu penyebab kematian dini di seluruh dunia. Selain itu, penyakit ini juga merupakan penyebab utama kebutaan, penyakit jantung, dan gagal ginjal. Berdasarkan penyebabnya, diabetes diklasifikasikan dalam 3 jenis, yakni diabetes tipe 1 dan tipe 2 dan tipe gestasional. Studi ini bertujuan untuk mengetahui profil lipid pasien diabetes melitus tipe 2. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi observasional deskriptif dengan desain <em>cross sectional</em>. Sampel penelitian diambil dengan teknik <em>simple random sampling</em>. Besar sampel yang akan diteliti oleh peneliti adalah sebanyak 130 sampel. Data penelitian diambil dari data rekam medis yang menunjukan hasil pemeriksaan profil lipid yang meliputi: kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, dan kolesterol LDL. Profil Lipid Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat dengan kadar nilai rata-rata kolesterol total sebesar 195,36 mg/dL, trigliserida 157,84 mg/dL, HDL 44,77 mg/dL, dan LDL 124,90 mg/dL. Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa pasien memiliki profil lipid yang mendekati batas normal namun dengan kecenderungan peningkatan risiko, terutama pada kadar trigliserida dan LDL yang tinggi serta HDL yang rendah.</p>Muhamad Agrin CaesarnokoMarina Ludong
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-26619910810.24912/tmj.v6i1.31024Hubungan aktivitas fisik dengan depresi pada mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31373
<p>Kondisi kesehatan mental sebagai kesejahteraan optimal tercapai ketika individu memiliki kesadaran diri akan kemampuan mereka dalam mengelola tekanan hidup secara efektif dan dapat mewujudkan produktivitas kerja. Aktivitas fisik melibatkan gerakan tubuh menggunakan otot dan rangka serta membutuhkan energi dan sering dikaitkan dengan manfaat kesehatan seperti peningkatan kesejahteraan psikologis dan regulasi emosi. Kerentanan terhadap gangguan kesehatan mental, terutama depresi, sering ditemukan pada mahasiswa kedokteran akibat beban akademis yang berat. Tujuan studi ini untuk mengetahui antara aktivitas fisik dan tingkat depresi mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021. Studi analitik ini menggunakan metode potong lintang pada 183 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner <em>International Physical Activity Questionnaire</em> dan <em>Beck Depression Inventory-II</em> yang tervalidasi dan data dianalisis dengan uji <em>Pearson chi-square</em>. Hasil studi mendapatkan 83 (70,4%) dari 118 responden dengan tingkat aktivitas fisik rendah memiliki tingkat depresi minimal hingga ringan, dan 35 responden (29,6%) memiliki tingkat depresi sedang hingga berat (nilai p = 0,155) dengan risiko 1,483 kali lebih berisiko untuk mengalami kejadian depresi pada responden dengan aktivitas fisik sedang-tinggi (PR = 1,483). Kesimpulan, studi ini menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara aktivitas fisik dan tingkat depresi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021.</p>Muhammad RifkiOentarini Tjandra
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-266110911410.24912/tmj.v6i1.31373Dukungan keluarga terhadap kepatuhan berobat pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Kalianda Lampung Selatan
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31099
<p>Tuberkulosis (TB) ditularkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan paling sering menyerang paru-paru. Tuberkulosis tetap menjadi masalah kesehatan global yang signifikan karena pengobatan TB memerlukan waktu yang cukup lama sehingga kepatuhan minum obat secara teratur dan lengkap adalah kunci keberhasilan dari pengobatan. Dukungan keluarga diyakini berperan penting dalam meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kepatuhan minum obat pada pasien TB. Studi analitik dengan desain potong lintang dilakukan pada 44 pasien TB di Puskesmas Kalianda Lampung Selatan. Pengambilan responden menggunakan teknik <em>total sampling</em> selama Juli 2022-April 2023. Mayoritas Hasil uji <em>Fisher exact</em> didapatkan hubungan signifikan antara dukungan keluarga terhadap tingkat kepatuhan minum obat pada pasien TB dengan nilai p-value 0,000 (p<0,05) dan hasil prevalence rate ratio (PRR) 2,795 yang artinya prevalensi pasien TB yang memiliki dukungan keluarga rendah akan berisiko 2,795 kali memiliki tingkat kepatuhan minum obat yang rendah pula. Pasien yang mendapat dukungan keluarga yang baik cenderung lebih patuh dalam minum obat TB dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapat dukungan keluarga yang cukup. </p>Nabilla Putri MeileniaErnawati
