https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/issue/feedKoneksi2024-10-01T03:49:46+00:00Lydia Irenakoneksi@untar.ac.idOpen Journal Systems<p>Koneksi (E-ISSN 2598-0785) is a national journal, which all articles contain student's writing, are published by Faculty of Communication Science, Universitas Tarumanagara. Scientific articles published in Koneksi are result from research and scientific studies conduct by students in communication field.</p> <p>Koneksi published twice a year. First issue will be publish on March and second issue on October. Articles published in Koneksi have been trough peer-review process by reviewer. Final decision of articles acceptance will be taken by editor team. </p>https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27528Interaksi Simbolik pada Host Livestreamer di TikTok @Luunashop2023-12-22T18:58:11+00:00Regina Aurelia Halimregina.915200057@stu.untar.ac.idMuhammad Adi Pribadiadip@fikom.untar.ac.id<div><em><span lang="EN-US">Social media is a channel for product marketing and online communication. One of the selling accounts that uses TikTok social media as a promotional medium is @luunashop. There are various ways that sellers interact with audiences, one of which is through live-streaming activities. The purpose of this study is to analyze and describe the activities of live streamer hosts in conducting live streaming activities on the Tiktok @luunashop account. This research uses symbolic interaction theory and the concepts of live streamer host and brand recognition. This research uses a descriptive qualitative approach with a case study method. Data collection techniques with observation, documentation, and in-depth interviews. This research shows that livestreamer hosts play an important role in sales activities to make the brand recognized by many people.</span></em></div> <div> </div> <div><span lang="IN" style="font-size: 0.875rem;">Media sosial menjadi saluran pemasaran produk dan komunikasi secara online. Salah satu akun jualan yang menggunakan media sosial Tiktok sebagai media promosi adalah @luunashop. </span><span lang="EN-US" style="font-size: 0.875rem;">Terdapat berbagai macam cara yang dilakukan oleh penjual untuk berinteraksi dengan audiens, salah satunya melalui kegiatan <em>live streaming</em>. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan kegiatan <em>host livestreamer</em> dalam melakukan kegiatan <em>live streaming</em> di akun Tiktok @luunashop. Penelitian ini menggunakan teori interaksi simbolik dan konsep <em>host livestreamer</em> dan <em>brand recognition</em>. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara mendalam. Penelitian ini menunjukkan <em>host livestreamer</em> memegang peran penting dalam kegiatan penjualan untuk membuat <em>brand</em>tersebut dikenal oleh banyak orang.</span></div>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27543Analisis Semiotika Pesan Afirmasi pada Lirik Lagu DAY6 ‘Marathon’2023-12-21T10:45:27+00:00Cindy Cindycindy.915200051@stu.untar.ac.idLusia Savitri Setyo Utamilusias@fikom.untar.ac.id<div><em>Song lyrics can be an effective communication medium to convey affirmation messages. Affirmation is needed in everyday life, as many people, especially the younger generation, often feel anxious or worried due to pressure from the surrounding environment. This research aims to find out and describe the affirmation message represented in the lyrics of the song 'Marathon.' This research uses mass communication, song lyrics, popular culture, affirmation messages, and semiotic analysis. The research used a qualitative approach using Ferdinand de Saussure's semiotic analysis method. The results of this study show the representation of affirmation messages in the lyrics of the song 'Marathon' in developing positive thoughts, increasing self-confidence and self-belief, and increasing calmness.</em></div> <div> </div> <div>Lirik lagu dapat menjadi media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan afirmasi. Afirmasi dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari melihat banyaknya masyarakat terutama generasi muda yang sering merasa cemas atau khawatir akibat tekanan dari lingkungan sekitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pesan afirmasi yang direpresentasikan dalam lirik lagu ‘Marathon’. Penelitian ini menggunakan konsep komunikasi massa, lirik lagu, budaya populer, pesan afirmasi, dan analisis semiotika. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan dilakukan dengan menggunakan metode analisis semiotika Ferdinand de Saussure. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya representasi pesan afirmasi pada lirik lagu ‘Marathon’ dalam mengembangkan pikiran positif, meningkatkan kepercayaan diri dan keyakinan diri, serta meningkatkan ketenangan.</div>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27545Penggunaan Atribut Lightstick dalam Komunikasi dan Pembentuk Identitas Sosial2023-12-22T19:53:01+00:00Jessica Jessicajessica.915200149@stu.untar.ac.idLusia Savitri Setyo Utamilusias@fikom.untar.ac.id<p><em><span style="font-weight: 400;">K-Pop, or Korean Pop, is a subgenre of pop music originating from South Korea. K-Pop is synonymous with boy groups and girl groups. Apart from their music, K-Pop idols are loved by the public because of their charming visuals and special trinkets that are not owned by other genres. Fans compete to buy attributes such as lightsticks because they are unique and different. Fans cheer, sing, and dance in concerts using lightstick attributes to convey support to their idols. K-Pop fans with similar interests and preferences for the same artist usually join a group called a fandom. In this fandom, fans do activities to support, express, and share information about their idols. This research aims to identify and describe the communication attributes that form the social identity of K-Pop fans in Indonesia. The concepts that support this research are non-verbal communication, artifactual communication, attributes in communication, and social identity. The study was conducted using a qualitative approach and phenomenological method. The results showed that fans use lightstick attributes to convey non-verbal messages to their idols, fellow fans in the same fandom, and the general public; lightsticks are also used to express social identity in a group.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">K-Pop</span><em><span style="font-weight: 400;"> atau Korean Pop </span></em><span style="font-weight: 400;">adalah subgenre musik pop yang berasal dari Korea Selatan. K-Pop identik dengan </span><em><span style="font-weight: 400;">boy group</span></em><span style="font-weight: 400;"> dan </span><em><span style="font-weight: 400;">girl group</span></em><span style="font-weight: 400;">. Selain karena karya musiknya, idola K-Pop digandrungi oleh masyarakat karena visual yang menawan dan pernak-pernik khusus yang tidak dimiliki oleh genre lain. Para penggemar berlomba-lomba untuk membeli atribut seperti </span><em><span style="font-weight: 400;">lightstick </span></em><span style="font-weight: 400;">karena dinilai unik dan berbeda. Penggemar bersorak, bernyanyi dan menari dalam konser menggunakan atribut </span><em><span style="font-weight: 400;">lightstick</span></em><span style="font-weight: 400;"> untuk menyampaikan dukungan kepada idolanya. Penggemar K-Pop dengan minat dan kesukaan terhadap artis yang sama biasanya bergabung ke dalam satu kelompok yang disebut sebagai </span><em><span style="font-weight: 400;">fandom</span></em><span style="font-weight: 400;">. Dalam </span><em><span style="font-weight: 400;">fandom</span></em><span style="font-weight: 400;"> ini, penggemar melakukan aktivitas mendukung, mengekspresikan dan berbagi informasi terkait idola mereka. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan atribut dalam komunikasi membentuk identitas sosial penggemar K-Pop di Indonesia. Konsep yang mendukung penelitian ini adalah konsep komunikasi non-verbal, komunikasi artifaktual, atribut dalam komunikasi dan identitas sosial. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut </span><em><span style="font-weight: 400;">lightstick</span></em><span style="font-weight: 400;"> digunakan oleh penggemar untuk menyampaikan pesan non-verbal kepada idolanya, sesama penggemar dalam satu </span><em><span style="font-weight: 400;">fandom</span></em><span style="font-weight: 400;"> yang sama serta kepada masyarakat umum, selain itu </span><em><span style="font-weight: 400;">lightstick</span></em><span style="font-weight: 400;"> juga digunakan untuk menyatakan identitas sosial dalam sebuah kelompok.</span></p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27549Pola Komunikasi Keluarga dalam Membangun Kedisiplinan Anak Pengguna Media Sosial2023-12-22T17:58:05+00:00Michael Agustinusmichael.915200070@stu.untar.ac.idRiris Loisaririsl@fikom.untar.ac.id<p><em><span style="font-weight: 400;">Communication in a family plays a vital role in the development and formation of individual children. Family communication can provide many benefits. In building discipline among children who use social media, it is necessary to pay attention to family communication patterns and how social media influences changes in children's interactions with others. Open and honest communication between family members is needed. In addition, it is also necessary to have motivation and harmony in helping the formation of individual children. With communication, motivation, and harmony in the family, children can grow and develop well, leading to discipline in children. This research is based on the concept of family communication patterns and interpersonal communication, which focuses on family communication, social media, and child discipline. This research was conducted using the phenomenological method. This study aims to provide an overview of how communication patterns occur in families with teenage children as middle-class social media users. This research shows that a consensual family communication pattern can help parents and children understand each other more effectively because this pattern prioritizes interaction between both parties.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Komunikasi dalam sebuah keluarga memegang peran penting dalam perkembangan dan pembentukan individu anak. Komunikasi keluarga dapat memberikan banyak manfaat. Dalam membangun kedisiplinan anak pengguna media sosial, perlu diperhatikan mengenai pola komunikasi keluarga dan bagaimana pengaruh media sosial dalam perubahan interaksi anak dengan orang lain. Komunikasi yang terbuka dan jujur antar anggota keluarga diperlukan. Selain itu, perlu juga adanya motivasi dan juga keharmonisan dalam membantu pembentukan individu anak. Dengan adanya komunikasi, motivasi dan keharmonisan dalam keluarga, anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik yang dapat memunculkan kedisiplinan pada anak. Penelitian ini dilandasi dengan konsep pola komunikasi keluarga, komunikasi interpersonal yang berfokus pada komunikasi keluarga, media sosial dan juga kedisiplinan anak. