Peranan Pencahayaan pada Interior Pusat Kebudayaan Korea Di Jakarta
Main Article Content
Abstract
Pusat Kebudayaan Korea merupakan wujud kerja sama antara negara Indonesia dan Korea Selatan, melalui program-programnya. Interior Pusat Kebudayaan Korea merupakan cerminan adanya kerja sama tersebut, sehingga merepresentasikan kebudayaan Korea Sealtan. Tujuan dari analisis yang dilakukan ialah untuk memberikan pengetahuan akan efek desain suatu pencahayaan pada manusia dan penerapannya pada perencanaan pusat kebudayaan Korea yang selama ini kurang diperhatikan di Indonesia. Bahasan dalam artikel ini menggunakan metode literatur untuk mengetahui jenis penerangan dan teknik yang cocok untuk digunakan dalam pusat kebudayaan Korea agar dapat membuat orang merasa nyaman di ruangan tersebut. Sehingga hasil yang didapatkan dalam bahasan adalah pusat kebudayaan lebih baik menggunakan pencahayaan buatan dengan menggunakan jenis lampu fluorescent dan lampu LED dan dengan menggunakan sumber cahaya tersembunyi Kontras yang dramatis dan tiga aturan dasar.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
travel.kompas.com. “lima warna khas korea selatan”. http://travel.kompas.com/read/2016/11/22/090300427/filosofi.lima.warna.inti.korea.selatan.
Azis, A. R., & Handoko, B. (2014). Desain Pencahayaan Buatan pada Proses Relaksasi Pengguna Pusat Kebugaran. Interior Design, 2(1).
Dewi pangestu, Mira, (2009), Pengaruh kenyamanan psiko-visual dari pencahayaan buatan, Arsitektur, vol 3, hal 81.
Kilmer, Rosemary, dan W. Otie. Kilmer. (1992). Designing Interior. John Wiley & Sons, I., New Jersey.