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-266111512010.24912/tmj.v6i1.31099Pengaruh penyuluhan dengan video edukasi terhadap tingkat pengetahuan skabies mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2022
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31093
<p>Infeksi tungau <em>Sarcoptes scabiei var hominis,</em> yang menggali lubang di lapisan inang, menyebabkan kondisi kulit menular yang dikenal sebagai skabies. Penggunaan salep permethrin 5% disarankan sebagai terapi lini pertama untuk skabies. Pasien harus menerima instruksi tentang cara menggunakan obat dengan benar agar tepat dalam penatalaksanaan skabies. Tujuan studi ini ialah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang skabies pada mahasiswa kedokteran sebelum dan sesudah penyuluhan menggunakan video edukasi. Metode studi yang digunakan ialah analitik <em>cross-sectional </em>dan dilakukan pada bulan Desember 2022 sampai Januari 2023. Subjek studi ialah 77 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2022 yang diambil dengan cara <em>quota sampling</em>. Hasil studi menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai skabies pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara sebelum diberikan penyuluhan menggunakan video edukasi dengan nilai rata-rata 21,84. Sesudah diberikan penyuluhan menggunakan video edukasi dengan nilai rata-rata 22,56. Hasil uji analitik didapatkan <em>p-value</em> sebesar 0,000. Kesimpulan studi ini ialah perbedaan yang signifikan pengetahuan tentang skabies pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan menggunakan video edukasi. </p>RevikaIrene Dorthy Santoso
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-266112112510.24912/tmj.v6i1.31093Hubungan self-esteem dengan tingkatan stres pada mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2020-2022
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31072
<p>Mahasiswa kedokteran dapat mengalami stres yang tinggi dalam menempuh pendidikannya. Kondisi tersebut bila tidak diatasi dengan baik akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Stres yang terjadi berkaitan dengan <em>self-esteem, </em>yang merupakan keyakinan terhadap dirinya sendiri dalam menghadapi tantangan dan mengatasi tekanan dalam hidup. Studi ini bertujuan menganalisis hubungan <em>self-esteem</em> terhadap tingkatan stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Studi analitik ini menggunakan desain potong lintang dan dilakukan di bulan Mei hingga Desember 2022. Sebanyak 305 mahasiswa angkatan 2020-2022 mengisi kuesioner <em>Rosenb</em><em>erg self-esteem scale</em> dan <em>Perceived stress scale </em>10 dalam bahasa Indonesia. Mayoritas responden memiliki <em>self- esteem</em> sedang (72,4%) dan stres tingkat sedang (70.5%). Uji <em>chi-square</em> menunjukkan <em>self-esteem</em> memiliki hubungan yang signifikan secara statistik dengan tingkatan stres (<em>p-value</em> <0,001). Responden dengan <em>self-esteem</em> rendah cenderung mengalami stres berat dibandingkan <em>self-esteem</em> sedang dan tinggi.</p>Rizki Cahaya PutraEnny Irawaty
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-266112613410.24912/tmj.v6i1.31072Gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021 pada penanganan awal tersedak
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31057
<p>Tersedak merupakan kejadian kedaruratan yang sering terjadi, umumnya disebabkan oleh makanan atau benda asing lainnya. Umumnya, keadaan ini terjadi ketika berbicara atau tertawa saat sedang makan. Mahasiswa kedokteran harus memiliki pengetahuan yang cukup terhadap teknik penanganan awal korban tersedak. Tujuan studi ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan pada mahasiswa kedokteran terkait penanganan awal korban tersedak. Studi yang dilakukan bersifat deskriptif potong lintang terhadap 119 mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021. Pengambilan data melalui kuesioner yang berisi 18 pertanyaan terkait penangan awal korban tersedak. Hasil Tingkat pengetahuan dibagi menjadi tingkat pengetahuan yang “kurang” jika hasil total ≤50%, tingkat pengetahuan yang “cukup” jika >50% hingga <75% dan “baik” jika ≥75%. Pengetahuan mahasiswa kedokteran angkatan 2021 mengenai pertolongan pertama pada pasien tersedak tergolong memiliki tingkat pengetahuan yang “cukup” (73 responden; 61,3%). Sebagian kecil tergolong tingkat pengetahuan yang “kurang” dalam penanganan pertama korban tersedak, yaitu sebanyak 46 (38,7%) responden dan tidak ada yang memiliki tingkat pengetahuan yang “baik”. Berdasarkan hasil tersebut, sebaiknya mahasiswa kedokteran diberikan edukasi terkait penangan tersedak dengan tujuan memberikan pertolongan pertama pada siapapun yang membutuhkan karena merupakan keadaan kedaruratan dan terdapat perbedaan teknik pada bayi, orang dewasa, ibu hamil dan obesitas.</p>Robby Tri Juleo PutraRebekah Malik