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode fenomenologi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memberikan gambaran mengenai bagaimana pola komunikasi yang terjadi dalam keluarga yang memiliki anak remaja sebagai pengguna media sosial kelas menengah. Penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi keluarga konsensual merupakan salah satu pola yang dapat membantu adanya pemahaman antara orang tua dan anak dengan lebih efektif karena pola ini mengedepankan interaksi dari kedua belah pihak. </span></p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27564Konstruksi Nilai Kesedihan dalam Lagu Pop2023-12-22T18:43:08+00:00Marilyn Alexandermarilyn.915200011@stu.untar.ac.idLusia Savitri Setyo Utamilusias@fikom.untar.ac.id<p><em><span style="font-weight: 400;">Music, as a universal means of communication, can be enjoyed by various groups. The uniqueness of communication through music lies in the message conveyed in the song lyrics. However, in the midst of the diversity of music types, there is one phenomenon that attracts the attention of the Indonesian people, namely their interest in sad songs. “Car's Outside” by James Arthur is an example of a song with sad lyrics. This study aims to describe the construction of sadness values contained in the lyrics of the song. Song lyrics are a tool to convey messages to a wide audience. The researcher uses a qualitative approach by applying Ferdinand De Saussure's semiotic analysis method which focuses on the signifier and signified. The research uses the concepts of mass communication, song lyrics, popular culture, and the construction of sadness value. The results showed that the construction of sadness value contained in the song lyrics raised the emotional aspects related to long-distance relationships. Obstacles in communication become the main highlight in strengthening feelings of sadness and loss. The sadness paradox phenomenon indicates that one can feel happiness listening to a sad song, creating a complex experience. When this theme is applied to long-distance relationships, pop songs become a relevant channel to express and feel the longing enveloping couples separated by distance.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Musik sebagai sarana komunikasi universal dapat dinikmati oleh berbagai kalangan. Keunikan komunikasi melalui musik terletak pada pesan yang disampaikan pada lirik lagu. Namun di tengah keberagaman jenis musik, terdapat satu fenomena yang menarik perhatian masyarakat Indonesia yaitu ketertarikan mereka terhadap lagu bernuansa sedih. “Car’s Outside” oleh James Arthur merupakan contoh lagu dengan lirik yang mengandung kesedihan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konstruksi nilai kesedihan yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Lirik lagu merupakan alat menyampaikan pesan kepada khalayak secara luas. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan menerapkan metode analisis semiotika Ferdinand De Saussure yang berfokus pada penanda (</span><em><span style="font-weight: 400;">signifier</span></em><span style="font-weight: 400;">) dan petanda (</span><em><span style="font-weight: 400;">signified</span></em><span style="font-weight: 400;">). Penelitian menggunakan konsep komunikasi massa, lirik lagu, budaya populer, dan konstruksi nilai kesedihan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa konstruksi nilai kesedihan yang terdapat dalam lirik lagu tersebut mengangkat aspek emosional terkait dengan hubungan jarak jauh. Kendala dalam komunikasi menjadi sorotan utama dalam memperkuat perasaan sedih dan kehilangan. Fenomena </span><em><span style="font-weight: 400;">sadness paradox</span></em><span style="font-weight: 400;"> mengindikasikan bahwa seseorang dapat merasakan kebahagiaan mendengarkan lagu sedih, menciptakan pengalaman kompleks. Ketika tema ini diterapkan pada hubungan jarak jauh, maka lagu pop menjadi saluran relevan untuk mengekspresikan dan merasakan kerinduan menyelimuti pasangan yang terpisah oleh jarak.</span></p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27572Analisis Pesan Persuasif dalam Kreativitas Iklan BCA “Anggun Ketipu? #AwasModus”2023-12-22T19:05:02+00:00Dewi Purnamasaridewi.915200007@stu.untar.ac.idGregorius Genep Sukendrogeneps@fikom.untar.ac.id<p><em><span style="font-weight: 400;">The rise in BCA-related fraud cases in 2022 led to customer worries. To address this, BCA launched the “Anggun Ketipu? #AwasModus” creative ad, urging customers to reject personal banking data fraud. The focus of this research is to analyze how the persuasive message is in BCA’s advertising creativity “Anggun Ketipu? #AwasModus”. The theories and concepts used are advertising creativity and persuasive messages, which are elements of AIDCA (Attention, Interest, Desire, Conviction, Action). The author uses a descriptive qualitative research approach with a case study method. Data collection used observation, interview, and literature study techniques. The validity of the data was checked through triangulation of data sources and theory. The results of this research are that the presence of celebrity Anggun Cipta Sasmi is able to attract the audience's attention at the beginning of the advertisement; showing several examples of fraud cases and their solutions which are packaged with comedy elements and positioning the fraud targets, as heroes can stimulate the audience's curiosity; the phrase “Rejecting Fraud Elegantly” prompts immediate action; narratives, music, and appreciation evoke audience emotions; repetition of “Rejecting Fraud Elegantly” emphasizes the relevance and prompting action. The author concludes that the AIDCA concept can be realized well in this advertising creativity.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Kasus penipuan yang mengatasnamakan BCA marak terjadi pada tahun 2022 sehingga menimbulkan kekhawatiran nasabah. BCA lalu merilis iklan kreatif dengan judul “Anggun Ketipu? #AwasModus”. Iklan ini menyampaikan pesan kepada nasabah untuk menolak berbagai jenis penipuan data pribadi perbankan. Fokus dalam penelitian ini adalah menganalisis bagaimana pesan persuasif dalam kreativitas iklan BCA “Anggun Ketipu? #AwasModus”. Teori dan konsep yang digunakan adalah kreativitas iklan dan pesan persuasif elemen AIDCA (</span><em><span style="font-weight: 400;">Attention, Interest, Desire, Conviction, Action</span></em><span style="font-weight: 400;">). Penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Keabsahan data diperiksa melalui triangulasi sumber data dan teori. Hasil dari penelitian ini adalah kehadiran selebriti Anggun Cipta Sasmi mampu menarik perhatian audiens di awal penayangan iklan; tayangan beberapa contoh kasus penipuan beserta solusinya yang dikemas dengan unsur komedi dan memposisikan target penipuan sebagai pahlawan mampu merangsang rasa ingin tahu audiens; “Tolak dengan Anggun” menjadi kata kunci yang menggerakan keinginan audiens untuk segera melakukan penolakan; narasi yang diiringi latar musik serta adanya apresiasi dalam iklan mampu memengaruhi emosi audiens; pengulangan pesan “Tolak dengan Anggun” mampu menekankan relevansinya kepada audiens sehingga mendorong tindakan penolakan. Penulis menyimpulkan bahwa konsep AIDCA mampu terealisasi dengan baik dalam kreativitas iklan ini.</span></p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27588Analisis Semiotika Konten Sebat Cuy Episode Satu2023-12-21T10:44:27+00:00Nicholas Galih Adhi Bramantyonicholasgal69@gmail.comNigar Pandriantonigarp@fikom.untar.ac.id<p><em><span style="font-weight: 400;">This research analyzes comedy content or content that contains humor. The comedy content discussed is the content of Sebat Cuy episode 1 (one) with the theme </span></em><span style="font-weight: 400;">“Terlilit Hutang</span><em><span style="font-weight: 400;"> (Indebtedness).” The content contains tragedy. This research focuses on the semiotic analysis of the tragedy that occurred in the “Sebat Cuy” episode one content characters, through this tragedy, the symbolic meaning of each element contained therein is sought. Semiotic analysis aims to get messages and morals that are expected to be useful for the community. This analysis can develop over time, but the symbolic meaning contained can still provide useful meaning for the surrounding environment. The theory used in this research is semiotic analysis, according to Roland Barthes, which will share the content of the “Sebat Cuy” content into several parts so that the meaning of all the symbols contained in each scene can be found. “Sebat Cuy's” content has various symbolic things that can be discussed through the tragedy contained, these aspects can be noticed through the props used as comedy support tools, the colors in the video, the expressions of the cast, and the words released from each cast have meaning both from intonation and also the terms in each word.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini menganalisa tentang konten komedi atau konten yang mengandung humor. Konten komedi yang dibahas adalah konten </span><em><span style="font-weight: 400;">Sebat Cuy </span></em><span style="font-weight: 400;">episode 1 (satu) dengan tema “Terlilit Hutang”. Terkandung tragedi didalam konten tersebut. Penelitian ini berfokus pada analisis semiotika pada tragedi yang terjadi pada tokoh-tokoh konten </span><em><span style="font-weight: 400;">Sebat Cuy</span></em><span style="font-weight: 400;"> episode satu, melalui tragedi ini dicari arti simbolik dari setiap unsur yang terkandung didalamnya. Melalui analisis semiotika bertujuan untuk mendapatkan pesan dan moral yang diharapkan dapat berguna bagi masyarakat. Analisis ini bisa berkembang seiring dengan berjalannya waktu, tetapi arti simbolik yang terkandung tetap dapat memberikan makna yang berguna bagi lingkungan sekitar. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis semiotika menurut Roland Barthes yang akan membagikan kandungan di dalam konten </span><em><span style="font-weight: 400;">Sebat Cuy</span></em><span style="font-weight: 400;"> menjadi beberapa bagian sehingga dapat dicari arti dari semua simbol yang terkandung pada setiap adegannya. Konten </span><em><span style="font-weight: 400;">Sebat Cuy</span></em><span style="font-weight: 400;"> ini memiliki berbagai hal simbolik yang dapat dibahas melalui tragedi yang terkandung, aspek-aspek ini dapat diperhatikan melalui: properti yang digunakan sebagai alat pendukung komedi, warna pada video, ekspresi para pemeran, dan kata-kata yang dikeluarkan dari setiap pemeran memiliki makna baik dari intonasi dan juga istilah pada setiap kata tersebut.</span></p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27607Efektivitas Konten Tiktok @Tribunnews terhadap Minat Baca Mahasiswa2023-12-21T10:26:08+00:00Jessica Veronjessica.915200048@stu.untar.ac.idMoehammad Gafar Yoedtadigafary@fikom.untar.ac.id<p><em><span style="font-weight: 400;">The use of social media is now able to be an incentive for the public to get news packaged shorter, more compact, clear and have an attractive visual. One of the social media that has an important role to play today is TikTok.TikTok is a soyaila media that delivers interesting and unique special effects that can be used by all users. Not only that, Tiktok also provides mass media accounts to sign in so users can keep up with what's happening every day. One of the mass media that is making news and information content is Tribunnews. Now TikTok @Tribunnews account already has 2.9 million followers. In this case, Tribunnews and other digital media should compete with the creative ideas created by other content creators so that their audiences are not far different and the information provided is easy to accept users of TikTok This research is aimed at finding out how effective the content of tikTok @Tribunnews against the interest of reading news students of the Faculty of Communications University of Tarumanagara. The researchers used the mass communication theory and the new media theory. The research method is quantitative and the survey of 100 respondents as samples with the questionnaire as the research instrument used by the researchers. The results of the research gained a positive influence between the variable of the effectiveness of TikTok @Tribunnews content (X) on the interest in reading news students Fikom University of Tarumanagara.