https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/issue/feed Koneksi 2024-03-13T03:40:45+00:00 Lydia Irena koneksi@untar.ac.id Open Journal Systems <span>Koneksi (E-ISSN 2598-0785)</span><span> is a national journal, which all articles contain student's writing, are published by Faculty of Communication Universitas Tarumanagara. Scientific articles published in Koneksi are result from research and scientific studies conduct by Faculty of Communication students in communication field. Koneksi published twice a year. First issue will be publish on March and second issue on October. Articles published in Koneksi have been trough peer-review process by reviewer. Final decision of articles acceptance will be taken by editor team. </span> https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/21632 Digital Personal Branding Konten Kreator Penyiar Melalui TikTok 2023-01-13T03:01:45+00:00 Stella Clarissa Djeke stella.915190019@stu.untar.ac.id Sinta Paramita sintap@fikom.untar.ac.id <p><em>Social media is a place for the personal branding of internet users. In Indonesia, TikTok is the</em> <em>social media that ranks 2nd with the largest number of users. This is because this social media</em> <em>features audiovisual content accompanied by interesting features. Raye Shabrina is a private</em> <em>radio broadcaster in Jakarta who actively creates content on the TikTok platform. Initially,</em> <em>she uploaded content in the form of duets with foreign broadcasters. The content evolved into</em> <em>broadcast and public speaking exercises. By using the netnography method that utilises data</em> <em>through social media, the researcher intends to find out how Rayes Shabrina builds a positive</em> <em>image through her TikTok account @rayeshabrina. The application of the concept of The</em> <em>Eight Laws of Personal Branding by Peter Montoya (2004) is a reference in finding out the</em> <em>relevance between the concept and the content uploaded by Raye Shabrina. Data collection</em> <em>was carried out by pulling data through the Analisa.io website, supported by interviews,</em> <em>observation, and documentation. This research shows that as a broadcaster, the interviewee</em> <em>succeeded in doing digital personal branding by presenting the image of an educative</em> <em>broadcaster in a cheerful and enthusiastic manner and being consistent in creating content.</em></p> <p>Media sosial merupakan wadah personal branding para pengguna internet. Di Indonesia, TikTok merupakan media sosial yang menempati urutan ke-2 dengan pengguna terbesar. Hal ini karena media sosial ini menampilkan konten audiovisual disertai dengan fitur menarik. Raye Shabrina merupakan penyiar radio swasta di Jakarta yang aktif membuat konten pada platform TikTok. Awalnya, konten yang diunggah berupa duet dirinya dengan penyiar luar negeri. Konten berkembang menjadi latihan siaran dan public speaking. Dengan menggunakan metode netnografi yang memanfaatkan data melalui media sosial, peneliti bermaksud mencari tahu bagaimana Rayes Shabrina membangun citra positif melalui akun TikTok @rayeshabrina. Penerapan konsep The Eight Laws of Personal Branding oleh Peter Montoya (2004) menjadi acuan dalam mencari tahu relevansi antara konsep tersebut dengan konten yang di unggah Raye Shabrina. Pengumpulan data dilakukan dengan menarik data melalui website Analisa.io didukung dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai seorang penyiar, narasumber berhasil melakukan digital personal branding dengan menampilkan citra seorang penyiar edukatif dengan pembawaan yang ceria dan semangat serta konsisten dalam membuat konten.</p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/21635 Pengaruh Berita Politik dan Perilaku Pemilih Mahasiswa Etnis Tionghoa 2023-01-18T14:34:24+00:00 Steven Kho stevenkho58@gmail.com Moehammad Gafar Yoedtadi gafary@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">The @narasinewsroom account is part of Narasi TV, which uses social media Instagram and Twitter to broadcast the hottest news every day in the form of pictures and videos that are factual and actual. Basically, @narasinewsroom is an account that displays political information or state news in Indonesia and abroad. the researcher wants to know how much influence political news has on the behaviour of voters who have read political news on social media, especially on the Instagram account named @narasinewsroom. This research uses a quantitative method. The population used in this study were Tionghoa ethnicity students. The sampling technique was purposive sampling, a method used to determine a respondent who will be sampled with certain criteria. In this study, the number of respondents who were taken was 100 respondents. After processing the data using the SPSS 25.0 program, the researchers obtained the results of the study that there was an effect of the x variable on the y variable of 46.7%, and the remaining 53.3% was an influence that was not tested in this research.</span></em></p> <p><em><span style="font-weight: 400;">A</span></em><span style="font-weight: 400;">kun @narasinewsroom adalah bagian dari Narasi TV yang menggunakan media sosial Instagram</span> <span style="font-weight: 400;">dan Twitter untuk menyiarkan berita-berita terkini setiap hari dalam bentuk gambar dan video secara faktual dan aktual. Pada dasarnya @narasinewsroom adalah akun yang lebih menampilkan informasi politik atau berita kenegaraan yang ada di Indonesia dan juga luar negeri. Peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh berita politik terhadap perilaku pemilih yang telah membaca berita-berita politik yang ditampilkan di media sosial khususnya di akun Instagram @narasinewsroom. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa etnis Tionghoa. Teknik pengambilan sampel secara</span><span style="font-weight: 400;"> purposive sampling</span><span style="font-weight: 400;"> di mana responden yang akan dijadikan sampel ditetapkan dengan kriteria tertentu. Jumlah responden yang diambil sebanyak 100 responden, Setelah melakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 25.0 peneliti mendapatkan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh berita politik terhadap perilaku memilih pada mahasiswa etnis Tionghoa sebesar 46,7% dan sisanya sebesar 53,3% merupakan pengaruh yang tidak diuji dalam penelitian ini.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/21644 Komunikasi Antarbudaya dalam Proses Adaptasi Turis Asing di Pulau Bali, Indonesia 2023-01-13T15:09:32+00:00 Widya Aprillia widyaapril9@gmail.com Roswita Oktavianti roswitao@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">Culture shock is a common problem in intercultural communication or cultural differences. This also happens to tourists in Bali, Indonesia, one of the favourite destination islands for local and foreign tourists. Foreign tourists visiting Bali Island will initially experience discomfort with the environment due to different cultural backgrounds, especially Bali, which has powerful customs. Foreign tourists must make cultural adaptations to understand and accept new cultural values. This research wants to know the self-adjustment process of foreign tourists in dealing with culture shock on the island of Bali and the obstacles experienced during the adjustment process. This research uses a descriptive approach with primary and secondary data sources in the form of interviews, observation and documentation. Interviews were conducted with foreign tourists living on the island of Bali. Observations were made by going to the field and directly observing tourist interactions with residents. This research shows that each tourist experiences five stages of cultural adaptation: planning, frustration, honeymoon, readjustment, and resolution. Foreign travellers have a different adjustment process at each stage, depending on the country of origin. Culture shock usually occurs during the frustration phase, where travellers have to adapt to the language, food tastes, weather conditions, cost of living, and homesickness.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Gegar budaya atau </span><em><span style="font-weight: 400;">culture shock</span></em><span style="font-weight: 400;"> merupakan masalah umum dalam komunikasi antarbudaya atau perbedaan budaya. Hal ini juga terjadi pada wisatawan di Pulau Bali, Indonesia, sebagai salah satu pulau destinasi favorit turis lokal maupun mancanegara. Wisatawan luar negeri yang mengunjungi Pulau Bali, awalnya akan mengalami ketidaknyamanan terhadap lingkungan karena latar belakang budaya yang berbeda, terlebih Bali memiliki adat istiadat yang sangat kuat. Wisatawan mancanegara perlu melakukan adaptasi budaya untuk memahami dan menerima nilai-nilai budaya baru. Penelitian ini ingin mengetahui proses penyesuaian diri wisatawan mancanegara dalam menghadapi gegar budaya di pulau Bali dan kendala yang dialami selama proses penyesuaian tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan sumber data primer dan sekunder berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan wisatawan mancanegara yang tinggal di Pulau Bali. Sementara observasi dilakukan dengan cara turun ke lapangan dan melakukan pengamatan langsung terhadap interaksi turis dengan penduduk setempat. Penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing wisatawan mengalami lima tahap adaptasi budaya yaitu fase perencanaan, frustrasi, bulan madu, penyesuaian, dan resolusi. Wisatawan mancanegara memiliki proses penyesuaian yang berbeda pada setiap tahapnya, tergantung pada negara asal. Gegar budaya atau </span><em><span style="font-weight: 400;">culture</span></em> <em><span style="font-weight: 400;">shock</span></em><span style="font-weight: 400;"> biasanya muncul pada fase frustrasi, dimana wisatawan harus beradaptasi dengan bahasa, rasa makanan, kondisi cuaca, biaya hidup dan kerinduan dengan keluarga di rumah.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/21659 Persepsi Generasi Z dengan Pernyataan “Kerja Sesuai Passion” dalam Menentukan Profesi 2023-01-18T14:55:30+00:00 Shinta Octavia shinta.915190215@stu.untar.ac.id Wulan Purnama Sari wulanp@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">This research was conducted because researchers wanted to see Generation Z's (Gen Z) perceptions of the statement "Work According to Passion" which is widely discussed on social media. Reporting from katadata.id, Gen Z is the largest internet user in Indonesia, with almost 40 million people. Social media can be accessed by various groups of people, one of them is teenagers or Gen Z. With social media, information can develop rapidly, so that it can create different perceptions for everyone. The purpose of conducting this research is to find out Gen Z's perception of the statement "Work According to Passion" and as a reference when Gen Z chooses a profession. This research approach is quantitative with descriptive statistical data processing techniques to find the average value of Gen Z perceptions. The sampling technique used is simple random sampling (SRS) with a total of 130 respondents. The results of this study show that the highest average result is in the statement "I want a job that matches my passion," and the lowest average result is the statement "Work According to Passion," which is a pressure for me. It can be concluded that the results of Gen Z perceptions show that the majority of Gen Z want to be able to work according to their passion.