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-266113514110.24912/tmj.v6i1.31057Efektivitas video edukasi terhadap pengetahuan HIV/AIDS di kalangan mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31098
<p style="font-weight: 400;">Tingginya populasi orang terinfeksi <em>Human Immunodeficiency Virus</em> di Asia Tenggara mengharuskan Indonesia untuk lebih waspada terhadap penyebaran dan penularan virus ini. Hanya saja, upaya sosialisasi melalui penyuluhan dan edukasi terkait penularan <em>Human Immunodeficiency Virus </em>dan <em>Acquired Immune Deficiency Syndrome</em> (HIV/AIDS) yang sudah dilakukan belum memberi pengaruh signifikan terhadap peningkatan pengetahuan mahasiswa terkait HIV/AIDS sehingga studi ini dilakukan untuk meneliti tingkat pengetahuan terhadap HIV/AIDS pada mahasiswa kedokteran. Studi menggunakan desain pra-eksperimental dengan rancangan <em>one group pre-test</em> dan <em>post-test</em>. Responden studi ialah mahasiswa kedokteran aktif angkatan 2022 di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara yang pengambilannya menggunakan metode <em>simple random sampling</em>. Studi ini menemukan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah menerima penyuluhan tentang HIV/AIDS (<em>p-value</em> 0,000). Sebelum diberikan penyuluhan berupa video edukasi mengenai HIV/AIDS, sebanyak 37 responden (40,66%) memiliki pengetahuan yang cukup, dan 4 responden (4,4%) memiliki pengetahuan yang kurang dengan skor <em>pre-test</em> rata-rata ialah 76,92. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang HIV/AIDS melalui media video edukasi, tingkat pengetahuan responden meningkat. Responden yang mencapai tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 69 responden dengan skor rata-rata <em>post-test</em> meningkat menjadi 83,37. Berdasarkan temuan studi ini dapat disimpulkan bahwa penyuluhan menggunakan media video edukasi terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan responden khususnya mengenai HIV/AIDS.</p>Rojwa Amne ButsainahIrene Dorthy Santoso
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-266114214910.24912/tmj.v6i1.31098Hubungan efikasi diri dengan self-directed learning readiness mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/30951
<p><em>Self-Directed Learning</em>, proses mahasiswa berinisiatif untuk merancang pembelajaran dimulai dari menentukan strategi hingga mengevaluasi hasil pembelajarannya, dibutuhkan mahasiswa kedokteran untuk menerapkan belajar sepanjang hayat agar setelah menjadi dokter mereka dapat mengembangkan kompetensinya dengan selalu memperbarui pengetahuan seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi di bidang medis. Tingkat SDL seseorang dapat diukur menggunakan <em>Self-Directed Learning Readiness </em>(SDLR). Faktor yang dapat memengaruhi SDLR antara lain efikasi diri. Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki untuk bertindak dan mengatur hal yang diperlukan dalam mencapai suatu pencapaian. Efikasi diri dapat memengaruhi usaha, ketekunan, dan pencapaian seseorang dalam belajar. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan tingkat SDLR pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021. Studi ini menggunakan pendekatan analitik observasional dengan studi potong lintang. Sebanyak 132 responden mengisi kuesioner <em>General Self Eficacy Scale</em> (GSES) dan <em>Self-Directed Learning Readiness Scale</em> (SDLRS). Hasil studi menunjukkan 65 (49,2%) responden memiliki efikasi dan SDLR sedang, 42 (31,8%) responden memiliki efikasi sedang dan SDLR tinggi, dan sisanya 25 (18,9%) responden memiliki efikasi diri dan SDLR tinggi. Studi ini menujukkan signifikansi antara efikasi diri dengan SDLR (<em>p-value</em>=0,000; PR=2,548).</p>Salsa Aulia DarajatOentarini Tjandra
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-266115015510.24912/tmj.v6i1.30951Gambaran faktor kebersihan diri penderita pedikulosis santriwati Pondok Pesantren PPTQ Al-Munawaroh Cikarang Barat
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/27722