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penggunaan media sosial kini mampu menjadi pendorong untuk masyarakat mendapatkan berita yang dikemas lebih singkat,padat, jelas dan memiliki visual yang menarik. </span><span style="font-weight: 400;">Salah satu media sosial yang mempunyai peranan penting saat ini adalah TikTok. TikTok ialah media sosial yang menyuguhkan efek spesial yang menarik dan unik yang bisa dipergunakan oleh semua pengguna. Tiktok juga memberikan kesempatan pada akun media massa untuk berpartisipasi menciptakan konten sehingga para pengguna dapat mengkonsumsi berita yang terjadi setiap harinya. Salah satu media massa yang ikut membuat konten berita dan informasi adalah Tribunnews. Kini akun TikTok @Tribunnews sudah memiliki 2,9 juta pengikut. Dalam hal ini, Tribunnews dan media digital lainnya patut bersaing dengan ide kreatif yang dibuat oleh </span><em><span style="font-weight: 400;">content creator</span></em><span style="font-weight: 400;"> agar para audiens mereka tidak jauh beda dan informasi yang disampaikan mudah untuk diterima pengguna TikTok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif konten TikTok @Tribunnews terhadap minat baca berita mahasiswa. Peneliti menggunakan teori komunikasi massa dan teori media baru. Metode penelitian berupa kuantitatif dan survei terhadap 100 responden sebagai sampel dengan kuisioner sebagai instrument penelitian yang dipergunakan peneliti. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh positif antara variabel efektivitas konten TikTok @Tribunnews (X) terhadap minat baca berita mahasiswa. Efektivitas konten Tiktok @Tribunnews memiliki pengaruh terhadap variabel terhadap minat baca berita mahasiswa sebesar 81,8%. </span></p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27610Mask Girl: Wacana Kritis Sara Mills terhadap Kecantikan Perempuan yang Terstandarisasi2023-12-21T10:20:17+00:00Helena Helenahelena.915200148@stu.untar.ac.idSuzy Azehariesuzya@fikom.untar.ac.id<p><em><span style="font-weight: 400;">Korean drama is one of the Korean wave outputs that is increasingly popular around the world. One of the Korean dramas that has recently become a topic of discussion among the public is Mask Girl. This drama tells the story of a talented woman who, since childhood, has been treated badly by her environment because of her physical appearance, which is considered not in accordance with South Korean beauty standards. This research aims to find out how female beauty is standardized and constructed by Korean society. With a qualitative approach to phenomenological methods, this study is analyzed using Sara Mills' critical discourse analysis with a focus on the position of subjects-objects and viewers through three main points: scenes, characters, and dialogues. The researcher interviewed one South Korean citizen, one Indonesian citizen living in South Korea, a watcher of the drama Mask Girl, and two female experts. The result of this research is that female beauty is still standardized and constructed by society. Women are called beautiful if they have a small face, double eyelids, a sharp nose, white skin, red/pink lips, and attractive breast size. As a result of the standardized beauty and construction by society, there is appearance discrimination and injustice in society.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Drama Korea merupakan salah satu hasil dari Korean </span><em><span style="font-weight: 400;">wave</span></em><span style="font-weight: 400;"> yang semakin populer di seluruh dunia. Salah satu drama Korea yang menjadi topik perbincangan di kalangan masyarakat adalah drama </span><em><span style="font-weight: 400;">Mask Girl</span></em><span style="font-weight: 400;">. Drama ini menceritakan mengenai seorang perempuan berbakat bernama Kim Mo Mi yang sejak kecil menerima perlakuan buruk oleh lingkungan sekitar karena penampilan fisiknya yang dianggap tidak sesuai dengan standar kecantikan Korea Selatan. Penelitian ini ingin mengetahui dan menujukkan bagaimana kecantikan seorang perempuan distandarisasi dan dikonstruksikan oleh masyarakat Korea. Dengan pendekatan kualitatif metode fenomenologi, analisis wacana kritis Sara Mills digunakan sebagai teknik analisis data dengan fokus pada posisi subjek-objek dan penonton melalui tiga poin utama yaitu adegan, karakter dan dialog. Penulis mewawancarai satu warga Korea Selatan, satu warga Indonesia yang tinggal di Korea Selatan, penonton drama Mask Girl dan dua ahli kajian media kritis. Hasil dari penelitian ini adalah kecantikan perempuan sampai saat ini masih terstandarisasi dan dikonstruksi oleh masyarakat. Perempuan dianggap cantik jika memiliki wajah yang mungil, kelopak mata ganda, hidung mancung, kulit putih, bibir berwarna merah atau merah muda dan tubuh yang langsing dengan ukuran payudara yang menarik. Akibat kecantikan yang terstandarisasi oleh masyarakat tersebut, terjadilah diskriminasi penampilan dan ketidakadilan yang dialami oleh perempuan yang tidak memenuhi standar kecantikan dalam kehidupan bermasyarakat.</span></p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27616Analisis Semiotika Makna Ketersinggungan terhadap Agama dan Unsur Politik dalam Stand Up Comedy2023-12-21T10:12:41+00:00Raykhel Hardian Yehezkiel Adriaanszraykhel.915200107@stu.untar.ac.idSinta Paramitasintap@fikom.untar.ac.id<p><span style="font-weight: 400;">This research discusses how the interpretation of offense is conveyed through</span><em><span style="font-weight: 400;"> Stand Up Comedy</span></em><span style="font-weight: 400;">. </span><em><span style="font-weight: 400;">Stand Up Comedy</span></em><span style="font-weight: 400;"> itself is a form of solo comedian art performed by an individual known as a comedian or comic. </span><em><span style="font-weight: 400;">Stand Up Comedy</span></em><span style="font-weight: 400;"> often touches on the consequences of meaning or content embedded in comedic material. Pandji Pragiwaksono is one of the comedians who frequently presents comedy material derived from a social issue or problem, often resulting in criticism or offense to certain parties. This research uses a qualitative research approach to interpret offense in a humorous context. The purpose of this research is to examine how the portrayal of meaning in offense is conveyed through </span><em><span style="font-weight: 400;">Stand Up Comedy</span></em><span style="font-weight: 400;">. The method and theory used in this research is Roland Barthes' semiotic analysis technique which interprets a sign from the presence of a signifier and a sign that is present as an element that regulates the process of creating a meaning, which can be explained further into the meaning of denotation, connotation and myth. The findings from this research are how Pandji Pragiwaksono conveys offense through a </span><em><span style="font-weight: 400;">Stand-Up Comedy </span></em><span style="font-weight: 400;">show, which is packaged in the form of comedy material that contains a humorous message that focuses on three aspects, namely race, religion, and political elements.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini membahas tentang bagaimana pemaknaan ketersinggungan yang disampaikan melalui </span><em><span style="font-weight: 400;">Stand Up Comedy</span></em><span style="font-weight: 400;">. </span><em><span style="font-weight: 400;">Stand Up Comedy</span></em><span style="font-weight: 400;"> sendiri merupakan seni lawakan tunggal yang dibawakan oleh satu orang yang biasa dikenal sebagai </span><em><span style="font-weight: 400;">comika</span></em><span style="font-weight: 400;"> atau </span><em><span style="font-weight: 400;">comic</span></em><span style="font-weight: 400;">. Sebuah </span><em><span style="font-weight: 400;">Stand Up Comedy</span></em><span style="font-weight: 400;"> kerap kali menyinggung akibat dari suatu makna atau isi yang terkandung di dalam suatu materi komedi. Pandji Pragiwaksono merupakan salah satu </span><em><span style="font-weight: 400;">comika</span></em><span style="font-weight: 400;"> yang kerap kali membawakan materi komedi yang berasal dari suatu isu atau masalah sosial yang sedang terjadi, yang berujung pada sebuah celaan atau menyinggung beberapa pihak. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dalam memaknai ketersinggungan dalam humor. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana penggambaran suatu makna ketersinggungan yang disampaikan melalui </span><em><span style="font-weight: 400;">Stand Up Comedy</span></em><span style="font-weight: 400;">. Metode dan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis semiotika Roland Barthes yang memaknai sebuah tanda dari adanya sebuah penanda dan pertanda yang hadir sebagai elemen yang mengatur proses terciptanya suatu makna, yang dapat dijelaskan lebih jauh ke dalam sebuah makna denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil temuan dari penelitian ini adalah bagaimana Pandji Pragiwaksono menyampaikan suatu ketersinggungan melalui sebuah show </span><em><span style="font-weight: 400;">Stand Up Comedy</span></em><span style="font-weight: 400;"> yang dikemas dalam bentuk materi komedi yang berisikan pesan humor di dalamnya, yang berfokus kepada tiga aspek, yaitu ras, agama, dan unsur politik.</span></p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27622Komunikasi Tokoh Politik dan Kesadaran Berpolitik Generasi Z2023-12-22T18:33:39+00:00Vico Tanujavico.915200086@stu.untar.ac.idSeptia Winduwatiseptiaw@fikom.untar.ac.id<p><span style="font-weight: 400;">This research explores the </span><em><span style="font-weight: 400;">political awareness</span></em><span style="font-weight: 400;"> of the youth in DKI Jakarta, focusing on the impact of exposure to </span><em><span style="font-weight: 400;">corruption news</span></em><span style="font-weight: 400;"> on their political perceptions. The </span><em><span style="font-weight: 400;">younger generation</span></em><span style="font-weight: 400;"> tends to rely on social media platforms, such as Instagram and TikTok, as their primary sources of political information. Regular exposure to corruption news leads to negative perceptions of politics and a decline in trust in government institutions. Politicians perceived rigid and sensitive political communication also contributes to the youth's apathy towards politics. Despite being seen as a breath of fresh air, concerns exist regarding the lack of experience and adequate representation among the younger generation. </span><em><span style="font-weight: 400;">Political participation</span></em><span style="font-weight: 400;"> varies, with some participants engaging only formally. There is also a debate regarding priorities between </span><em><span style="font-weight: 400;">political awareness</span></em><span style="font-weight: 400;"> and political participation. In conclusion, the political awareness of the youth is susceptible to being low due to exposure to corruption news, impacting their political participation. Improved political communication and adequate representation are necessary to encourage active involvement of the younger generation in politics.