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Ramai diberitakan di media sosial terhadap pernyataan “Kerja Sesuai </span><em><span style="font-weight: 400;">Passion</span></em><span style="font-weight: 400;">” terutama di kalangan generasi Z. Dilansir dari katadata.id, Gen Z merupakan pengguna internet terbanyak di Indonesia yaitu hampir 40 juta jiwa. Media sosial dapat diakses oleh beragam kalangan masyarakat, salah satunya remaja atau Gen Z. Dengan adanya media sosial, informasi dapat berkembang dengan pesat, sehingga hal tersebut dapat menciptakan persepsi yang berbeda di setiap orang. Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi Gen Z terhadap pernyataan</span> <span style="font-weight: 400;">“Kerja Sesuai </span><em><span style="font-weight: 400;">Passion</span></em><span style="font-weight: 400;">” serta sebagai acuan ketika Gen Z menentukan profesi. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengolahan data statistik deskriptif untuk mencari nilai rata-rata dari persepsi Gen Z. Teknik </span><em><span style="font-weight: 400;">sampling</span></em><span style="font-weight: 400;"> yang digunakan adalah </span><em><span style="font-weight: 400;">simple random sampling </span></em><span style="font-weight: 400;">(SRS) dengan jumlah sebanyak 130 responden. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa hasil hitung rata-rata tertinggi yaitu ada pada pernyataan “Saya menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan </span><em><span style="font-weight: 400;">passion</span></em><span style="font-weight: 400;"> saya” dan hasil hitung rata-rata terendah dengan pernyataan ‘Kerja Sesuai </span><em><span style="font-weight: 400;">Passion’</span></em><span style="font-weight: 400;"> merupakan tekanan bagi saya”. Dapat disimpulkan bahwa hasil persepsi Gen Z menunjukkan bahwa mayoritas Gen Z menginginkan untuk dapat bekerja sesuai dengan </span><em><span style="font-weight: 400;">passion</span></em><span style="font-weight: 400;">.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/21677 Harga Diri dan Kepercayaan Diri terhadap Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa 2023-01-14T06:38:38+00:00 Vallentcia Naomi Oktaliany vallentcia.915190150@stu.untar.ac.id Rezi Erdiansyah rezie@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">Interpersonal communication skills are important skills that every individual carries out in their daily lives. Interpersonal communication skills can be linked to self-esteem and self-confidence. This study was conducted to meet the curiosity of Taruna Bangsa Sentul High School teachers about what causes students to have difficulty communicating their ideas and opinions. This study intends to analyse the effect of self-esteem and self-confidence on the interpersonal communication skills of Taruna Bangsa Sentul High School students. This research uses survey techniques with a quantitative approach. This study took 88 respondents who were students of Taruna Bangsa Sentul High School. Sample withdrawal is done with a non-probability sampling technique. The achievement is to show the influence of self-esteem and self-confidence on the interpersonal communication skills of Taruna Bangsa Sentul High School students. Thus, students of SMA Taruna Bangsa Sentul need to improve their self-esteem and self-confidence first to be able to improve interpersonal communication skills.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Kemampuan komunikasi interpersonal merupakan kemampuan penting yang dilaksanakan tiap individu dalam kesehariannya. Kemampuan komunikasi interpersonal dapat dikaitkan dengan harga diri dan kepercayaan diri. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi rasa keingintahuan guru SMA Taruna Bangsa Sentul mengenai hal yang menyebabkan siswa dan siswinya mengalami kesulitan dalam mengomunikasikan ide dan pendapatnya, sehingga penelitian ini bermaksud untuk menganalisis pengaruh harga diri dan kepercayaan diri pada kemampuan komunikasi interpersonal siswa – siswi SMA Taruna Bangsa Sentul. Penelitian ini menggunakan teknik survei dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini mengambil responden sebanyak 88 responden yang merupakan siswa – siswi SMA Taruna Bangsa Sentul. Penarikan sampel dikerjakan dengan teknik </span><em><span style="font-weight: 400;">non-probabillity sampling</span></em><span style="font-weight: 400;">. Capaiannya ialah memperlihatkan adanya pengaruh harga diri dan kepercayaan diri pada kemampuan komunikasi interpersonal siswa SMA Taruna Bangsa Sentul. Dengan demikian, siswa SMA Taruna Bangsa Sentul perlu meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri terlebih dahulu untuk bisa meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/21694 Tinjauan Semiotika Desakralisasi Posisi Laki-Laki dalam Film ‘Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas’ 2023-01-14T13:15:13+00:00 Nathan Suryanto nathan.915189201@stu.untar.ac.id Nigar Pandrianto nigarp@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">This research will discuss the desacralisation of men in the film 'Seperti Dendam, Rindu Harus Dibalas Tuntas'. The film tells of various social conflicts, including discrimination against women and making women mere objects. But on the other hand, the women in the film have a heroic nature and have the same strength as men. Therefore, this film is interesting to study in seeing the desacralisation of the position of men throughout the film. This research uses the theoretical basis of mass media, mass communication, feminism and semiotics. This research uses a qualitative approach with data collection methods of observation, documentation and interviews. As a result, the film contains many scenes that show the desacralisation of men. To strengthen the desacralisation, the film shows the discriminatory side towards women. The film shows that women can fight back and have the same power as men. The film is also very much related to feminist views, with a rebuttal to misogynist views.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini akan membahas mengenai desakralisasi terhadap kaum laki-laki dalam film ‘Seperti Dendam Rindu Harus Dibalas Tuntas’. Film tersebut menceritakan berbagai konflik sosial termasuk diskriminasi terhadap kaum perempuan dan menjadikan perempuan sebagai objek belaka. Namun di sisi lain, kaum perempuan pada film tersebut memiliki sifat yang heroik dan memiliki kekuatan yang sama dengan kaum laki-laki. Oleh karenanya, film ini menjadi menarik untuk diteliti dalam melihat desakralisasi terhadap posisi kaum laki-laki yang ada sepanjang film. Penelitian ini menggunakan landasan teori media massa, komunikasi massa, feminisme dan semiotika. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasilnya, film banyak mengandung adegan-adegan yang menunjukkan desakralisasi kaum laki-laki. Untuk memperkuat desakralisasi tersebut, film menunjukkan sisi diskriminatif terhadap kaum perempuan. Film menunjukkan bahwa perempuan dapat melawan dan memiliki kekuatan yang sama dengan laki-laki. Film ini juga sangat berkaitan dengan pandangan feminisme dengan bantahan terhadap pandangan misoginis.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/25240 Meriam Sebagai Media Komunikasi Tradisional (Studi Tradisi Dentuman Meriam Sebagai Penanda Buka Puasa) 2023-07-22T08:41:00+00:00 Mikhael Alfian Suiwidjaja mikhael.915199202@stu.untar.ac.id Gregorius Genep Sukendro geneps@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">The blast produced by the cannon is one of the traditional communication media. The blast of the cannon is a tradition carried out by the community at the Al-A'raaf Great Mosque in Rangkasbitung. Tradition is a form of culture that is maintained and passed down from generation to generation by the local community. The tradition of the cannon blast became a culture for the people of Rangkasbitung. The cannon blast is used to mark the time during the month of Ramadan every year. This research will discuss the function of the cannon as a traditional communication media in the tradition of the cannon blast to mark the breaking of the fast at the Al-A'raaf Great Mosque in Rangkasbitung. In this research, the author uses the theory of cultural studies from Stuart Hall and uses a qualitative approach method with the phenomenological method from Bogdan and Taylor. The data in this study were obtained through interviews, observations, literature studies, and documentation. The results showed that the use of cannons as a marker of breaking the fast has existed since the colonial era. Other findings also showed that the tradition of the cannon blast as a marker of breaking the fast was formed due to the influence of the power of the dominant group, namely the people of Rangkasbitung, especially those who practiced fasting. The cannon acts as a persuasive traditional communication medium and develops into a culture in the community.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Dentuman yang dihasilkan meriam merupakan salah satu media komunikasi tradisional. Dentuman meriam merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat di Masjid Agung Al-A’raaf Rangkasbitung. Tradisi merupakan bentuk kebudayaan yang dipertahankan dan diwariskan turun-temurun oleh masyarakat setempat. Tradisi dentuman meriam menjadi budaya bagi masyarakat Rangkasbitung. Dentuman meriam digunakan untuk menandakan waktu saat bulan Ramadhan setiap tahun. Penelitian ini akan membahas fungsi meriam sebagai media komunikasi tradisional dalam tradisi dentuman meriam penanda buka puasa di Masjid Agung Al-A’raaf Rangkasbitung. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori kajian budaya dari Stuart Hall dan menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi dari Bogdan dan Taylor. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui hasil wawancara, observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan meriam sebagai penanda buka puasa sudah ada sejak zaman penjajahan. Temuan lain juga menunjukan bahwa tradisi dentuman meriam sebagai penanda buka puasa terbentuk karena adanya pengaruh dari kekuatan kelompok dominan yakni masyarakat Rangkasbitung terutama yang menjalankan ibadah puasa. Meriam berperan sebagai media komunikasi tradisional yang mengandung komunikasi persuasif dan berkembang menjadi budaya di tengah masyarakat.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27439 Penetrasi Sosial Generasi Muda Melalui Aplikasi Kencan Online 2023-12-21T09:33:21+00:00 Fiola Teguh fiola.915200018@stu.untar.ac.id Sinta Paramita sintap@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">This research discusses the phenomenon of social penetration in the context of online dating apps with a focus on the younger generation of Coffee Meets Bagel users. As one of the online dating apps, Coffee Meets Bagel provides a new alternative to finding and establishing romantic relationships by utilizing features such as searches based on preferences, interests, and location. Statistics show a significant increase in online dating app users, especially in Indonesia, with Coffee Meets Bagel as an app that emphasizes quality over quantity. In this context, social penetration is an interesting aspect to research, given its influence on the stages of the communication process in online dating apps. This research asks the main question, namely, how the process of social penetration stages among the younger generation establishes relationships through the Coffee Meets Bagel online dating application. This research is based on the Social Penetration Theory using the phenomenological method through a qualitative approach. The results of this study focus on the four stages of social penetration, according to Taylor and Altman. Through these four stages, the process of stages in a relationship that starts from online dating can be clearly described, both from the process of self-disclosure to the obstacles experienced.