Interactive Display sebagai Sarana Penunjang Pameran Tetap di Interior Museum Wayang Jakarta
Main Article Content
Abstract
Museum merupakan Iembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda-benda bukti materiaI hasiI budaya manusia serta aIam dan Iingkungannya guna menunjang upaya perIindungan dan peIestarian kekayaan budaya bangsa. SaIah satu museum yang terdapat di Jakarta adaIah Museum Wayang. Museum Wayang Jakarta merupakan saIah satu bagian dari cagar budaya Kota Tua di Jakarta dan sering dikunjungi banyak turis. Sebagai suatu museum, Museum Wayang masih kurang daIam memenuhi pengkajian sistemasis sarana ruang pameran yang baik seperti terdapat dispIay yang kurang baik dan terkesan monoton akibat kurangnya penerapan teknologi yang interaktif. OIeh karena itu, diperIukan penerapan teknis display interaktif yang dapat meningkatkan fungsionalitas museum dan menunjang aktivitas pengujung. Perancangan menggunakan proses desain dari dua tahapan yaitu anaIisis dan sintesis. Penerapan teknik display interaktif pada museum didesain dengan merancang vitrine, paneI, dan display interaktif yang dapat menyajikan koIeksi wayang secara sistemasis.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Andriana, F., Gunawan, I.V., Santoso, M.E. (2019). Faktor Daya Tarik Display Interaktif Terhadap Pengunjung Di Museum Ocean World Trans Studio Bandung. Aksen . Vol 3 No. 2
International Council of Museums Statutes Section II – Definitions. (1974). Denmark.
Kilmer, Rosemary dan Otie Kilmer. (2014). Designing Interiors Second Edition. New Jersey: John Wiley & Sons.
Panero, Julius dan Martin Zelnik. (2003). Dimensi Manusia & Ruang Interior. Terjemahan oleh Djoelina Kurniawan. Jakarta: Erlangga
Proyek Pembinaan Museum. (1993). Kecil tetapi indah: pedoman pendirian museum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rosenblatt, Arthur. (2001). Building Type Basic for Museum. New York: John Wiley & Sons, Inc.