</span></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini mengeksplorasi kesadaran berpolitik generasi muda di DKI Jakarta, di tengah paparan berita korupsi, khususnya terkait persepsi politik mereka. Generasi muda cenderung mengandalkan media sosial, seperti Instagram dan TikTok, sebagai sumber utama informasi politik. Paparan berita korupsi secara rutin menyebabkan persepsi negatif terhadap politik dan penurunan kepercayaan pada lembaga pemerintahan. Penelitian ini menggunakan Teori Komunikasi Massa, Teori Kultivasi dan Teori Komunikasi Politik, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Didapatkan hasil bahwa komunikasi politik yang dianggap kaku dan sensitif oleh tokoh politik juga berkontribusi pada apatis generasi muda terhadap politik. Meskipun generasi muda dianggap membawa angin segar, ada kekhawatiran terkait pengalaman dan representasi yang kurang. Partisipasi politik bervariasi, dengan beberapa informan hanya berpartisipasi secara formalitas. Terdapat juga perdebatan seputar prioritas antara kesadaran berpolitik dan partisipasi politik. Kesimpulannya, kesadaran berpolitik generasi muda rentan rendah akibat paparan berita korupsi, memengaruhi partisipasi politik mereka. Komunikasi politik yang lebih baik dan representasi yang memadai diperlukan untuk mendorong keterlibatan aktif generasi muda dalam dunia politik.</span></p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27623The Sun Vs The Guardian (Framing Berita The 1975 di Malaysia)2023-12-21T10:30:58+00:00Evan Evanevan.915200171@stu.untar.ac.idMoehammad Gafar Yoedtadigafary@fikom.untar.ac.id<p><em>The 1975 is a music group with an alternative rock or indie rock genre based in Manchester, England. In July 2023, the band The 1975 has just been involved in a case involving the vocalist of the band The 1975, Matty Healy, who violated the LGBT law in Malaysia. In this research, the author will analyze the news about the band The 1975 in two different media, namely The Sun media (Malaysia) and The Guardian media (England). This research aims to explain the framing of news about The 1975's appearance in Malaysia in The Sun and The Guardian media. This research uses several supporting theories, namely the reality theory of media construction, framing theory and journalism. This research uses a qualitative approach with the framing analysis method of Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki. Research data was obtained through analysis of subjects and objects based on theoretical foundations and previous research and supported by data validity techniques by journalism experts. The research results show that in fact the two media do not side with any particular person. However, there are differences in reporting in the two media, this is due to differences in background and ideology between the two media.</em></p> <p>The 1975 merupakan grup musik yang mempunyai genre <em>rock alternatif</em> atau <em>indie rock</em> yang berbasis di Manchester, Inggris. Pada bulan Juli 2023, Band The 1975 baru saja tersandung kasus yang dilakukan oleh vokalis Band The 1975 yaitu Matty Healy yang melanggar hukum LGBT di Malaysia. Pada penelitian kali ini, penulis menganalisis pemberitaan terhadap Band The 1975 pada dua media yang berbeda yaitu media The Sun (Malaysia) dan media The Guardian (Inggris). Penelitian ini bertujuan menjelaskan f<em>raming</em> dari berita penampilan The 1975 di Malaysia pada media The Sun dan The Guardian. Penelitian ini menggunakan beberapa penunjang teori yaitu Teori Realitas Konstruksi Media, Teori Framing Media dan jurnalistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis <em>framing </em>milik Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Data penelitian diperoleh melalui analisis terhadap subjek dan objek penelitian berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu serta didukung dengan teknik keabsahan data oleh ahli jurnalistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebetulnya kedua media tersebut tidak memihak kepada suatu oknum tertentu. Tetapi adanya perbedaan pemberitaan pada dua media tersebut, hal itu dikarenakan adanya perbedaan latar belakang dan ideologi antara kedua media tersebut.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27626Komunikasi Lintas Budaya di Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Yogyakarta2023-12-21T10:21:35+00:00Darlyss Charolina Eva Prameswaridarlyss.915200082@stu.untar.ac.idSuzy Azehariesuzya@fikom.untar.ac.id<p><em>Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Catholic Church (HKTY Ganjuran Church) is a Catholic church located in Ganjuran Hamlet, Sumbermulyo Village, Bambanglipuro Sub-district, Bantul, Yogyakarta, which is part of the Archdiocese of Semarang. The church is designated as a cultural heritage site due to its strong connection to Javanese culture and historical value. This research aims to explore the acculturation that occurs between Javanese culture and the Catholic Church through cross-cultural communication at the HKTY Ganjuran Church and to identify the forms of Javanese cultural acculturation that take place at the HKTY Ganjuran Church. The theoretical frameworks employed in this study are integrative communication theory and cultural acculturation theory. The research adopts a qualitative descriptive approach with an ethnographic method. Data is collected through interviews, observations, documentation, literature reviews, and online data searches. The conclusion of this research is that Javanese cultural acculturation at the HKTY Ganjuran Church occurs through cross-cultural communication and cultural adaptation processes facilitated by integrative communication influenced by personal communication factors, host social communication, and the environment. The acculturation model in the HKTY Ganjuran Church involves integration with various forms of acculturation between Javanese culture and the Catholic Church, encompassing language, arts, customs, as well as the church's architecture and ornaments.</em></p> <p>Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran (Gereja HKTY Ganjuran) merupakan gereja Katolik yang berlokasi di Dusun Ganjuran, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta yang merupakan bagian dari Keuskupan Agung Semarang. Gereja tersebut dijadikan sebagai salah satu cagar budaya karena lekat akan kebudayaan Jawa serta memiliki nilai historis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akulturasi yang terjadi pada budaya Jawa dengan Gereja Katolik karena komunikasi lintas budaya yang terjadi di Gereja HKTY Ganjuran dan untuk mengetahui bentuk-bentuk akulturasi budaya Jawa yang terjadi pada Gereja HKTY Ganjuran. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Integrative Communication Theory dan Teori Akulturasi Budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode etnografi. Data penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, studi pustaka dan penelusuran data <em>online</em>. Kesimpulan dari penelitian ini adalah akulturasi budaya Jawa di Gereja HKTY Ganjuran dapat terjadi karena terjalinnya komunikasi lintas budaya melalui proses adaptasi budaya melalui <em>integrative communication</em> yang dipengaruhi oleh faktor <em>personal communication, host social communication</em> dan <em>environment</em>. Model akulturasi yang terjadi di Gereja HKTY Ganjuran adalah integrasi dengan bentuk-bentuk akulturasi antara budaya Jawa dan gereja Katolik yang meliputi bahasa, kesenian, adat istiadat serta bangunan dan ornamen gereja.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27627Ungkapan Komunikasi Pengendara Motor Vespa Klasik untuk Memperkuat Solidaritas2023-12-22T19:40:47+00:00Marcella Nataliamarcella.915200033@stu.untar.ac.idGregorius Genep Sukendrogeneps@fikom.untar.ac.id<p><em>This research was conducted to determine whether there are expressions of communication between classic Vespa motorbike riders to strengthen solidarity. Vespa motorbike riders' communication expressions are formed due to non-verbal communication. The use of communication expressions greatly influences the sense of solidarity that exists among Vespa motorbike riders, so it can be formulated in this research that how Vespa motorbike riders use communication expressions to strengthen their sense of solidarity. There are things that made the author interested in making this research based on the results of interviews with classic Vespa motorbike riders and making direct observations by observing the communication expressions used by Vespa motorbike riders. The research method used by the author is a descriptive qualitative research method in which there are phenomena and by carrying out library study data collection techniques as well as conducting interviews, observations and online data. The results of research conducted by the author show that there is non-verbal communication and symbolic interaction that exists among Vespa motorbike riders. The results of this research show that there is an important influence in using communication expressions on Vespa motorbike riders. Using communication expressions can form a sense of solidarity that has been formed long ago. A sense of solidarity among Vespa motorbike riders is formed because of the symbolic interactions that occur. In this case it can be seen from the results of interviews and observations.</em></p> <p>Penelitian ini dibuat untuk mengetahui adanya ungkapan komunikasi pengendara motor Vespa klasik untuk memperkuat solidaritas. Ungkapan komunikasi pengendara motor Vespa terbentuk karena adanya komunikasi nonverbal. Pemakaian ungkapan komunikasi sangat memengaruhi rasa solidaritas yang ada pada pengendara motor Vespa sehingga dapat dirumuskan dalam penelitian ini bahwa bagaimana para pengendara motor Vespa menggunakan ungkapan komunikasi untuk memperkuat rasa solidaritas. Terdapat hal yang membuat penulis tertarik untuk membuat penelitian ini berdasarkan hasil wawancara dengan para pengendara motor Vespa klasik dan melakukan observasi secara langsung dengan mengamati ungkapan komunikasi para pengendara motor Vespa yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan peneltian kualitatif deskriptif yang di dalamnya terdapat fenomena-fenomena dan dengan melakukan teknik pengumpulan data studi kepustakaan serta melakukan wawancara, observasi dan data online. Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan adanya komunikasi non erbal dan interaksi simbolik yang ada pada pengendara motor Vespa. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penting dalam memakai ungkapan komunikasi pada pengendara motor Vespa dengan memakai ungkapan komunikasi dapat membentuk rasa solidaritas yang sudah terbentuk dari dahulu. Rasa solidaritas pada pengendara motor Vespa terbentuk karena adanya interaksi simbolik yang terjadi.