Hubungan pola makan dengan tingkat obesitas anak (studi empiris pada anak umur 8-10 tahun di Sekolah Dasar Bunda Hati Kudus)

Main Article Content

Nadya Hambali
Idawati Karjadidjaja

Abstract

Masalah kegemukan atau obesitas merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan di seluruh dunia. Penyebab masalah obesitas secara global adalah faktor genetik atau keturunan, dan faktor lingkungan justru lebih memegang peranan yang berarti. Faktor lingkungan memberikan dampak obesitas pada anak-anak seperti makanan yang tersedia di lingkungan sekolah dan pusat perbelanjaan. Kebiasaan makan adalah faktor penting yang mempengaruhi status gizi dan kesehatan anak. Prevalensi obesitas pada responden penelitian sebesar 21,35%. Berdasarkan uji Chi - Square dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pola makan yang buruk dengan obesitas (nilai p adalah 0,000 < 0,01). Maka. Perilaku gizi salah yang membentuk sebuah pola makan yang buruk dapat meningkatkan risiko seorang anak menjadi obesitas. Selain pola makan, faktor aktivitas fisik (p=0,001) juga memiliki hubungan yang bermakna dengan obesitas. Dengan demikian, perlu dilakukan upaya intervensi dan penanggulangan faktor risiko obesitas dengan menanamkan pendidikan kesehatan pada anak sejak usia dini serta membudayakan gaya hidup yang lebih aktif.

Article Details

Section
Artikel Asli
Author Biography

Idawati Karjadidjaja, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Gedung J lantai 2 Jl. S. Parman no.1 Jakarta Barat 11440

Bagian Ilmu Gizi Klinik FK Untar

References

World Health Organization. Health topics – Obesity. Diunduh dari: http://www.who.int/topics/obesity/en/ diakses pada tanggal 2 November 2012.

De Onis M., Blössner M. Prevalence and Trends of Overweight Among Preschool Children in Developing Countries. American Journal of Clinical Nutrition. 2000;72:1032–9.

Tan ES. Prevalens dan faktor risiko obesitas pada anak sekolah dasar usia sekolah di lima wilayah DKI Jakarta. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia; 2007.

Kementrian Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Kemenkes RI; Jakarta. 2010.

Nirmala Devi. 2012. Gizi Anak Sekolah. Jakarta: PT.Kompas Media Nusantara.

Indra RM. Dasar Genetik Obesitas Viseral. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 2006 April; vol.XXII:1:10-15

Sasongkowati R. Bahaya Gula, Garam, dan Lemak. Yogyakarta: Penerbit Indoliterasi; 2014.

Whitaker RC, Wright JA, Pepe MS, Seidel KD, Dietz WH. Predicting obesity in young adulthood from childhood and parental obesity. N Engl J Med. 1997; 337: p.869-73

Arora. Anjali. 5 Langkah Mengendalikan Obesitas. Jakarta: BIP Gramedia; 2008.

Mustelin L, Silventoinen K, Pietilanen K, Rissanen A, Kaprio J. Physical Activity Reduces the Influence of Genetic Eeffects on BMI and Waist Circumference: a study in young adult twins. Int J. Obes. 2009; 33: 29-36

AKG.(2004).http://gizi.net/download/AKG 2004.pdf. diunduh 5 maret 2014.

Alatas SS. Status gizi anak usia sekolah (7-12 tahun) dan hubungannya dengan tingkat asupan kalsium harian di Yayasan Kampungkids Pejaten Jakarta Selatan. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia; 2009.

Sartika RAD. Faktor Risiko Obesitas pada Anak 5 – 15 tahun di Indonesia. Makara Kesehatan. 2011 Juni; vol.15:1:37-43

“Resident Population Projections by Sex and Age 2005 to 2050.” U.S. Census Bureau, Statistical Abstract of the United States, 2006. Table 12. http://www.census.gov/prod/2005/pubs/06statab/pop.pdf

Odgen C, Flegal KM, Carroll MD, et al.. “Prevalence and trends in overweight among U.S. children and adolescents, 1999-2000.” Journal of the American Medical Association. 288(14):1728-1732, 2002.

The Food Standards Agency's National Diet & Nutrition Survey of four and a half to eighteen year olds (2000) and the Department of Health's report: Diets of British Schoolchildren (1989). Diunduh dari: http://www.users.totalise.co.uk/~foodcomm/parents_jury/csoc_why.htm.