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini membahas fenomena penetrasi sosial dalam konteks aplikasi kencan daring dengan fokus pada generasi muda pengguna Coffee Meets Bagel. Sebagai salah satu aplikasi kencan online, Coffee Meets Bagel memberikan alternatif baru dalam menemukan dan menjalin hubungan asmara dengan memanfaatkan fitur-fitur seperti pencarian berdasarkan preferensi, minat, dan lokasi. Statistik menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pengguna aplikasi kencan online, khususnya di Indonesia, dengan Coffee Meets Bagel sebagai aplikasi yang mengedepankan kualitas daripada kuantitas. Dalam konteks ini, penetrasi sosial menjadi aspek yang menarik untuk diteliti, mengingat pengaruhnya terhadap tahapan proses komunikasi dalam aplikasi kencan online. Penelitian ini mengajukan pertanyaan utama, yaitu bagaimana proses tahapan penetrasi sosial di kalangan generasi muda dalam menjalin hubungan melalui aplikasi kencan online Coffee Meets Bagel. Penelitian ini berlandaskan pada Teori Penetrasi Sosial dengan menggunakan metode fenomenologi melalui pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini berfokus pada empat tahapan penetrasi sosial menurut Taylor dan Altman. Melalui keempat tahapan tersebut, proses tahapan dalam sebuah hubungan yang berawal dari kencan daring dapat digambarkan dengan jelas, baik dari proses pengungkapan diri hingga hambatan yang dialami.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27531 Intensitas Komunikasi terhadap Kualitas Hubungan Berpacaran Mahasiswa 2023-12-21T10:33:41+00:00 Adeline Felice Gunawan Wijaya adeline.915200015@stu.untar.ac.id Riris Loisa ririsl@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">Communication intensity plays an important role in determining the quality of a romantic or dating relationship. The quality of a relationship will determine its success or failure. This study aims to determine the effect of communication intensity on the quality of dating relationships. This research uses the concept of interpersonal communication, and the method used is the survey method, which is done by distributing questionnaires to samples that have been determined according to the Slovin formula with a quantitative approach. The calculation of statistical data in this study was assisted by using SPSS 25.0. The result of this study is that communication intensity has a strong influence on the quality of paired relationships based on the results of the determination test obtained an R-value of 0.841 and an R square value of 0.708 (70.8%)</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Intensitas komunikasi berperan penting dalam menentukan kualitas hubungan romantis atau pacaran. Kualitas suatu hubungan akan menentukan berhasil tidaknya sebuah hubungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas komunikasi terhadap kualitas suatu hubungan berpacaran. Penelitian ini menggunakan konsep komunikasi interpersonal dan metode yang digunakan adalah metode survei dengan membagikan kuisioner kepada sampel yang telah ditentukan sesuai rumus Slovin dengan pendekatan kuantitatif. Perhitungan data statistik pada penelitian ini dibantu dengan mengggunakan SPSS 25.0. Hasil dari penelitian ini adalah intensitas komunikasi memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas hubungan berpasangan berdasarkan dari hasil uji determinasi, diperoleh nilai R 0,841 dan nilai R square sebesar 0,708 (70,8%). </span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27559 Komunikasi Instagram Narasi.tv dengan Generasi Z melalui Empat Pilar Media Sosial 2023-12-21T10:05:11+00:00 Michael Michael michael.915200002@stu.untar.ac.id Farid Rusdi farid@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">Currently, people rely more on social media to get information. In Indonesia, as many as 79% of the population uses social media to get information. One media company that disseminates information via social media is Narasi.tv which uses Instagram social media. The Narasi.tv Instagram account presents information in a different format. By using four pillars of social media strategy, this research wants to find out how the Narasi.tv Instagram account's communication strategy is in conveying messages to Generation Z. Researchers use descriptive qualitative research methods to be able to explore a phenomenon, an event, social activities, attitudes, views, beliefs, and an individual or a group. Data collection techniques include interviews, observation, and literature study. The results of this research show that the Narasi.tv Instagram account uses four strategic pillars to reach generation Z, consisting of communication, collaboration, education, and entertainment. Of these four pillars, the most prominent is entertainment using jokes which is a concern for Gen Z and makes interaction with the target audience easier.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Saat ini masyarakat lebih mengandalkan media sosial untuk mendapatkan sebuah informasi. Di Indonesia, sebanyak 79% penduduk menggunakan media sosial untuk mendapatkan informasi. Salah satu perusahaan media yang menyebarkan informasi lewat media sosial adalah Narasi.tv yang menggunakan media sosial Instagram. Akun Instagram Narasi.tv menyajikan informasi dengan format berbeda. Dengan menggunakan empat pilar strategi media sosial penelitian ini ingin mengetahui bagaimana strategi komunikasi akun Instagram Narasi.tv dalam menyampaikan pesan kepada Generasi Z. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif bersifat deskriptif untuk bisa mendalami sebuah fenomena, sebuah peristiwa, kegiatan secara sosial, sikap, pandangan, kepercayaan, dan seorang individual atau suatu kelompok. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan akun Instagram Narasi.tv menggunakan empat pilar strategi untuk menggapai generasi Z yang terdiri dari komunikasi, kolaborasi, edukasi, dan hiburan. Dari keempat pilar ini yang paling menonjol adalah hiburan dengan menggunakan guyonan yang menjadi keresahan para Gen Z dan membuat interaksi dengan target audiens menjadi lebih mudah.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27560 Interaksi Simbolik dalam Perencanaan Komunikasi Politik @puterikomarudin melalui Instagram 2023-12-22T16:28:04+00:00 Aldi Hardianto aldi.915200210@stu.untar.ac.id Muhammad Adi Pribadi Muhammadadipribadi@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">Political communication through online media is important for an election candidate to achieve their goals. One of the political communication activities of political elites with the public is carried out by DPR member Puteri Komarudin. This study aims to determine how the role of symbolic interaction in political communication planning through Instagram social media @puterikomarudin aimed at Generation Z as election voters. This research uses qualitative research methods. The results showed that the symbolic interaction applied in @puterikomarudin's political communication planning was carried out by instilling clear identities and values. The strong role of symbolic interaction in the @puterikomarudin account has an impact on the political communication planning process in achieving the goal of the DPR RI general election and team performance.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Komunikasi politik melalui media </span><em><span style="font-weight: 400;">online</span></em><span style="font-weight: 400;"> merupakan hal penting dilakukan bagi seorang kandidat pemilu dalam mencapai tujuannya. Salah satu kegiatan komunikasi politik elit politik dengan masyarakat dilakukan oleh anggota DPR Puteri Komarudin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran interaksi simbolik dalam perencanaan komunikasi politik melalui media sosial Instagram @puterikomarudin yang ditujukan ke generasi Z sebagai pemilih pemilu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi simbolik yang diterapkan dalam perencanaan komunikasi politik @puterikomarudin dilakukan dengan menanamkan identitas dan nilai-nilai yang jelas. Kuatnya peran interaksi simbolik dalam akun @puterikomarudin berdampak pada proses perencanaan komunikasi politik dalam mencapai tujuan pemilihan umum DPR RI, dan kinerja tim.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27562 Analisis Semiotika Representasi Maskulinitas Karakter Perempuan dalam Film Love and Leashes 2023-12-21T10:27:26+00:00 Aldila Putri Rossa aldilaputros@gmail.com Yugih Setyanto yugihs@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">In gender research, there are terms called masculine and feminine. In traditional environments, women are seen as more feminine characters who are restricted in expression. Meanwhile, the modern environment provides a platform for women to perform the roles they want. Men don't have to have a character, and women don't have to have a feminine character. This is shown in the Korean movie Love and Leashes, which attaches masculinity to female characters. This research uses a descriptive qualitative approach that refers to John Fiske's semiotic analysis method and is divided into three aspects: the level of reality, the level of representation, and the level of ideology. The results of this study show that there are messages of masculinity through female characters, which are conveyed through independent, assertive, and rational female figures. Masculinity is displayed in terms of appearance, shooting angle, and ideology that wants to be given in the movie.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Dalam penelitian mengenai gender, ditemukan istilah yang disebut maskulin dan feminim. Di lingkungan tradisional, perempuan lebih dipandang sebagai karakter yang feminim namun terbatas dalam berekspresi. Sementara itu, lingkungan modern memberikan wadah bagi perempuan dalam menunjukkan peran yang diinginkannya. Laki-laki tidak harus berkarakter, Perempuan tidak harus memiliki karakter feminim. Hal itu ditunjukkan pada film Korea berjudul</span><em><span style="font-weight: 400;"> Love and Leashes</span></em><span style="font-weight: 400;"> yang justru melekatkan maskulinitas pada karakter perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang merujuk pada metode analisis semiotika John Fiske dan dibagi menjadi tiga aspek, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya penyampaian pesan maskulinitas melalui karakter perempuan, yang disampaikan melalui sosok perempuan yang mandiri, tegas, dan rasional. Maskulinitas itu diperlihatkan baik dari segi penampilan, sudut pandang kamera maupun ideologi yang ingin disampaikan dalam film. </span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27573 Komunikasi Ritual Sembahyang Rebut bagi Etnis Cina di Kecamatan Parittiga Bangka Barat 2023-12-21T10:14:46+00:00 Enjelly Enjelly enjelly.915200077@stu.untar.ac.id Suzy Azeharie suzya@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">Prayer is a religious activity carried out consciously to establish a relationship with the creator of the form of prayer. In religious traditions, prayer is associated with a ritualistic nature as a form of human communication with the Creator. One of the Chinese ethnic prayer celebrations in West Bangka, especially Parittiga subdistrict, is the Rebut Prayer Celebration. Sembahyang Rebut is a celebratory ritual to honor ancestral spirits which is held every 15th of the seventh month in the lunar calendar. During the Sembahyang Sebut celebration, many ethnic Chinese call this ritual the ghost moon festival or Chit Ngiat Pan, where it is believed that the spirits of ancestors return to the human world. The aim of this research is to find out how the ritual process of the Sembahyang Rebut celebration is and what symbolic meaning is contained in the Sembahyang Rebut celebration. The theory used in this research is the theory of ritual communication and symbolic meaning. The research method used is a descriptive qualitative phenomenology approach. The data that will be described was obtained from interviews with three sources. The conclusion of this research is that the Rebut Prayer Celebration is a tradition passed down from generation to generation which has the form of a symbol of balance with the intention of giving and receiving, which means that if we freely pay respects to the spirits of ancestors and others, we will receive blessings and good fortune.