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27634Strategi Kreatif Windah Basudara dalam Membangun Personal Branding melalui Youtube2023-12-22T19:42:57+00:00Ivan Juniusivan.915200008@stu.untar.ac.idGregorius Genep Sukendrogeneps@fikom.untar.ac.id<p><em>YouTuber is someone who creates, edits and creates videos that will be uploaded to a digital platform called YouTube. Windah Basudara is a YouTuber who comes from Manado, Indonesia and has quite high popularity among children and adults. This research discusses the implementation of Windah Basudara's creative strategy in building personal branding via YouTube. The purpose of this study is to find out the application of Windah Basudara's creative strategy. This research uses a qualitative approach with a case study method. Data collection was carried out by observation, interviews and documentation. The results of this research show that creative strategies play an important role in building Windah Basudara's personal branding as a gaming YouTuber, this is an attraction for every content viewer to continue listening to the content presented by Windah, creative strategies in the form of gimmicks, interactions and drama have stuck and become self image. These things are the originality of Windah Basudara's character because many people try to apply these things but cannot replace his figure in the eyes of the audience.</em></p> <p><em>Youtuber</em> merupakan seseorang yang membuat, mengedit, dan menciptakan video yang akan diunggah ke <em>platform</em> digital yang disebut <em>Youtube</em>. Windah Basudara merupakan seorang <em>youtuber </em>yang berasal dari Manado, Indonesia dan memiliki popularitas yang cukup tinggi dikalangan anak-anak hingga orang dewasa. Penelitian ini membahas terkait penerapan strategi kreatif Windah Basudara dalam membangun <em>personal branding</em> melalui Youtube. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan strategi kreatif Windah Basudara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi kreatif berperan penting dalam membangun <em>personal branding</em> Windah Basudara sebagai <em>youtuber</em> <em>gaming</em>, hal tersebut menjadi daya tarik bagi setiap penikmat kontennya untuk terus menyimak konten yang disajikan oleh Windah, strategi kreatif berupa <em>gimmick</em>, interaksi, dan drama telah melekat dan menjadi citra diri. Hal-hal tersebut merupakan orisinalitas pembawaan dari Windah Basudara karena banyak orang yang mencoba menerapkan hal tersebut tetapi tidak dapat menggantikan sosoknya di mata para penonton.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27642Tinjauan Semiotis terhadap Pemaknaan Feminisme dalam Karakter Film “Barbie”2023-12-21T10:29:51+00:00Naura Alfira Salsabilanaura.915200203@stu.untar.ac.idNigar Pandriantonigarp@fikom.untar.ac.id<p><em>The Barbie movie is not just about a toy, but also a subject in media production that can have a significant impact on views regarding feminism and the role of women in society. This research employs semiotic analysis techniques to explore the meanings of feminism within the Barbie movie characters. Through the semiotic analysis techniques developed by Roland Barthes, the study explores signs and symbols in visual, narrative, and linguistic elements that reveal hidden messages related to feminism issus, such as gender inequality. It provides a deep understanding of how the character images reflect and critique social norms surroundings gender roles. The research findings indicate that Barbie films explore gender inequality issues from two perspectives, depicting patriarchy in the real world and gender stereotypes in the fictional Barbie Land. This analysis summarizes feminism messages with a positive and inclusive potrayal, demonstrating the efforts to address gender inequality in society. It contributes to a broader understanding of feminism representation in the media, particularly in the context of Barbie films.</em></p> <p>Film<em> “</em>Barbie<em>”</em> bukan sekadar soal sebuah mainan, melainkan juga subjek dalam produksi media yang dapat menjadi dampak besar terhadap pandangan feminisme dan peran perempuan dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan teknik analisis semiotika untuk meneliti pemaknaan feminisme dalam karakter film “Barbie”. Melalui teknik analisis semiotika yang dikembangkan oleh Roland Barthes, penelitian ini mengeksplorasi tanda-tanda dan simbol-simbol dari elemen visual, naratif, dan bahasa yang mengungkapkan pesan tersembunyi yang terkait dengan isu feminisme yaitu ketidaksetaraan gender, memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana citra karakter mencerminkan dan mengkritisi norma sosial seputar peran gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film<em> “</em>Barbie” menyelidiki isu-isu ketidaksetaraan gender dari dua perspektif, menggambarkan patriarki dalam dunia nyata dan stereotip gender di dunia fiksi <em>Barbie Land</em>. Analisis ini merangkum pesan feminisme dengan gambaran positif dan inklusif dalam menunjukkan upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dalam masyarakat, memberikan kontribusi pada pemahaman lebih luas mengenai representasi feminisme dalam media secara umum, khususnya dalam konteks film <em>Barbie</em>.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27644Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Komunikasi Koersid Ibu pada Anak dalam Drama Korea The Good Bad Mother2023-12-22T19:46:01+00:00Viona Vionaviona.915200028@stu.untar.ac.idSuzy Azehariesuzya@fikom.untar.ac.id<p><em>Korean dramas are television dramas produced in South Korea in short series film format that tell stories of human life. Korean dramas can be accessed via paid online streaming platforms, one of which is Netflix, which makes it easy for users to watch television shows and films from various corners of the world. Netflix presents a Korean drama entitled The Good Bad Mother which tells the story of the relationship between mother and child as the main theme. In the drama there is a single mother who takes care of and raises her child alone. A mother who has a harsh educational style is different from other parents and chooses to be a bad mother to her child. Thanks to discipline, the child finally succeeded in becoming a prosecutor who was respected by many people because he had an indifferent and cold personality. This study aims to know and describe the representation of coercive communication that occurs between mother and child in the Korean drama The Good Bad Mother supported by coercive communication theory and descriptive qualitative research approach using Roland Barthes' semiotic analysis method which consists of three components, namely denotation, connotation and myth. This study produced findings in the form of signs and meanings depicted through coercive communication scenes in the Korean drama The Good Bad Mother.</em></p> <p>Drama Korea merupakan drama televisi yang di produksi Korea Selatan dalam format film seri pendek yang mengangkat kisah-kisah kehidupan manusia. Drama Korea dapat diakses melalui <em>platfrom streaming online</em> berbayar salah satunya yaitu Netflix, yang memudahkan penggunanya menonton acara televisi dan film dari berbagai penjuru dunia. Netflix menghadirkan salah satu drama korea yang berjudul The Good Bad Mother yang menceritakan tentang hubungan ibu dan anak sebagai tema utamanya. Dalam drama tersebut ada seorang ibu tunggal yang merawat dan membesarkan anaknya seorang diri. Seorang ibu yang memiliki gaya mendidik yang keras berbeda dengan orang tua lainnya dan memilih menjadi ibu yang buruk kepada anaknya. Berkat dari didikan disiplin, akhirnya anak sukses menjadi seorang jaksa yang disegani banyak orang karena memiliki kepribadian yang cuek dan dingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan representasi komunikasi koersif yang terjadi antara ibu dan anak dalam drama korea The Good Bad Mother didukung dengan Teori Komunikasi Koersif dan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes yang terdiri dari tiga komponen yaitu denotasi, konotasi dan mitos. Penelitian ini menghasilkan temuan berupa tanda dan makna yang digambarkan melalui adegan-adegan komunikasi koersif dalam drama korea The Good Bad Mother.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27645Pemaknaan Standar Kecantikan Remaja di Jakarta pada Drama Korea Mask Girl2023-12-22T18:55:25+00:00Caroline Carolinecaroline.915200037@stu.untar.ac.idSeptia Winduwatiseptiaw@fikom.untar.co.id<p><em>The popularity of the Korean drama "Mask Girl" has secured its position as the 2nd most popular series globally on Netflix as of August 21, 2023. "Mask Girl" narrates the story of Kim Mo Mi, who faces social pressure due to her appearance being deemed inconsistent with Korean beauty standards. This research aims to identify the interpretation of beauty standards in the drama among teenagers in Jakarta using mass communication theory and Stuart Hall's Semiotics. The approach employed in this study is qualitative, utilizing in-depth interviews as the data collection technique. The research findings indicate that the interpretation of beauty standards among Jakarta teenagers, as portrayed in the Korean drama "Mask Girl," consists of dominant, negotiated, and oppositional positions as postulated by Stuart Hall. Informant 1 takes a negotiated position, considering plastic surgery not strange and not harmful to others. Informant 2 holds a dominant position, agreeing with someone undergoing plastic surgery as long as it helps them become the best version of themselves. In contrast, Informant 3 adopts an oppositional position, disagreeing with someone undergoing plastic surgery, emphasizing the importance of self-love and acceptance. </em></p> <p>Popularitas drama Korea membuat drama Korea “Mask Girl” menempati posisi serial terpopuler nomor dua secara global di Netflix pada tanggal 21 Agustus 2023. Drama Korea “Mask Girl” menceritakan tentang Kim Mo Mi yang menghadapi tekanan sosial karena penampilannya yang dianggap tidak sesuai standar kecantikan di Korea Selatan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pemaknaan standar kecantikan dalam drama tersebut pada kalangan remaja di Jakarta menggunakan Teori Komunikasi Massa dan Pemaknaan menurut Stuart Hall. Pendekatan pada penelitian ini yaitu kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian pada penelitian ini menunjukkan bahwa pemaknaan remaja di Jakarta terhadap standar kecantikan yang ditampilkan dalam drama Korea Mask Girl ini terdiri dari posisi dominan, posisi negosiasi, dan posisi oposisi yang dikemukakan oleh Stuart Hall. Informan 1 berada di posisi negosiasi karena mengganggap operasi plastik bukan hal yang aneh dan tidak merugikan orang lain, informan 2 berada di posisi dominan yaitu setuju sengan seseorang yang melakukan operasi plastik selama hal tersebut dapat membuat dia menjadi versi yang terbaik dalam dirinya, berbeda dengan informan 3 yang berada pada posisi oposisi yaitu tidak setuju dengan seseorang melakukan operasi plastik karena harus mencintai diri apa adanya dan menerima diri sendiri sebagaimana mestinya.