Renovasi Museum Seni Rupa dan Keramik dengan Konsep “Preserving Art in Betawi Heritage”

Main Article Content

Emellin Nadia Utama
Aing Nayadilaga
Maitri Widya Mutiara

Abstract

Bangunan cagar budaya adalah sebuah bangunan yang berusia 50 tahun atau lebih dan memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan. Seiring berjalannya waktu, bangunan cagar budaya menjadi tidak terawat dan kuno, oleh karena itu, dibutuhkan proses renovasi untuk melestarikan dan memelihara bangunan cagar budaya. Salah satu bangunan cagar budaya di Indonesia adalah Museum Seni Rupa dan Keramik. Sejak diresmikan, Museum Seni Rupa dan Keramik pernah mengalami 1 kali renovasi pada tahun 1990. Renovasi dilakukan 30 tahun yang lalu, oleh karena itu penampilan interior Museum Seni Rupa dan Keramik terlihat kurang mengikuti perkembangan jaman, mulai dari elemen interior dan signage yang kuno, serta pencahayaan yang minim. Renovasi adalah pembaharuan sebuah situs yang memiliki makna historis. Renovasi dilakukan dengan memperbaharui elemen interior pada bangunan tanpa mengurangi nilai sejarah bangunan. Metode yang digunakan pada perancangan ini adalah tahap analysis yang terdiri dari commit, state, collect data, dan analyze, serta tahap synthesis yang terdiri dari ideate, choose and refine,implement and construct, dan evaluate. Hasil dari perancangan berupa desain Museum Seni Rupa dan Keramik dengan konsep Preserving Art in Betawi Heritage yang menampilkan suasana ruang sesuai dengan jaman benda koleksi museum berasal tanpa menghilangkan elemen dari bangunan cagar budaya.

Article Details

Section
Articles