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Sembahyang adalah kegiatan keagamaan yang dilakukan secara sadar guna menjalin hubungan dengan sang pencipta berbentuk doa. Dalam tradisi keagamaan, sembahyang dikaitkan dengan sifat ritualistik sebagai bentuk komunikasi manusia kepada sang pencipta. Salah satu perayaan sembahyang bagi etnis Tionghoa di Bangka Barat khususnya kecamatan Parittiga adalah perayaan Sembahyang Rebut. Sembahyang Rebut adalah ritual perayaan untuk menghormati arwah leluhur yang diadakan setiap tanggal 15 bulan tujuh dalam penanggalan kalender lunar. Dalam perayaan Sembahyang Rebut banyak etnis Tionghoa yang menyebut ritual ini sebagai festival bulan hantu atau </span><em><span style="font-weight: 400;">Chit Ngiat Pan </span></em><span style="font-weight: 400;">yang dipercayai bahwa arwah leluhur akan kembali ke alam manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses ritual perayaan Sembahyang Rebut dan apa makna simbolik yang terkandung dalam perayaan Sembahyang Rebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi ritual dan makna simbolik. Metode penelitian yang digunakan adalah fenomenologi pendekatan kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan tiga narasumber. Penelitian menemukan bahwa Perayaan Sembahyang Rebut merupakan tradisi turun temurun yang memiliki bentuk simbol keseimbangan dengan maksud memberi dan menerima yang artinya adalah apabila kita dengan lapang hati memberi penghormatan kepada arwah leluhur dan lainnya maka kita akan menerima berkah dan rezeki yang lancar.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27595 Makna Insecurity, Video Klip, dan Generasi Z 2023-12-21T10:43:20+00:00 Cherryes Patricia cherryes.915200045@stu.untar.ac.id Lusia Savitri Setyo Utami lusias@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">Feeling insecure is a natural thing experienced by every individual. The feelings of insecurity faced by Generation Z encouraged musicians to convey their message through one of (G)I-DLE's 'Allergy' video clips. The video clip 'Allergy' tells about feeling inferior and wanting to follow life on social media. By using Roland Barthes' semiotic analysis, the researcher aims to find out and describe the representation of the meaning of insecurity in Generation Z through the video clip (G)I-DLE 'Allergy'. This research is descriptive with a qualitative research approach. The results of this research are a representation of the meaning of insecurity experienced by Generation Z, which includes a feeling of difficulty in achieving expectations of being like an "ideal woman", aloofness and difficulty socializing, a high sense of wanting to keep up with current developments even though they do not match preferences, and social media is one of the factors that makes someone feel competitive.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Perasaan </span><span style="font-weight: 400;">insecure</span><span style="font-weight: 400;">, keadaan ketika individu merasa takut karena rasa tidak puas dan tidak percaya diri, merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap individu. Perasaan </span><span style="font-weight: 400;">insecure</span><span style="font-weight: 400;"> yang dihadapi oleh Generasi Z mendorong musisi untuk menyampaikan pesannya melalui salah satu video klip (G)I-DLE ‘Allergy’. Video klip ‘Allergy’ menceritakan tentang rasa minder dan ingin mengikuti kehidupan yang ada di media sosial. Dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes, peneliti bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan representasi makna </span><span style="font-weight: 400;">insecurity</span><span style="font-weight: 400;"> pada Generasi Z melalui video klip (G)I-DLE ‘Allergy’. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah adanya representasi makna </span><span style="font-weight: 400;">insecurity</span><span style="font-weight: 400;"> yang dialami oleh Generasi Z yaitu meliputi rasa sulit untuk mencapai ekspektasi untuk menjadi seperti “perempuan ideal”, sikap menyendiri dan sulit bersosialisasi, tingginya rasa ingin mengikuti perkembangan zaman walaupun tidak sesuai dengan preferensi, dan media sosial menjadi salah satu faktor seseorang dapat merasa tersaingi.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27596 Komunikasi Love Language Anak Autisme dengan Orang Tua 2023-12-22T19:48:14+00:00 Angelina Maria Krisjanto Kusuma angelina.915200098@stu.untar.ac.id Sisca Aulia siscaa@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">The concept of Love Language serves as a foundation for understanding how children with special needs, specifically those with autism, communicate affection towards their parents and vice versa. Autism, as a genetic syndrome, often poses challenges to family dynamics, particularly in communication and expressing love towards family members due to the communication impairments associated with autism. The aim of this research is to examine how Love Language communication occurs between children with autism and their parents. Interpersonal Communication serves as the theoretical basis to explore how the Five Love Languages form the basis of communication in expressing affection between autistic children and their parents. The applied research methodology is qualitative and descriptive. Data collection involves interviews with families having a first-level autistic child and observations of interaction patterns between autistic children and their parents. The analysis of Love Language is used to understand the communication of affection between autistic children and their parents. The results indicate that the most commonly used Love Languages from children to parents are Quality Time (spending time together) and Physical Touch (physical contact). On the other hand, parents' Love Languages towards their autistic children include Acts of Service (providing assistance) and Quality Time (spending time together).</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Konsep </span><em><span style="font-weight: 400;">Love Language</span></em><span style="font-weight: 400;"> menjadi landasan untuk memahami bagaimana cara komunikasi anak berkebutuhan khusus autisme dalam mengekspresikan kasih sayang anak kepada orang tua mereka dan juga sebaliknya. Autisme sebagai sindrom genetik sering menjadi tantangan dinamika keluarga dalam berkomunikasi terutama dalam mengekspresikan kasih sayang kepada anggota keluarga dikarenakan autisme sendiri merupakan sebuah gangguan anak dalam kemampuan berkomunikasi. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat bagaimana komunikasi </span><em><span style="font-weight: 400;">Love Language</span></em><span style="font-weight: 400;"> dari anak berkebutuhan khusus autisme dengan orang tua mereka. Komunikasi Interpersonal menjadi landasan teori untuk mengeksplorasi bagaimana </span><em><span style="font-weight: 400;">Five Love Languages</span></em><span style="font-weight: 400;"> menjadi sebuah dasar komunikasi dalam mengekspresikan kasih sayang antara anak autisme kepada orang tua dan sebaliknya. Metodologi penelitian yang diterapkan adalah kualitatif deskriptif, di mana pengumpulan data menggunakan teknik wawancara kepada keluarga yang memiliki anak autisme tingkat satu dan melakukan observasi kepada pola interaksi antara anak autisme dengan orang tuanya. Dari hasil penelitian ini analisis </span><em><span style="font-weight: 400;">Love Language</span></em><span style="font-weight: 400;"> digunakan sebagai komunikasi pengekspresian kasih sayang antara anak autisme dengan orang tua. Dari anak kepada orang tua yang paling digunakan adalah </span><em><span style="font-weight: 400;">Quality Time</span></em><span style="font-weight: 400;"> atau menghabiskan waktu bersama dan </span><em><span style="font-weight: 400;">Physical Touch</span></em><span style="font-weight: 400;"> atau pemberian sentuhan, sedangkan </span><em><span style="font-weight: 400;">love language</span></em><span style="font-weight: 400;"> yang digunakan dari orang tua dengan anak autisme adalah </span><em><span style="font-weight: 400;">Act of service</span></em><span style="font-weight: 400;"> atau memberikan pelayanan dan </span><em><span style="font-weight: 400;">Quality Time</span></em><span style="font-weight: 400;"> atau menghabiskan waktu bersama.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27601 Konstruksi Aspek-Aspek Populisme Aktor Politik pada Media Online melalui Perspektif Identitas Sosial 2023-12-21T09:48:15+00:00 Kimberley Adonia Gunawan Kimberley.915200050@stu.untar.ac.id Sinta Paramita sintap@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">According to researchers from the Indonesian Institute of Sciences, the 2017 DKI Jakarta Governor election was the worst election in the history of Indonesian democracy. The impact of the gubernatorial election caused polarization in the community which was delivered by the practice of populism by the political actors involved during the campaign period. Populism is present as a political rhetorical strategy that is able to build sentiment comparisons in the public by building a class comparison between "the people" and "the elite". The focus of this research is to analyze the types of populism strategies used by the political actors involved. The method used in this research is Norman Fairlcough's critical discourse analysis with a qualitative approach. The analysis and study in this research are constructed from the theory of Social Identity by Henri Tajfel through three processes namely social grouping, social identification, and social comparison. The results of this study show the aspects that are highlighted from the implementation of populism by the two political actors involved and the types of populism strategies they implement. It was concluded that Basuki Tjahja Purnama or Ahok implemented technocratic populism and Anies Rasyid Baswedan implemented social (democratic) populism in his campaign process.