<p>Pedikulosis adalah infeksi pada rambut dan kulit kepala yang disebabkan oleh kutu kepala (<em>Pediculus humanus var. capitis</em>.). Penyakit ini memiliki prevalensi yang tinggi di lingkungan padat huni, contoh pondok pesantren, asrama, atau panti. Kebersihan diri dan lingkungan menjadi salah satu faktor pencegahan penularan penyakit ini. Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kebersihan diri dengan kejadian pedikulosis humanus kapitis di pondok pesantren PPTQ Al-Munawaroh, Cikarang Barat. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan <em>cross sectional</em> pada penderita kutu kepala. Hasil studi menunjukkan bahwa meskipun mayoritas responden memiliki kebiasaan kebersihan diri yang baik, seperti mandi dua kali sehari dan menggunakan sampo, namun angka kejadian pedikulosis masih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lain seperti kepadatan penduduk dan penggunaan peralatan mandi bersama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prevalensi pedikulosis. Studi ini juga menyoroti perlunya edukasi yang lebih intensif mengenai kebersihan diri sebagai strategi pencegahan, terutama di lingkungan yang padat seperti pesantren. Temuan ini penting untuk menginformasikan kebijakan dan program intervensi di pesantren, yang tidak hanya berfokus pada peningkatan kebersihan diri, tetapi juga pada pengelolaan kebersihan lingkungan agar efektif dalam mengurangi risiko infeksi kutu rambut.</p>Sri Devi YusrinaRia Buana
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-266115616210.24912/tmj.v6i1.27722Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu di Puskesmas Jurumudi Baru terkait 1000 hari pertama kehidupan
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/30367
<p>Seribu hari pertama kehidupan seseorang anak diawali pada saat embrio terbentuk di dalam rahim serta berakhir waktu anak menggapai umur 2 tahun. Kesalahan pada 1000 hari pertama kehidupan seseorang anak bisa membatasi pertumbuhan serta perkembangannya secara maksimal, sehingga masa ini krusial untuk tumbuh kembang seorang anak. Para ibu butuh mempunyai pengetahuan, sikap, serta perilaku yang baik sepanjang seribu hari pertama kehidupan demi menjaga mutu kehamilan serta keturunannya. Studi ini merupakan studi deskriptif menggunakan desain cross sectional dengan teknik pengambilan data menggunakan <em>total sampling</em> pada 111 ibu yang memiliki balita di Puskesmas Jurumudi Baru. Tujuan studi ini untuk mengenali pengetahuan, sikap, serta perilaku ibu terkait 1000 hari pertama kehidupan. Informasi mengenai perilaku, sikap dan pengetahuan dikumpulkan melalui kuesioner langsung. Data yang didapatkan pada tingkat pengetahuan ibu mengenai 1000 hari pertama kehidupan, 27 (24,3%) partisipan berpengetahuan baik, sikap ibu mengenai 1000 hari pertama kehidupan sebanyak 69 (62,2%) partisipan bersikap baik dan perilaku ibu mengenai 1000 hari pertama kehidupan sebanyak 80 (72,1%) partisipan berperilaku baik. Hasil studi ini menunjukkan walaupun rata-rata pengetahuan ibu cukup, tetapi dapat memberikan sikap serta perilaku baik terhadap anak.</p>Stefany TjunaitySilviana Tirtasari
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-266116316910.24912/tmj.v6i1.30367Depresi dan kerentanan lansia di panti wreda wilayah Jabodetabek
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/30813
<p>Depresi adalah suatu gangguan psikologis yang sering ditemukan pada lansia, khususnya lansia yang tinggal di panti dan jauh dari keluarga. Sementara <em>frailty </em>merupakan kondisi yang umum ditemui pada lansia sebagai salah satu dampak dari proses penuaan. Berbagai penelitian mendapatkan hasil bahwa depresi dan <em>frailty </em>berhubungan erat, dimana depresi dapat memperberat kondisi <em>frailty </em>dan <em>frailty </em>juga dapat memperberat depresi pada lansia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara depresi dan <em>frailty </em>pada lansia yang tinggal di panti. Studi potong lintang analitik ini melibatkan 124 responden lansia berusia > 60 tahun dengan teknik pengambilan data <em>consecutive sampling</em>. Prevalensi depresi diukur dengan menggunakan kuesioner <em>Geriatric Depression Scale 15</em> (GDS-15) dan prevalensi <em>frailty </em>diukur dengan <em>FRAIL Scale.</em> Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 50 responden (61,7%) mengalami depresi dan <em>frail</em> dan 31 responden (38,3%) mengalami depresi namun tidak <em>frail</em>. Studi mendapatkan adanya hubungan bermakna antara depresi dan <em>frailty</em> dengan <em>p</em>-value 0,001 dan PRR 1,89. Depresi dan <em>frailty</em> dapat terjadi secara bersamaan sekaligus memperberat satu sama lain.</p>Yuffie Elizabeth LeeAnastasia Ratnawati Biromo
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-266117017410.24912/tmj.v6i1.30813Daftar Isi
https://journal.untar.ac.id/index.php/tmj/article/view/31975
Octavia Dwi Wahyuni
Copyright (c) 2024 Tarumanagara Medical Journal
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-08-262024-08-2661iiiv