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27648Komunikasi Intrapersonal dan Gambaran Diri Remaja (Studi pada Remaja yang Memiliki Adiksi Game Dota 2)2023-12-22T19:35:04+00:00Fernando Rosariofernando.915200093@stu.untar.ac.idWulan Purnama SariWulanp@fikom.untar.ac.id<p><em>In this modern era, technology has developed greatly, one of which is the use of the internet. The internet itself is not only used to communicate but can also be used to play online games. DOTA 2 is a Multiplayer online battle arena type game, DOTA 2 is very popular with teenagers. The aim of this research is to identify what is gained from the positive and negative sides due to addiction to the DOTA 2 game. In this research the researcher used quantitative methods with a descriptive approach. The data collection technique in this research used a purposive sampling technique. The results of this research are the self-image of teenagers who are addicted to DOTA 2, that is, the self-image of teenagers tends to be negative, because as a result of being addicted to DOTA 2, teenagers do not implement a good learning system, which affects their education, teenagers also create bad habits such as wasting money. Use money to buy items in the game. But teenagers also get several positive things such as being able to get to know other cultures, knowing the strengths and weaknesses of teenagers and expanding their friendships.</em></p> <p>Di era serba teknologi ini banyaknya inovasi berkembang, salah satunya adalah penggunaan Internet. Internet sendiri bukan hanya sebagai alat berkomunikasi, tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk bermain permainan daring. DOTA 2 merupakan permainan yang berjenis <em>multiplayer online battle arena</em>, DOTA 2 sangat digemari oleh para remaja. Penelitian bertujuan mengindentifikasi sisi positif dan negatif akibat kecanduan <em>game </em>DOTA 2. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Hasil dari penelitian ini adalah gambaran diri remaja yang memiliki kecanduan DOTA 2 yaitu cenderung ke arah negatif, karena akibat kecanduan DOTA 2 para remaja tidak menerapkan sistem belajar yang baik sehingga memengaruhi pendidikan remaja. Para remaja juga menciptakan kebiasaan yang buruk seperti pemborosan uang untuk membeli barang di dalam <em>game </em>tersebut. Tetapi para remaja juga mendapatkan beberapa hal positif seperti dapat mengenal budaya lain, mengetahui kelebihan dan kekurangan para remaja dan memperluas pertemanan.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27660Strategi Komunikasi Mahasiswa dalam Membangun Relasi Berdasarkan Teori Akomodasi Komunikasi2023-12-22T18:45:07+00:00Amanda Deswitaamanda.915200101@stu.untar.ac.idRiris Loisaririsl@fikom.untar.ac.id<p><em>This study aims to determine the process of communication accommodation by students in establishing friendship relationships. This research is motivated by the difficulties experienced by students in starting communication and friendship relationships due to cultural differences. The concept used is the theory of communication accommodation in interpersonal communication and intercultural communication. This research uses a qualitative approach with phenomenological methods, interviews, and observations. The research subjects are students aged 21-26 from various universities with different cultures, while the object of research is the behavior and obstacles experienced by these students. The results showed that communication accommodation can occur even though students come from the same region. Meanwhile, intercultural communication is more often experienced by students who experience a change of residence location. Therefore, this research is expected to provide an in-depth insight into the practice of communication accommodation as well as a contribution to the intercultural interaction process. </em></p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses akomodasi komunikasi oleh mahasiswa dalam menjalin hubungan pertemanan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan yang dialami mahasiswa dalam memulai komunikasi dan hubungan pertemanan karena perbedaan budaya. Konsep yang digunakan yakni teori akomodasi komunikasi dalam komunikasi interpersonal dan komunikasi antarbudaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, wawancara, dan observasi. Subjek penelitian adalah mahasiswa usia 21-26 dari berbagai universitas dengan kebudayaan yang berbeda, sedangkan objek penelitian adalah perilaku dan kendala yang dialami oleh mahasiswa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akomodasi komunikasi dapat terjadi meskipun mahasiswa berasal dari daerah yang sama. Sedangkan, komunikasi antarbudaya lebih sering dialami oleh mahasiswa yang mengalami perpindahan lokasi tempat tinggal. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam mengenai praktik akomodasi komunikasi serta kontribusi terhadap proses interaksi antarbudaya.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27664Konstruksi Realitas Feminisme dalam Film Barbie (Analisis Semiotika Charles Sanders Peirce)2023-12-21T10:17:38+00:00Febiola Wiryanafebiola.915200013@stu.untar.ac.idSuzy Azehariesuzya@fikom.untar.ac.id<p><em>This study aims to determine the process of communication accommodation by students in establishing friendship relationships. This research is motivated by the difficulty that Barbie is the first live-action film resulting from the adaptation of the legendary doll character of the Mattel company produced by Warner Bros and directed by Greta Gerwig. The movie tells the life story of Barbie and her adventures in the real world. Barbie is more than just a doll. It represents fashion trends and female beauty. Barbie symbolizes strength, diversity, and breaking stereotypes. The Barbie movie inserts several social ideologies, such as feminism and patriarchy. This research aims to describe the meaning and construction of the reality of feminism in the Barbie movie through the concepts of mass communication, reality construction, and feminism. This research uses Charles Sanders Peirce's semiotic analysis method, which is based on three main components: sign, object, and interpretant. The research found that there is a form of feminism that is built, gender discrimination against women depicted through scenes in the Barbie movie. The issue of feminism constructed in this movie does not disappear if the patriarchal system still dominates women. Feminism is an issue that continues to be fought for by feminist groups in developed and developing countries such as Indonesia.</em></p> <p>Barbie merupakan film aksi langsung pertama hasil dari adaptasi karakter boneka legendaris perusahaan Mattel yang diproduksi oleh Warner Bros dan disutradarai oleh Greta Gerwig. Film ini menceritakan kisah hidup para Barbie dan petualangannya di dunia nyata. Barbie lebih dari sekadar sebuah boneka yang merepresentasikan tren mode dan kecantikan perempuan. Barbie melambangkan kekuatan, keberagaman, dan mematahkan stereotip. Film Barbie menyisipkan ideologi sosial seperti feminisme dan patriarki. Penelitian ini menggambarkan makna dan konstruksi realitas feminisme dalam film Barbie melalui konsep komunikasi massa, konstruksi realitas, feminisme. Metode analisis semiotika Charles Sanders Peirce digunakan dengan tiga komponen utama yaitu tanda, objek, dan interpretan. Penelitian menemukan bentuk-bentuk feminisme yang dibangun, diskriminasi gender terhadap perempuan yang digambarkan melalui adegan-adegan dalam film Barbie. Isu feminisme yang dikonstruksi dalam film ini tidak hilang apabila sistem patriarki masih mendominasi perempuan. Feminisme menjadi isu yang terus diperjuangkan oleh kelompok feminis di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27669Pengaruh Host dan Minat Menonton2023-12-21T10:39:53+00:00Theodora Ameliatheodora.915200182@stu.untar.ac.idMoehammad Gafar Yoedtadigafary@fikom.untar.ac.id<p style="font-weight: 400;">The Family 100 program hosted by Irfan Hakim at MNCTV station has been able to survive in prime time since its inception. This study wants to determine the effect of host Irfan Hakim on interest in watching Family 100 on Instagram followers @family100id. The research approach used is quantitative. The data collection method of this research is a survey and literature study. The population of this study were followers of the @family100id Instagram account. Data collection was carried out with a simple random sampling survey. The results of simple linear regression testing show that host Irfan Hakim has a positive influence on the interest in watching Instagram followers @family100id. However, the Adjusted R Square value (coefficient of determination) of 0.178 or 17.8% is obtained from the results of the coefficient of determination analysis and shows that the variable influence of host Irfan Hakim tends to have little impact on the variable interest in watching Instagram followers @family100id. This is due to the varied preferences of the audience, including other factors that influence it.</p> <p style="font-weight: 400;">Program Family 100 yang dipandu oleh Irfan Hakim di stasiun MNCTV mampu bertahan di waktu utama <em>(prime time) </em>sejak awal penayangan. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh<em> host</em> Irfan Hakim terhadap minat menonton Family 100 pada <em>followers </em>Instagram @family100id. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Metode pengambilan data penelitian ini adalah survei dan studi kepustakaan. Populasi penelitian ini adalah <em>followers </em>akun Instagram @family100id. Pengambilan data dilakukan dengan survei<em> simple random sampling</em>. Hasil pengujian regresi linear sederhana menunjukkan bahwa host Irfan Hakim membawa pengaruh positif terhadap minat menonton <em>followers</em> Instagram @family100id. Namun, Nilai Adjusted R Square (koefisien determinasi) sebesar 0,178 atau 17,8% diperoleh dari hasil analisis koefisien determinasi dan menunjukkan bahwa variabel pengaruh <em>host</em> Irfan Hakim cenderung berdampak kecil terhadap variabel minat menonton <em>followers</em> Instagram @family100id. Hal tersebut disebabkan preferensi penonton yang bervariasi termasuk faktor lain yang turut berpengaruh.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27675Analisis Peran Tim Kreatif Riko The Series dalam Menghasilkan Konten Edukasi2023-12-21T10:32:24+00:00Ahsya Thalita Bustomiahsya.915200219@stu.untar.ac.idNigar Pandriantonigarp@fikom.untar.ac.id<p style="font-weight: 400;"><em>The creative team is the crew involved in the creative stages of a movie. One of these creative stages is aimed at producing educational content. For example, the educational values contained in the animated film Riko The Series. This research uses a descriptive qualitative approach. Data collection was conducted using observation, interview, and documentation methods. Interviews were conducted with an organizational communication expert related to organizational communication that occurs in the creative team of Riko, the animated films series. Based on the results of the research, it was found that the creative team of Riko the Series animated film carried out the organizational communication process to launch the process or production stages of the animated film. In addition, it fulfills the creative stages and the production process to get educational content.</em></p> <p style="font-weight: 400;">Tim kreatif merupakan kru yang terlibat pada tahapan kreatif suatu film. Tahapan kreatif tersebut salah satunya ditujukan untuk menghasilkan konten edukasi. Contohnya nilai-nilai edukasi yang terkandung dalam film animasi Riko The Series. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan seorang ahli komunikasi organisasi terkait komunikasi organisasi yang terjadi pada tim kreatif film animasi Riko the Series. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa tim kreatif film animasi Riko the Series menjalankan proses komunikasi organisasi untuk melancarkan proses atau tahapan produksi dari film animasi. Selain itu juga memenuhi tahapan kreatif, dan proses produksi untuk mendapatkan konten yang bersifat edukatif.