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Menurut peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 merupakan pemilu terburuk dalam sejarah demokrasi Indonesia. Dampak dari Pilgub menimbulkan polarisasi di masyarakat yang dihantarkan oleh praktik populisme oleh para aktor politik yang terlibat pada masa kampanye. Populisme hadir sebagai sebuah strategi retorika politik yang mampu membangun perbandingan sentimen di publik dengan membangun kelas perbandingan antara “rakyat” dan “elit”. Fokus dari penelitian ini adalah menganalisis jenis strategi populisme yang digunakan oleh para aktor politik yang terlibat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana kritis Norman Fairlcough dengan pendekatan kualitatif. Analisis dan kajian dalam penelitian ini dikonstruksi dari teori Identitas Sosial oleh Henri Tajfel melalui tiga proses yaitu pengelompokan sosial, identifikasi sosial, dan perbandingan sosial. Hasil dari penelitian ini menunjukan aspek – aspek yang ditonjolkan dari implementasi populisme oleh dua aktor politik yang terlibat serta jenis strategi populisme yang diimplementasikannya. Basuki Tjahja Purnama atau Ahok mengimplementasikan populisme teknoratik dan Anies Rasyid Baswedan mengimplementasikan populisme sosial (demokratik) dalam proses kampanyenya.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27603 Analisis Semiotika Representasi Penyintas Pelecehan Seksual Film Like & Share 2023-12-22T17:46:43+00:00 Keyza Baby Rinaldi keyza.915200159@stu.untar.ac.id Sisca Aulia siscaa@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">The film "Like &amp; Share" is a teenage drama film from Indonesia. The movie narrates the experiences of two friends named Lisa, portrayed by Aurora Ribero, and Sarah, portrayed by Arawinda, as they navigate through their lives and explore their sexuality together. However, the two of them experienced many obstacles in their friendship and also in their traumatic romance. Sarah, who is in a relationship with Devan, experiences sexual thoughts carried out by her boyfriend. In this study, qualitative methods are employed, utilizing John Fiske's semiotic analysis techniques to investigate, scrutinize, and explore the degrees of reality, representation, and ideology in the film Like &amp; Share. The film Like &amp; Share shows acts of sexual violence and what the survivors did in dealing with this problem with persuasive communication so that the victim made peace with the situation by giving a peace statement, but Sarah, as the perpetrator of the sexual disclosure, did not want to embrace it and Sarah took revenge accompanied by her best friend. Lisa.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Film “</span><em><span style="font-weight: 400;">Like &amp; Share</span></em><span style="font-weight: 400;">” merupakan film drama remaja yang berasal dari Indonesia, film ini </span><span style="font-weight: 400;">berkisah tentang dua orang sahabat bernama Lisa yang diperankan oleh Aurora Ribero dan Sarah yang diperankan oleh Arawinda yang sedang mengeksplorasi kehidupan dan seksualitas mereka bersama. Tetapi banyak rintangan yang mereka berdua alami dalam persahabatan dan juga dalam percintaan yang traumatis. Sarah yang tengah menjalin hubungannya dengan Devan mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh kekasihnya sendiri. Penelitian ini </span><span style="font-weight: 400;">menggunakan metode kualitatif dengan teknik analisis semiotika John Fiske guna mengetahui, menelaah, dan mendalami level realitas, level representasi, dan level ideologi dalam film </span><em><span style="font-weight: 400;">Like &amp; Share</span></em><span style="font-weight: 400;">. Film </span><em><span style="font-weight: 400;">Like &amp; Share</span></em><span style="font-weight: 400;"> memperlihatkan tindakan pelaku kekerasan seksual dan apa yang dilakukan oleh penyintasnya dalam menghadapi masalah ini dengan komunikasi persuasif agar korban berdamai dengan keadaan tersebut dengan memberikan surat pernyataan damai namun Sarah sebagai penyintas pelecehan seksual tersebut tidak mau menerimanya dan Sarah membalas dendamnya ditemani oleh sahabatnya Lisa. </span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27608 Implementasi Peran Praktisi Humas dalam Mengkomunikasikan Kinerja Anggota Fraksi PKS DPR RI Jelang Pemilu 2024 2023-12-21T10:11:13+00:00 Rahmadi Tri Yoga rahmadi.915200230@stu.untar.ac.id Yugih Setyanto yugihs@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">In carrying out its vision and mission, the The Prosperous Justice Party (PKS) faction in the Indonesian Parliament (DPR RI) necessitates the involvement of public relations to effectively communicate the overall performance of its members to the public. This study aims to explore the role of public relations of the PKS DPR RI faction in socializing the performance of PKS faction members ahead of the 2024 elections. In this study, the author used descriptive qualitative methods and data collection techniques through interviews, non-participant observation, and recording. Based on the findings, the public relations of the PKS DPR RI faction plays a role in helping to communicate all the work of the PKS DPR RI faction in the form of activities, policies, and responses to issues that occur in the public sphere to build public perceptions in a more responsible way, which is assisted by a public relations work system that is integrated with all media expert devices, with outputs in the form of public relations products in the form of releases, photos and videos published to all official faction channels, faction members, and media crew. Technically, ahead of the 2024 election, the Faction's public relations campaign the performance of Faction members by making a recap of the performance of the last four years, which is presented in the form of public relations products, which will then be distributed to all internal and external parties of the Faction, including the media crew. The four indicators of the role of public relations practitioners applied by the public relations of the PKS DPR RI Faction include expert prescriber and communication facility</span></em> <em><span style="font-weight: 400;">The public relations practitioners of the PKS DPR RI Faction apply four indicators to define their role, which encompasses being an expert prescriber, communication facilitator, problem-solving process facilitator, and communication technician, problem-solving process facilitator, and communication technician.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Dalam menjalankan visi dan misinya, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI membutuhkan peran humas untuk mengkomunikasikan seluruh kinerja anggota fraksi kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Humas Fraksi PKS DPR RI dalam mensosialisasikan kinerja anggota Fraksi PKS jelang Pemilu 2024. Dalam penelitian ini penulis menerapkan teknik pengumpulan data melalui wawancara, metode deskriptif kualitatif, observasi non-partisipan dan dokumentasi. Berdasarkan temuan, humas Fraksi PKS DPR RI berperan dalam membantu mengkomunikasikan seluruh kerja Fraksi PKS DPR RI berbentuk kegiatan, kebijakan dan menanggapi isu yang terjadi di ruang publik, untuk membangun persepsi publik dengan cara yang lebih bertanggung jawab. Humas dibantu dengan sistem kerja kehumasan yang terintegrasi dengan seluruh perangkat </span><span style="font-weight: 400;">tenaga ahli media, dengan luaran berbentuk produk humas berupa rilis, foto dan video yang dipublikasikan ke seluruh kanal resmi fraksi, anggota fraksi, dan awak media. Secara teknis, jelang pemilu 2024, humas fraksi melakukan kampanye kinerja anggota fraksi dengan membuat rekapitulasi kinerja empat tahun terakhir, yang disajikan dalam bentuk produk humas yang disalurkan ke seluruh pihak internal dan eksternal fraksi. Adapun empat indikator peran praktisi humas yang diterapkan oleh humas Fraksi PKS DPR RI diantaranya penasehat ahli, fasilitator komunikasi, fasilitator proses pemecahan masalah, dan teknisi komunikasi.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27609 Interaksi Simbolik pada Perencanaan Komunikasi: Studi Kasus Distributor Beras 2023-12-22T17:50:01+00:00 Cindy Angelina Pratama cindy.915200014@stu.untar.ac.id Muhammad Adi Pribadi adip@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">The Covid-19 pandemic has made the development of information technology and the internet grow rapidly. All face-to-face activities are hampered and shifted to online. This was felt by RiceMart, which initially only focused on conventional sales. One strategy is to utilize online shopping platforms and social media to introduce its brand and products. The purpose of this research is to find out the role of symbolic interaction in communication planning through Instagram case study on RiceMart Official. The theory used in this research is symbolic interaction in communication planning strategies. The research used a qualitative approach with a case study research method. Data were obtained through in-depth interviews, participant observation, and documentation. Data validity techniques are carried out by theoretically linked reconfirmation. The results showed that symbolic interaction is interrelated with the communication planning stage. In this stage, interactions occur that form symbols with the same meaning such as the use of taglines, the creation of company regulations (SOP), and consumer expectations.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Pandemi Covid-19 membuat perkembangan teknologi informasi dan internet bertumbuh dengan sangat pesat. Segala aktivitas tatap muka menjadi terhambat dan beralih ke </span><em><span style="font-weight: 400;">online</span></em><span style="font-weight: 400;">. Hal ini juga dirasakan oleh RiceMart yang awalnya hanya berfokus pada penjualan secara konvensional. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan platform belanja </span><em><span style="font-weight: 400;">online</span></em><span style="font-weight: 400;"> dan media sosial untuk memperkenalkan merek dan produknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran interaksi simbolik dalam perencanaan komunikasi melalui instagram studi kasus pada RiceMart Official. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah interaksi simbolik dalam strategi perencanaan komunikasi. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan konfirmasi ulang dikaitkan secara teoritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi simbolik saling berkaitan dengan tahap perencanaan komunikasi. Dalam tahapan tersebut terjadi interaksi yang membentuk simbol-simbol dengan makna yang sama seperti penggunaan </span><em><span style="font-weight: 400;">tagline</span></em><span style="font-weight: 400;">, terciptanya peraturan peruashaan (SOP), dan harapan konsumen.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27617 Komunikasi Simbol Tradisional Jawa pada Ruang Pendopo di Restoran Warisan By Lordji 2023-12-21T10:09:12+00:00 Laura Lauw laura.915200001@stu.untar.ac.id Nigar Pandrianto nigarp@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">Each restaurant certainly has its own charm and characteristics, one of which is the Warisan By Lordji Restaurant. This restaurant has a unique concept, which is a restaurant with a traditional Javanese concept. This can be seen from the shape of the building, indoor and outdoor decorations, until the food menu. In the restaurant building with a traditional Javanese concept, of course it has certain spatial functions, symbols and meanings in communication. In this case, researcher will discuss how spatial functions as a medium for communicating traditional Javanese symbols at the Warisan By Lordji Restaurant. The method used in this research is a qualitative descriptive method. The theories used are intercultural communication, traditional architecture, spatial, symbols, pavilions as symbols, and store atmosphere. The results and conclusions that can be drawn from this research are that in today's modern world, most restaurants that use traditional Javanese concepts no longer have or contain sacred symbolic values. Most of the symbols on pavilions in restaurants have been negotiated or mixed and adapted to modern values. However, even though it has been mixed with modern values, restaurants with a traditional Javanese concept are still considered attractive and unique to this day.