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27685Ekologi Media Sosial TikTok @Pandawaragroup2023-12-22T19:37:51+00:00Indra Sim NurfiyadiIndra.915200205@stu.untar.ac.idMuhammad Adi Pribadiadip@fikom.untar.ac.id<p style="font-weight: 400;"><em>Increasing awareness of the waste problem has resulted in the TikTok social media account emerging and attracting public attention. The account is @PandawaraGroup, which focuses on the issue of awareness of waste. With its unique and educational content, @PandawaraGroup has succeeded in building a large and dedicated audience that cares about the environment. Media ecology is a study in knowing and learning how media technology influences society and its users. The TikTok account @Pandawaragroup published trash clean-up activities which immediately attracted a lot of reactions from various netizens, both from within the country and abroad. Currently, the TikTok account from @Pandawaragroup has more than 1 million followers, more than 3 million like their videos, and will continue to grow as time goes by. This research uses a qualitative approach with a case study method, data processing is carried out through the stages of data reduction, data processing, and drawing conclusions. This research seeks to obtain results from the problem formulation, namely how media ecology can play a role on the TikTok platform which is a medium for interaction with its users in an effort to care for the waste of the @pandawaragroup account. Overall, the positive and responsive participation of TikTok users towards @Pandawaragroup content shows that this platform can be used as an effective means of campaigning for environmental issues and mobilizing the community.</em></p> <p style="font-weight: 400;">Meningkatnya kesadaran akan masalah sampah, terdapan akun media sosial TikTok yang mencuat dan menarik perhatian publik. Akun tersebut adalah @PandawaraGroup, yang fokus pada isu kepedulian terhadap sampah. Dengan kontennya yang unik dan edukatif, @PandawaraGroup telah berhasil membangun audiens yang besar dan berdedikasi yang peduli terhadap lingkungan. Ekologi media merupakan sebuah studi dalam mengetahui dan mempelajari bagaimana pengaruh teknologi media terhadap masyarakat dan penggunanya. Akun TikTok @Pandawaragroup mempublikasikan aktivitas bersih-bersih sampah yang membuat mereka sontak menuai banyak reaksi dari netizen yang beragam, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Saat ini akun TikTok dari @Pandawaragroup telah ikuti lebih dari 1 juta pengikut, lebih dari 3 juta yang menyukai video mereka, dan akan terus bertambah dengan seiring berjalannya waktu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, pengolahan data dilakukan melalui tahapan reduksi data, pengolahan data, hingga penarikan kesimpulan. Penelitian ini berusaha memperoleh hasil dari rumusan masalah yaitu bagaimana ekologi media dapat berperan pada platform TikTok yang menjadi media interaksi dengan penggunanya dalam upaya peduli sampah akun @pandawaragroup. Secara keseluruhan, partisipasi positif dan responsive pengguna TikTok terhadap konten @Pandawaragroup menunjukan bahwa platform ini dapat dijadikan sarana efektif dalam mengkampanyekan isu-isu lingkungan dan memobilisasi masyarakat.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27702Strategi Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Penyajian Video di Kanal 20detik2023-12-21T10:02:42+00:00Marshanda Oktaviamarshanda.915200079@stu.untar.ac.idFarid Rusdifarid@fikom.untar.ac.id<p style="font-weight: 400;"><em>The development of technology and information has also had an impact on the development of the world of journalism, which started from print media until now news sites, blogs and websites have emerged. With this development, we must always provide the latest innovations by providing journalistic products with different media such as via video, podcast or live broadcast. However, the media must still comply with the agreed journalistic code of ethics. This research determines the strategy for presenting videos on cyber media to comply with the journalistic code of ethics. The research uses the case study method on the "Sosok" program on the 20detik channel on Detikcom. The Sosok program itself is a program with a maximum duration of 15 minutes, which presents very inspiring videos from life warriors and provides lessons about life. The theories used are online media theory, media convergence, journalistic video, strategy and journalistic code of ethics. The methodology used is a qualitative methodology with data collection techniques through interviews and documentation collected by researchers. The findings from the research are that the Sosok program has complied with the journalistic code of ethics articles two, three, four, six, seven and nine and the researchers found that there are creative positions working as press or journalists who do not have special certification as journalists so it needs to be further improved to provide related education. journalistic code of ethics.</em></p> <p style="font-weight: 400;">Perkembangan teknologi dan informasi juga memberikan dampak bagi perkembangan dunia jurnalistik yang berawal dari media cetak hingga sekarang muncul situs berita, blog, dan <em>website</em>. Dengan perkembangan ini pastinya harus selalu memberikan inovasi-inovasi terbaru dengan memberikan produk-produk jurnalistik dengan media yang berbeda seperti lewat video, podcast maupun <em>siaran langsung</em>. Meskipun demikian media harus tetap menaati kode etik jurnalistik yang sudah disepakati. Penelitian ini mengetahui bagaimana strategi penyajian video pada media siber agar sesuai dengan kode etik jurnalistik. Penelitian menggunakan metode studi kasus pada Program ”Sosok” kanal 20detik di Detikcom. Program Sosok sendiri adalah sebuah program dengan durasi maksimal 15 menit, yang menyajikan video yang sangat menginspirasi dari para pejuang kehidupan dan memberi pelajaran tentang hidup. Teori yang digunakan adalah teori media daring, konvergensi media, video jurnalistik, strategi, dan kode etik jurnalistik. Metodologi yang digunakan adalah metodologi kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi yang dikumpulkan oleh peneliti. Hasil temuan dari penelitian bahwa program Sosok sudah menaati kode etik jurnalistik pasal dua, tiga, empat, enam, tujuh dan sembilan dan peneliti temukan bahwa adanya posisi kreatif yang bekerja sebagai pers atau jurnalis tidak memiliki sertifikasi khusus sebagai jurnalis sehingga perlu ditingkatkan lagi untuk mengedukasi terkait kode etik jurnalistik.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27731Pemanfaatan Musik Modern dengan Mempertahankan Budaya Lokal (Studi Kasus @Kojekrapbetawi)2023-12-22T18:47:43+00:00Qonitha Riskyqonitha.915200147@stu.untar.ac.idWulan Purnama Sariwulanp@fikom.untar.ac.id<div><em><span lang="IN">This research will explore how musicians' strategies to maintain local culture in the era of globalization have the potential to shift local values and culture. Researchers took a case study on Kojek Rap Betawi, a combination of local Betawi culture musicians and outside culture, namely rap music. This research uses a qualitative approach with data collection techniques in the form of interviews, observation, and documentation. Researchers used intercultural communication theory. This research concludes that the strategy carried out by Kojek Rap Betawi is a strategy to develop accessibility for all people who want to know Betawi culture through rap music, a trendy music genre. Brilliant ideas are also found in the musicians themselves, namely how Kojek Rap Betawi can spread their work nationally and internationally through digital music platforms.</span></em></div> <div> </div> <div> <p style="font-weight: 400;">Penelitian ini akan mengupas bagaimana strategi musisi untuk mempertahankan budaya lokal di era globalisasi yang berpotensi mengeser nilai dan budaya lokal. Peneliti mengambil studi kasus pada Kojek Rap Betawi yang merupakan perpaduan musisi budaya lokal Betawi dan budaya luar yaitu musik <em>rap</em>. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan teori komunikasi antar budaya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi yang dilakukan oleh Kojek Rap Betawi merupakan strategi dengan mengembangkan aksesibilitas seluruh kalangan yang ingin mengenal budaya Betawi melalui musik rap, aliran musik yang sedang <em>trend</em>. Gagasan brilian juga didapatkan dalam pribadi musisi itu sendiri yaitu bagaimana Kojek Rap Betawi dapat menyebar luaskan karyanya melalui <em>platfom</em> musik digital baik nasional maupun internasional.</p> </div>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27743Strategi Komunikasi Digital Komunitas Peduli Kesehatan Mental ETIQ Official di Ranah Media Sosial2023-12-22T19:01:04+00:00Stevanny Chandrastevanny.915200169@stu.untar.ac.idRiris Loisaririsl@fikom.untar.ac.id<p style="font-weight: 400;"><em>The importance of mental health continues to receive global attention, particularly in addressing stigma and raising awareness of the complexity of these challenges. The results of the Ipsos Global Health Service Monitor 2023 indicate that mental health dominates public attention as a major global health issue. However, in Indonesia, negative views and stigma towards mental health persist. In this context, mental health communities like ETIQ Official play a crucial role in combating this stigma and providing support to individuals with mental disabilities. This research aims to explore the meaning and communication strategies employed by the mental health community, ETIQ Official, through the Instagram social media platform. The research methodology utilizes a qualitative descriptive case study approach. The findings reveal that ETIQ Official, via Instagram, implements well-planned communication strategies to provide positive affirmations to its followers and address the low understanding of mental health in society. While successful in providing positive support, the study also identifies challenges, such as difficulties in access for individuals above 40 years old who may be less familiar with the Instagram platform. Additionally, addressing variations in the public's interest in mental health issues is crucial to ensure that the messages and support conveyed by ETIQ are more widespread and accessible across diverse demographics. This research provides in-depth insights into the mental health communication efforts undertaken by ETIQ Official. Despite facing several challenges, the planned communication strategies through social media, especially Instagram, offer a positive step toward enhancing understanding and support for mental health in Indonesian society.