</span></em></p> <p> </p> <p><span style="font-weight: 400;">Setiap restoran memiliki daya tarik dan ciri khas tersendiri, salah satunya Restoran Warisan By Lordji. Restoran ini memiliki konsep yang unik yaitu dibangun dengan konsep tradisional Jawa. Hal ini dapat dilihat dari bentuk bangunannya, dekorasi dalam ruangan maupun luar ruangan, hingga menu makanan. Bangunan restoran dengan konsep tradisional Jawa, memiliki fungsi ruang, simbol-simbol dan arti tertentu pada komunikasi. Penelitian ini mengenai bagaimana fungsi ruang sebagai media komunikasi simbol tradisional Jawa pada Restoran Warisan By Lordji. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan antara lain komunikasi antarbudaya, arsitektur tradisional, ruang (</span><em><span style="font-weight: 400;">spatial</span></em><span style="font-weight: 400;">), sampai simbol, pendopo, serta </span><em><span style="font-weight: 400;">store atmoshphere</span></em><span style="font-weight: 400;">. Kesimpulan yang dapat ditarik melalui penelitian ini antara lain di dunia modern sebagian besar restoran yang menggunakan konsep tradisional Jawa sudah tidak memiliki atau mengandung nilai-nilai simbolik yang bersifat sakral. Sebagian besar simbol pada pendopo di restoran sudah dinegosiasikan atau bercampur dan disesuaikan dengan nilai modern. Namun meskipun telah bercampur dengan nilai modern, restoran dengan konsep tradisional Jawa masih tetap dianggap menarik dan diaggap unik sampai saat ini.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27630 Produk Kolaborasi dan Perilaku Konsumtif Penggemar K-Pop 2023-12-21T10:41:37+00:00 Karen Octaviany karen.915200106@stu.untar.ac.id Lusia Savitri Setyo Utami lusias@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">Indonesia, as a country that doesn't close its doors to the cultural influx of other nations, has seen the entry and growth of many foreign cultures, one of which is the Korean Wave, specifically K-Pop from South Korea. The enthusiasm of K-Pop fans in Indonesia has made them a target market for various companies. Scarlett Whitening is one local skincare brand that launched co-branded products with a South Korean K-Pop idol to gain the loyalty of Indonesian K-Pop fans. Furthermore, persuasive communication from idols to their fans also supports this co-branding strategy. This research aims to describe the consumptive behavior of Indonesian K-Pop fans in purchasing the product line collaboration between Scarlett Whitening and EXO. In its discussion, this research utilizes co-branding marketing communication, persuasive communication, and fan behavior. To delve deeper into the phenomenon, a qualitative research approach is employed using phenomenological research methods. The research findings describe how co-branding and persuasive communication by EXO trigger consumptive behavior among Indonesian K-Pop fans in purchasing the collaboration products of Scarlett Whitening and EXO. The aspects of consumptive behavior exhibited by fans revolve around seeking pleasure. Elements of impulsive buying and wastefulness may still exist, but they may vary with each purchase case.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Sebagai negara yang tidak menutup jembatan masuknya budaya negara lain Inoneisa telah memberikan peluang bagi negara lain untuk memperkenalkan budayanya di Indonesia. Salah satu akibatnya adalah terjadinya </span><em><span style="font-weight: 400;">Korean Wave, </span></em><span style="font-weight: 400;">K-Pop milik Korea Selatan</span><em><span style="font-weight: 400;">. </span></em><span style="font-weight: 400;">Antusiasme penggemar K-Pop di Indonesia menjadikan penggemar K-Pop sebagai target pasar yang diincar oleh berbagai perusahaan. Scarlett Whitening merupakan salah satu perusahaan </span><em><span style="font-weight: 400;">local brand skincare</span></em><span style="font-weight: 400;"> yang meluncurkan produk </span><em><span style="font-weight: 400;">co-branding </span></em><span style="font-weight: 400;">dengan idola K-Pop asal Korea Selatan untuk mendapatkan loyalitas penggemar K-Pop Indonesia. Selain itu, komunikasi persuasif idola kepada penggemarnya juga turut dilakukan untuk mendukung strategi </span><em><span style="font-weight: 400;">co-branding </span></em><span style="font-weight: 400;">tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku konsumtif penggemar K-Pop Indonesia dalam melakukan pembelian rangkaian produk kolaborasi Scarlett Whitening dan EXO. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan komunikasi pemasaran </span><em><span style="font-weight: 400;">co-branding, </span></em><span style="font-weight: 400;">komunikasi persuasif dan penggemar. Untuk mendalami fenomena, digunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian fenomenologi. Hasil penelitian mendeskripsikan </span><em><span style="font-weight: 400;">co-branding </span></em><span style="font-weight: 400;">dan komunikasi persuasif oleh EXO, memicu perilaku konsumtif penggemar K-Pop Indonesia dalam melakukan pembelian produk kolaborasi Scarlett Whitening dan EXO. Aspek perilaku konsumtif yang dilakukan penggemar merupakan mencari kesenangan</span><em><span style="font-weight: 400;">. </span></em><span style="font-weight: 400;">Aspek</span><em><span style="font-weight: 400;"> impulsive buying </span></em><span style="font-weight: 400;">dan pemborosan dapat tetap ada, namun dalam setiap kasus pembelian dapat berbeda.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27632 Pengaruh Konten TikTok terhadap Perubahan Perilaku Menjaga Kebersihan Pengikut Pandawara Group 2023-12-22T17:55:21+00:00 Gabriella Yosiana Bernadeth gabriella.915200120@stu.untar.ac.id Ahmad Junaidi ahmadd@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">The phenomenon of unbalanced waste accumulation in its management requires collective awareness and community involvement in overcoming and preventing the intensity of waste accumulation. Entering the digital era opens many opportunities for Pandawara Group in spreading effective social movements, social movements are carried out by Pandawara Group through the TikTok platform with the aim of reducing waste and expect awareness of maintaining the cleanliness of the Indonesian people to be embedded as an effort to deal with the phenomenon of waste accumulation. Therefore, researchers chose the topic of the influence of Pandawara Group's TikTok content on its followers in maintaining cleanliness. This research uses new media theory, persuasive communication, and planned behavior theory as research identification. This research uses a quantitative approach with descriptive research methods. Sampling technique using Probability Sampling - Simple Random Sampling with Cochran formula through questionnaire method data collection. The total number of respondents in the study amounted to 96 people. The population and sample of the study were TikTok Pandawara Group followers aged teenager-adult (15-35 years). The study found a Spearman Rank correlation value that there was a significant influence of 0.001, there was a very strong and unidirectional relationship strength with a value of 0.783 on TikTok content with behavior change. This study included the results of Crosstabs Spearman Correlation with the aim of deepening the meaning of research through age categories and TikTok content with a significance value of 0.891, age categories and behavior changes with a significance value of 0.624.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Fenomena penumpukan sampah membutuhkan kesadaran kolektif dan keterlibatan masyarakat dalam mengatasi dan mencegah intensitas penumpukan sampah. Namun, era digital telah membuka banyak peluang bagi Pandawara Group dalam penyebaran gerakan sosial efektif. Gerakan sosial dilakukan oleh Pandawara Group melalui </span><em><span style="font-weight: 400;">platform</span></em><span style="font-weight: 400;"> TikTok dengan tujuan mengurangi sampah dan mengharapkan kesadaran menjaga kebersihan masyarakat Indonesia tertanam sebagai upaya penanganan fenomena penumpukan sampah. Oleh karena itu peneliti memilih topik pengaruh konten TikTok Pandawara Group terhadap pengikutnya dalam menjaga kebersihan. Penelitian ini menggunakan teori </span><em><span style="font-weight: 400;">new media</span></em><span style="font-weight: 400;">, komunikasi persuasif, dan teori perilaku terencana sebagai indentifikasi penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan </span><em><span style="font-weight: 400;">Probability Sampling - Simple Random Sampling</span></em><span style="font-weight: 400;"> dengan rumus Cochran melalui pengumpulan data metode kuesioner. Total responden dalam penelitian berjumlah 96 orang. Populasi dan sampel penelitian merupakan </span><em><span style="font-weight: 400;">followers</span></em><span style="font-weight: 400;"> TikTok </span><span style="font-weight: 400;">Pandawara Group berusia remaja-dewasa (15-35 tahun). Penelitian menemukan nilai korelasi </span><em><span style="font-weight: 400;">Spearman Rank</span></em><span style="font-weight: 400;"> bahwa terdapat pengaruh signifikan sebesar 0,001, terdapat kekuatan hubungan sangat kuat dan searah dengan nilai sebesar 0,783 terhadap konten TikTok dengan </span><em><span style="font-weight: 400;">behaviour change</span></em><span style="font-weight: 400;">. Penelitian ini menyertakan hasil Crosstabs Spearman Correlation dengan tujuan memperdalam makna penelitian melalui kategori usia dan konten TikTok dengan nilai signifikansi 0,891, kategori usia dan perubahan perilaku dengan nilai signifikansi 0,624.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27635 Edukasi Seks Akan Kontrol Diri Remaja dalam Film Dua Garis Biru 2023-12-21T09:59:29+00:00 Latiffah Kesnin Patmadewahni latiffah.915200117@stu.untar.ac.id Moehammad Gafar Yoedtadi gafary@fikom.untar.ac.id <p> </p> <p><em><span style="font-weight: 400;">This research aims to explain teenagers' self-control education regarding free sexual behavior in the film entitled Two Blue Lines. The research uses a descriptive qualitative approach. The research method uses Roland Barthes' semiotic analysis which leads to two-way significance with meaning. The subjects in this research are the main characters Dara and Bima. The object of this research is self-control in the film scene being studied. Research data collection methods are observation, documentation and literature study. The film entitled Two Blue Lines is a drama film from Indonesia which tells the story of a pair of teenagers who fall in love in high school who are determined to engage in promiscuous sexual acts outside of marriage, which causes Dara to become pregnant and destroys the future of the two teenagers. Education related to casual sex and reproductive health is still very lacking in adolescence. This film explains that abortion is not a way out of an out-of-wedlock pregnancy. The results of this research show that sex education is very important in adolescence with the presence of free sexual behavior in adolescence resulting from a lack of strong self-control in a teenager which can be interpreted in footage from scenes in films which also present the consequences of sexual behavior who is free.