</em></p> <p style="font-weight: 400;">Pentingnya kesehatan mental terus mendapatkan perhatian global, terutama dalam menghadapi stigma dan kesadaran akan kompleksitas tantangan ini. Hasil survei Ipsos Global Health Service Monitor 2023 menunjukkan bahwa kesehatan mental mendominasi perhatian masyarakat sebagai isu kesehatan utama di seluruh dunia. Namun, di Indonesia, pandangan negatif dan stigma terhadap kesehatan mental masih mengakar kuat. Dalam konteks ini, komunitas kesehatan mental seperti ETIQ Official menjadi penting dalam mengatasi stigma ini dan memberikan dukungan kepada penyandang disabilitas mental. Penelitian ini bertujuan untuk menggali makna dan strategi komunikasi yang diterapkan oleh komunitas kesehatan mental, ETIQ Official, melalui media sosial Instagram. Metode penelitian menggunakan pendakatan studi kasus deskriptif kualiatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ETIQ Official, melalui platform Instagram, menerapkan strategi komunikasi yang terencana untuk memberikan afirmasi positif kepada pengikutnya dan merespons rendahnya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan mental. Meskipun berhasil dalam memberikan dukungan positif, penelitian ini juga mengidentifikasi tantangan, seperti kesulitan akses oleh kelompok usia di atas 40 tahun yang mungkin kurang terbiasa dengan platform Instagram. Selain itu, perbedaan ketertarikan isu kesehatan mental di masyarakat menjadi faktor yang perlu diatasi agar pesan dan dukungan yang disampaikan oleh ETIQ dapat lebih merata dan terjangkau oleh berbagai kalangan. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang upaya komunikasi kesehatan mental yang dilakukan oleh ETIQ Official. Meskipun masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, strategi komunikasi yang terencana melalui media sosial, khususnya Instagram, dapat menjadi langkah positif dalam meningkatkan pemahaman dan dukungan terhadap kesehatan mental di masyarakat Indonesia.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/29972Representasi Multikulturalisme dalam Film Animasi (Analisis Semiotika dengan Pendekatan John Fiske pada Film Elemental)2024-06-03T03:04:10+00:00Zian Nabilla BarusNabilla674@gmail.comYovita Sabarina Sitepuyovita.sabarina@usu.ac.id<p style="font-weight: 400;"><em>Elemental (Forces of Nature) is an animated movie that tells the social life of the natural elements that become the characters in it. The diversity of elements in the movie illustrates differences in the real world, which also brings social issues that occur in human life. Through these social issues, aspects of multiculturalism are displayed as the main message in this movie. This is the main purpose of this research, namely, knowing the representation of multiculturalism implied in the movie Elemental (Forces of Nature). This research uses John Fiske's semiotic theory with qualitative descriptive analysis. This research analyzes the sequence, scene and shot in the film, where these three things have been observed and filtered into 7 pieces of film that contain multiculturalism for further analysis. The results show that the aspects of multiculturalism in this film include coexistence in diversity, respect for differences, solidarity, equal rights, family values and open trade. The six aspects become a form of multiculturalism representation found in the movie Elemental (Forces of Nature). The film Elemental (Forces of Nature) shows that all elements can mingle and socialize, which reflects the strong integration between various cultures. The socialization also includes respect among differences, a solid and supportive attitude and having an open mind regardless of the background between elements. </em></p> <p style="font-weight: 400;">Film Elemental (Forces of Nature) merupakan film animasi yang menceritakan kehidupan sosial bagi para elemen alam yang menjadi karakter di dalamnya. Keberagaman elemen dalam film menggambarkan perbedaan di dunia nyata, yang mana ikut membawa isu sosial yang terjadi di kehidupan manusia. Melalui isu sosial tersebut ditampilkan aspek multikulturalisme sebagai pesan utama dalam film ini. Hal inilah yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini yaitu, mengetahui representasi multikulturalisme yang tersirat dalam film Elemental (Forces of Nature). Penelitian ini menggunakan teori semiotika John Fiske dengan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini menganalisis sequence, scene dan shot dalam film, yang mana ketiga hal tersebut telah diobservasi dan disaring menjadi 7 potongan film yang mengandung multikulturalisme untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek multikulturalisme di dalam film ini meliputi hidup berdampingan dalam keberagaman, menghargai perbedaan, solidaritas, kesetaraan hak, nilai kekeluargaan dan perdagangan terbuka. Keenam aspek tersebut menjadi bentuk dari representasi multikulturalisme yang ditemukan dalam film Elemental (Forces of Nature). Pada film Elemental (Forces of Nature) menunjukkan bahwa semua elemen dapat berbaur dan bersosialisasi yang mencerminkan integrasi yang kuat antar ragam budaya. Sosialisasi tersebut juga mencakup adanya penghargaan antara perbedaan, sikap solid dan suportif serta memiliki pemikiran terbuka tanpa memandang latar belakang antar elemen.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/31058Kepemimpinan Perempuan dalam Menghadapi Konflik Organisasi dari Perspektif Komunikasi2024-08-05T02:41:55+00:00Yarnis Yarnisyarnis@student.umj.ac.idAminah Swarnawatiaminah.swarnawati@umj.ac.idAlfiyah Syadza Yusufalfiyah.syadzayusuf@student.umj.ac.idSinta Purnama Sarisinta.purnamasari@student.umj.ac.id<p style="font-weight: 400;"><em>Efforts to deal with conflict are one of the competencies that every leader should have, without exception, women leaders. This study aims to analyze how women as leaders overcome and face organizational problems and examine women's communication styles in conflict management. Further study is critical because more and more women are leaders in strategic sectors of organizations such as the Ministry of Finance held by Sri Mulyani and the Ministry of Foreign Affairs under Retno Marsudi. The analysis uses concepts contained in the natural characteristics of women as leaders that were studied by Kanter in 1977 by adapting to the concept of communication theory presented by Wayne R. Pace. The method of data analysis is carried out with a descriptive analysis approach by reviewing existing literature on organizational conflict, which is reinforced by the validity of data from credible literature. The results of this analysis are expected to be a reference for leaders in organizations to be selective in determining women to become prospective leaders in the organization. In addition, it is a reference for women leaders who already exist in the organization in terms of behaving and acting when dealing with conflict.</em></p> <p style="font-weight: 400;">Upaya menghadapi konflik merupakan salah satu kompetensi yang patut dimiliki setiap pemimpin tanpa terkecuali pemimpin perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cara perempuan sebagai seorang pemimpin dalam mengatasi dan menghadapi masalah pada organisasi, serta mengkaji gaya komunikasi perempuan dalam manajemen konflik dalam organisasi. Pentingnya kajian lebih lanjut dilakukan karena sudah semakin banyak perempuan yang menjadi pemimpin pada organisasi-organisasi di sektor strategis seperti Kementerian Keuangan yang dipegang oleh Sri Mulyani dan Kementerian Luar Negeri yang berada di bawah Retno Marsudi. Analisis menggunakan konsep yang termuat pada karakterisik alamiah perempuan sebagai pemimpin yang sudah dikaji oleh Kanter pada 1977 dengan menyadurkan pada konsep teori komunikasi yang disampaikan oleh Wayne R. Pace. Metode analisis data dilakukan dengan pendekatan analisis desktiptif dengan mengkaji literatur yang sudah ada mengenai konflik organisasi yang diperkuat dengan keabsahan data dari literatur yang memiliki kredibilitas. Hasil dari analisis ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi para pemimpin di organisasi bisa selektif dalam menentukan perempuan untuk menjadi calon pemimpin dalam organisasi. Selain itu sebagai referensi bagi pemimpin perempuan yang sudah ada di organisasi dalam bersikap dan bertindak dalam menghadapi konflik.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/31935Pemetaan Publikasi Literasi Media di Scopus Tahun 2019-20232024-08-23T14:22:08+00:00Farah Nabila Khairunnisafarah20008@mail.unpad.ac.idEdwin Rizaledwin.rizal@unpad.ac.idYunus Winotoyunus.winoto@unpad.ac.id<p style="font-weight: 400;"><em>The urgency of media education skills in the modern era has made media literacy research increasingly diverse. However, this diversity needs to be matched with adequate information regarding publication mapping. Therefore, this research aims to analyze trends in media literacy research to identify the direction of trends and future research opportunities using bibliometric analysis and a quantitative approach. The population includes 1,786 scientific publications on media literacy from 2019 to 2023 after filtering based on document type and keywords, resulting in a sample of 1,046 articles. The research findings indicate a positive trend, with an increase in publication frequency each year from 2019 to 2023. Through VOSViewer analysis, 51 keywords appeared in at least ten documents, then grouped into seven clusters. In general, media literacy research each year focuses on discussing misinformation and disinformation issues. In addition, the analysis also revealed the presence of rarely discussed keywords, such as "Body Image," "Privacy," "Adolescents," "Children," and "Teacher Training," indicating that there are still many potential research topics that can be further explored in the future.</em></p> <p style="font-weight: 400;">Urgensi keterampilan pendidikan media di era modern membuat penelitian literasi media semakin beragam. Namun, keberagaman ini belum diimbangi dengan informasi yang memadai terkait pengetahuan pemetaan publikasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tren riset literasi media, guna mengidentifikasi arah tren dan peluang penelitian di masa depan. Menggunakan metode analisis bibliometrik dan pendekatan kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik <em>co-word </em>melalui aplikasi VOSviewer dan sumber data pada penelitian ini berbasiskan data pada laman Scopus. Populasi data yang diperoleh dari sumber mencakup 1.786 publikasi ilmiah mengenai literasi media yang rentang waktunya telah dibatasi dari tahun 2019 hingga 202. Setelah mendapat populasi, kemudian dilakukan proses filtrasi data berdasarkan jenis dokumen serta kata kunci hingga dihasilkan sampel sebanyak 1.046 artikel. Hasil penelitian menunjukkan tren yang bergerak positif, dengan peningkatan frekuensi publikasi setiap tahunnya dari 2019 hingga 2023. Melalui analisis VOSViewer, ditemukan 51 kata kunci yang muncul dalam kriteria ambang batas sepuluh dokumen, lalu kemudian 51 kata kunci tersebut dikelompokkan ke dalam tujuh klaster. Secara garis besar penelitian literasi media setiap tahunnya berpusat pada pembahasan isu misinformasi dan disinformasi. Selain itu, analisis juga mengungkapkan adanya kata kunci yang jarang dibahas, seperti "Body Image," "Privacy," "Adolescents," "Children," dan "Teacher Training," yang menunjukkan bahwa masih terdapat banyak potensi topik penelitian baru yang dapat dieksplorasi lebih lanjut di masa depan.</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/32112Cover Vol. 8 No. 22024-09-03T03:15:04+00:00Lydia Irenalydiairena@gmail.com<p>Cover Vol. 8 No. 2</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/32245Front Matters Vol 8 No 22024-09-18T01:09:36+00:00Lydia Irenalydiairena@gmail.com<p>Front Matters Vol 8 No 2</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksihttps://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/32111Back Matters Vol. 8 No. 22024-09-03T03:04:46+00:00Lydia Irenalydiairena@gmail.com<p>Back Matters Vol. 8 No. 2</p>2024-10-01T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Koneksi