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan edukasi kontrol diri remaja terhadap perilaku seks bebas dalam film yang berjudul Dua Garis Biru. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode penelitian menggunakan analisis semiotika Roland Barthes yang mengarah pada signifikasi dua arah dengan makna. Subjek dalam penelitian ini yaitu pemeran utama Dara dan Bima. Objek dalam penelitian ini yaitu kontrol diri yang ada dalam adegan film yang sedang diteliti. Metode pengumpulan data penelitian yakni observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Film berjudul Dua Garis Biru merupakan sebuah film drama asal Indonesia yang bercerita tentang sepasang remaja yang menjalin kasih di bangku SMA yang nekat melakukan perbuatan seksual bebas di luar nikah, yang menyebabkan Dara hamil dan menghancurkan masa depan kedua remaja tersebut. Edukasi yang berkaitan dengan seks bebas dan kesehatan reproduksi masih sangat kurang di usia remaja. Film ini menjelaskan bahwa tindakan aborsi bukan jalan keluar dalam sebuah kehamilan di luar nikah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa edukasi seks sangat penting dalam usia remaja dengan adanya perilaku seks bebas di usia remaja terjadi yang ditimbulkan tidak adanya kontrol diri yang kuat dalam diri seseorang remaja yang dapat dimaknai dalam cuplikan adegan dalam film yang turut serta menyajikan konsekuensi dari perilaku seksual yang bebas. </span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27636 Analisis Semiotik Kesadaran Palsu dalam Media Baru (Augmented Reality) dalam Film Ketika Berhenti di Sini 2023-12-21T10:24:54+00:00 Maria Regina Yanuarika Putri Santoso maria.915200134@stu.untar.ac.id Wulan Purnama Sari wulanp@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">The film When Stop Here combines the romance genre with a sci-fi theme which highlights innovative technological advances in creating new media based on virtual reality, Augmented Reality. This technological reality projection can trigger individuals to experience disorientation and change their beliefs about the reality they see, this is what is called false consciousness. The aim of this research is to show a picture of false consciousness in new media (Augmented Reality) contained in the film Kapan Stop Here using Charles Sander Pierce's semiotic method. The concept of depicting false consciousness is characterized by changes brought about by individuals through gestures and speech which are associated with hegemony, which is the dominance of one group over another group. The results of the analysis of this film show that there is a picture of false consciousness in new media (Augmented Reality) experienced by the character Dita which is caused by disorientation from the Augmented Reality projection which causes dependency, thereby triggering changes in attitudes and behavior that disrupt her relationships with the people around her.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Film Ketika Berhenti di Sini menggabungkan </span><em><span style="font-weight: 400;">genre</span></em><span style="font-weight: 400;"> romansa dengan tema </span><em><span style="font-weight: 400;">sci-fi</span></em><span style="font-weight: 400;"> yang menonjolkan inovasi kemajuan teknologi dalam menciptakan media baru berbasis realitas virtual </span><em><span style="font-weight: 400;">Augmented Reality</span></em><span style="font-weight: 400;">. Projeksi realitas teknologi tersebut dapat memicu individu untuk mengalami disorientasi dan merubah keyakinan individu terhadap realitas yang dilihatnya, hal inilah yang disebut dengan kesadaran palsu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan gambaran kesadaran palsu dalam media baru (</span><em><span style="font-weight: 400;">Augmented Reality) </span></em><span style="font-weight: 400;">yang terkandung dalam film Ketika Berhenti Di Sini dengan menggunakan metode semiotik Charles Sander Pierce. Konsep penggambaran kesadaran palsu ditandai oleh perubahan yang ditimbulkan oleh individu lewat gestur maupun tutur kata yang dikaitkan dengan hegemoni yang merupakan dominasi satu kelompok terhadap kelompok lainnya. Hasil analisis dari film ini menunjukkan adanya gambaran kesadaran palsu dalam media baru (</span><em><span style="font-weight: 400;">Augmented Reality) </span></em><span style="font-weight: 400;">yang dialami oleh tokoh Dita yang disebabkan oleh disorientasi realitas dari projeksi </span><em><span style="font-weight: 400;">Augmented Reality</span></em><span style="font-weight: 400;"> yang menyebabkan ketergantungan sehingga memicu perubahan sikap dan perilaku yang mengganggu relasinya dengan orang-orang di sekitarnya</span><em><span style="font-weight: 400;">.</span></em> </p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27646 Studi Semiotika Kelas Sosial Masyarakat Korea Utara dalam Serial Crash Landing On You 2023-12-21T10:16:05+00:00 Metta Nathania nathaniametta@gmail.com Suzy Azeharie suzya@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">This research was motivated by the popularity of Korean dramas in Indonesia. This research aimed to determine: 1) the representation of social class in North Korea in the Crash Landing on You series; 2) the elements of signs, objects, and interpretants about social class in the Crash Landing on You series. This research uses a qualitative approach and discourse analysis methods. The research subject is the Crash Landing on You series, and the research object is the social class representation. This research used Karl Marx's social class theory. The data collection method used primary and secondary data. Researchers interviewed two South Korean citizens, one Indonesian citizen living in South Korea, and a sociologist as a triangulator. The data analysis technique used Charles Sanders Peirce's semiotic and Miles and Huberman’s data analysis stages. The results showed that the representation of social class is shown through employment, income, and education indicators. The upper social class has better access to various fields, while the lower social class has limited access to government facilities, work, and education. The analysis results of the sign, object, and interpretant elements show contrasting differences between the upper and lower social classes in the Crash Landing on You series.</span></em></p> <p> </p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kepopuleran drama Korea di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui: 1) representasi kelas sosial pada masyarakat Korea Utara dalam serial </span><em><span style="font-weight: 400;">Crash Landing on You</span></em><span style="font-weight: 400;">; 2) elemen </span><em><span style="font-weight: 400;">sign, object </span></em><span style="font-weight: 400;">dan </span><em><span style="font-weight: 400;">interpretant </span></em><span style="font-weight: 400;">tentang kelas sosial dalam serial </span><em><span style="font-weight: 400;">Crash Landing on You.</span></em><span style="font-weight: 400;"> Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis wacana. Subjek penelitian yaitu serial </span><em><span style="font-weight: 400;">Crash Landing on You </span></em><span style="font-weight: 400;">dan objek penelitian yaitu representasi kelas sosial. Kelas sosial dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teori kelas sosial Karl Marx. Metode pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Peneliti mewawancarai dua warga Korea Selatan, satu warga Indonesia yang tinggal di Korea Selatan, dan sosiolog sebagai triangulator. Teknik analisis data menggunakan kajian semiotika Charles Sanders Peirce yang memuat </span><em><span style="font-weight: 400;">sign, object </span></em><span style="font-weight: 400;">dan</span><em><span style="font-weight: 400;"> interpretant</span></em><span style="font-weight: 400;"> serta tahapan analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi kelas sosial pada masyarakat Korea Utara dalam serial </span><em><span style="font-weight: 400;">Crash Landing on You </span></em><span style="font-weight: 400;">ditampilkan melalui indikator pekerjaan, pendapatan dan pendidikan. Kelas sosial atas memiliki akses yang lebih baik dalam berbagai bidang, sedangkan kelas sosial bawah memiliki keterbatasan akses terhadap fasilitas pemerintah, pekerjaan, dan pendidikan. Analisis pada elemen </span><em><span style="font-weight: 400;">sign, object, </span></em><span style="font-weight: 400;">dan </span><em><span style="font-weight: 400;">interpretant</span></em><span style="font-weight: 400;"> menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang kontras antara kelas sosial atas dan bawah dalam serial </span><em><span style="font-weight: 400;">Crash Landing on You</span></em><span style="font-weight: 400;">.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27650 Kreativitas Konten Iklan Mobil Listrik untuk Meningkatkan Brand Awareness 2023-12-21T10:18:55+00:00 Sandia Ivan Rahmat sandia.915200096@stu.untar.ac.id Rezi Erdiansyah rezie@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">Electric cars are the latest innovation in the modern era and have become a popular trend among young people, both in Indonesia and abroad. Several automotive companies have introduced the latest innovations in electric vehicle production to reduce air pollution. This research employs a quantitative research method using survey techniques by distributing questionnaires to collect data from respondents through Google Forms. The study population consists of individuals aged 18-25 who have seen electric car advertisements in various media, with a sample size of 100. The collected research data is tested using the IBM SPSS version 29. The research findings indicate that creativity in advertising has a positive impact on brand awareness related to electric car advertising content, amounting to 66.2%. These findings affirm that innovative advertising strategies, particularly in the form of creative content, play a role in shaping perceptions and increasing awareness among the target audience, contributing to the formation of brand awareness. This research also provides insights into how the role of creativity in advertising can be a key factor in attracting interest and brand awareness regarding innovations such as electric cars among young people. Creating innovative advertising creativity becomes an effective tool in shaping brand image and enhancing public acceptance of environmentally friendly technology.</span></em></p> <p><em><span style="font-weight: 400;">Mobil listrik merupakan inovasi terkini dalam era modern dan menjadi tren yang digemari oleh anak muda, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Beberapa perusahaan otomotif telah menghadirkan inovasi terbaru dalam produksi kendaraan listrik guna mengurangi polusi udara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik survei dengan cara melakukan penyebaran kuesioner untuk mengumpulkan data dari responden menggunakan </span><span style="font-weight: 400;">google form</span><span style="font-weight: 400;">. Populasi individu dalam melakukan penelitian ini adalah remaja yang berusia 18-25 tahun yang pernah melihat iklan mobil listrik di berbagai media dengan sampel yang digunakan berjumlah 100. Data peneliti yang diperoleh diuji menggunkaan aplikasi IBM SPSS versi 29. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dalam iklan memberikan dampak yang positif terhadap kesadaran merek terkait konten iklan mobil listrik sebesar 66,2%. Dalam temuan ini menegaskan bahwa strategi periklanan inovatif dalam bentuk kreativitas konten iklan yang dapat memainkan peran dalam membentuk persepsi dan meningkatkan kesadaran di kalangan target audiens, yang memiliki berkontribusi dalam pembentukan </span><span style="font-weight: 400;">brand awareness</span><span style="font-weight: 400;">. Penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan tentang bagaimana peran kreativitas dalam iklan dapat menjadi faktor kunci dalam menarik minat dan kesadaran merek terhadap inovasi seperti mobil listrik di kalangan remaja. Dalam membuat kreativitas iklan yang inovatif menjadi alat efektif </span></em><span style="font-weight: 400;">dalam membentuk citra merek dan meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap teknologi ramah lingkungan.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27659 Pengelolaan Self-disclosure Generasi Z melalui Penggunaan Multiple Accounts di Instagram 2023-12-22T18:30:06+00:00 Herliany Tandres herliany.915200121@stu.untar.ac.id Septia Winduwati septiaw@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">This research extensively explores the phenomenon of Self-disclosure among Generation Z in the context of using Multiple Accounts on the Instagram platform, aiming to gain a deeper understanding of how Generation Z carefully manages their self-disclosure. Within the theoretical framework of Self-disclosure theory and the Johari Window, a qualitative constructivist phenomenological approach is applied, focusing on individuals from Generation Z who actively use more than two Instagram accounts. The research findings indicate that Generation Z consciously categorizes their accounts into three separate categories: a personal account for general content, a private account for more profound self-disclosure to trusted followers, and a professional account for specialized content showcasing their expertise. These findings reflect Generation Z's early awareness of the importance of shaping and maintaining their personal branding and digital identity through tailored openness based on the type of account they manage. This research provides deeper insights into how Generation Z manages Multiple Accounts, and these implications can be used to understand their digital self-disclosure dynamics in this modern era.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini secara rinci mengeksplorasi fenomena </span><em><span style="font-weight: 400;">Self-disclosure </span></em><span style="font-weight: 400;">Generasi Z dalam konteks penggunaan </span><em><span style="font-weight: 400;">Multiple Accounts </span></em><span style="font-weight: 400;">di platform Instagram, bertujuan untuk memahami secara lebih mendalam bagaimana Generasi Z secara hati-hati mengelola pengungkapan diri mereka. Dalam kerangka teoretis teori </span><em><span style="font-weight: 400;">Self-disclosure </span></em><span style="font-weight: 400;">dan Johari Window, pendekatan kualitatif fenomenologi konstruktivisme diterapkan dengan fokus pada individu Generasi Z yang aktif menggunakan lebih dari dua akun Instagram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Generasi Z dengan sadar mengelompokkan akun mereka menjadi tiga kategori yang terpisah, akun personal untuk konten umum, akun privat untuk pengungkapan yang lebih mendalam kepada </span><em><span style="font-weight: 400;">followers </span></em><span style="font-weight: 400;">terpercaya, dan akun profesional untuk konten khusus yang menunjukkan keahlian mereka. Temuan ini mencerminkan kesadaran dini Generasi Z akan pentingnya membentuk dan merawat personal </span><em><span style="font-weight: 400;">branding </span></em><span style="font-weight: 400;">serta identitas digital mereka melalui keterbukaan yang disesuaikan dengan jenis akun yang mereka kelola. Penelitian ini memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana Generasi Z dalam mengelola </span><em><span style="font-weight: 400;">Multiple Accounts</span></em><span style="font-weight: 400;">, dan implikasi ini dapat digunakan untuk memahami dinamika pengungkapan diri mereka secara digital dalam era modern ini.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27672 Gaya Kepemimpinan Perempuan Pemimpin dalam Membangun Reputasi Perusahaan Mentari Group 2023-12-22T18:37:54+00:00 Ancilla Kyra ancilla.915200080@stu.untar.ac.id Septia Winduwati septiaw@fikom.untar.co.id <p><em><span style="font-weight: 400;">This research discusses the leadership style of women leaders in building corporate reputation. Leaders are an important factor in determining the success of an organization. Therefore, this research aims to find out the leadership style of women leaders applied in building the company's reputation. This research uses Organizational Communication Theory and three leadership style concepts, namely assertive communication style, situational leadership of Paul Hershey and Kenneth H. Blanchard, and transactional female leadership style. The researcher used a qualitative approach with a case study method. In obtaining data, researchers conducted in-depth interviews, non-participatory observations, and documentation studies. The results showed that goal-oriented leadership while still focusing on fostering relationships between members is a good thing. In addition, a balanced collaboration between communication styles, leadership styles, and consistency in living the company's vision, mission, and values can create a positive organizational culture.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini membahas gaya kepemimpinan perempuan pemimpin dalam membangun reputasi perusahaan. Pemimpin menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan sebuah organisasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan perempuan pemimpin yang diterapkan dalam membangun reputasi perusahaan. Penelitian ini menggunakan Teori Komunikasi Organisasi dan tiga konsep gaya kepemimpinan, yakni gaya komunikasi asertif, kepemimpinan situasional Paul Hershey dan Kenneth H. Blanchard, dan gaya kepemimpinan perempuan yang transaksional. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Dalam memperoleh data, peneliti melakukan wawancara mendalam, observasi non-partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan yang berorientasi pada tujuan namun tetap fokus membina hubungan antar anggota merupakan hal yang baik. Selain itu, kolaborasi yang seimbang antara gaya komunikasi, gaya kepemimpinan, dan konsistensi untuk menghidupi visi, misi, serta nilai perusahaan mampu menciptakan budaya organisasi yang positif.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/27687 Partisipasi Publik pada Postingan Instagram @narasinewsroom terkait UU Ciptaker 2023-12-21T10:23:00+00:00 Maria Pricilia Rahmawati Nahas maria.915200160@stu.untar.ac.id Ahmad Junaidi ahmadd@fikom.untar.ac.id <p><em><span style="font-weight: 400;">At the beginning of its preparation, the Ciptakerja Law received a huge response from the public, many of whom provided support, but most of them gave rejection. one of the media that became a source of information by the public was Instagram, especially the @narasinewsroom account. Narasi newsroom presents actual information on the issue of the Ciptaker Law from the beginning of its formation to its ratification, so that it has a wide reach, this can be seen from how the public participates in the content uploaded by Narasi newsroom. This research uses a Qualitative approach with a case study method. The subject in this study is audience research related to the ciptaker law on the Instagram content of the Narasi newsroom with comments on the Narasi newsroom Instagram account as the object of research. Data collection techniques use primary data, namely interviews and observations and secondary data, namely online data searches, tada analysis techniques using content analysis and sentiment analysis with data validity techniques using data triangulation, research and topic deepening carried out since March 23, 2023. The conclusion of this research is that through Instagram the dissemination of information is easier and reaches a wider public, this can be seen from the various responses from the public to the information disseminated.</span></em></p> <p><span style="font-weight: 400;">Pada awal penyusunannya UU ciptakerja mendapat respon yang begitu besar dari masyarakat banyak yang memberikan dukungan, namun sebagian besar memberikan penolakan. salah satunya media yang menjadi sumber informasi oleh masyarakat adalah Instagram khususnya akun @narasinewsroom. Narasi newsroom menghadirkan informasi aktual mengenai isu UU Ciptaker sejak awal pembentukan hingga pengesahannya, sehingga dengan jangkauan yang luas, hal ini dilihat dari bagaimana publik berpartisipasi pada konten yang di unggah oleh Narasi newsroom. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah partisipasi publik terkait UU ciptaker di konten Instagram narasi newsroom dengan komentar pada akun Instagram narasi newsroom sebagai objek penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer yakni wawancara dan observasi serta data sekunder yakni penelusuran data online, teknik analisis tada menggunakan analisis konten dan analisis sentimenm dengan teknik keabsahan data menggunakan triangulasi data, penelitian dan pendalaman topik dilakukan sejak 23 maret 2023. Simpulan dari penelitian ini adalah melalui Instagram penyebaran informasi lebih mudah dan menjangkau publik lebih luas hal ini dilihat dari berbagai respons dari masyarakat pada informasi yang disebarkan.</span></p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/28367 Pengalaman Komunikasi Penyintas Gangguan Psikomatik Akibat Ketakutan terhadap Covid-19 di Masa Pandemi 2024-02-18T08:57:20+00:00 Vellyana Paraswati vellyana19001@mail.unpad.ac.id Susanne Dida susanne.dida@unpad.ac.id Hanny Hafiar hanny.hafiar@unpad.ac.id <p><em>Psychosomatic symptoms can range from mental symptoms such as stress to physical symptoms such as the appearance of complaints in the body which, when checked, show no dysfunction in any part of the body. This research aims to find out and understand the communication experiences of survivors of psychosomatic disorders due to fear of COVID-19 during the pandemic</em><em> This research uses a qualitative approach with phenomenological methods. The research subjects consisted of 8 (eight) informants who were carried out by snowballing. Data collection was carried out by interviews, observation and documentation. The results of the first research revealed that the COVID-19 pandemic was interpreted personally as causing fear and giving rise to various kinds of anxiety that had an impact on a person's physical and mental health. So, it is necessary to take preventive measures so that this virus does not spread further. On the other hand, excessive anxiety that causes physical complaints can cause a person to experience psychosomatic disorders. Psychosomatic symptoms can range from mental symptoms such as stress to physical symptoms such as the appearance of complaints in the body which, when checked, show no dysfunction in that part of the body. The psychosomatics experienced by a person can become an obstacle for a person in communicating. Someone who experiences psychosomatic disorders that are so severe that they interfere with daily activities need treatment by visiting a professional, either a psychologist or psychiatrist. The final findings that researchers obtained from the effects after therapeutic communication that was established, survivors became aware of the importance of consulting with professional staff to obtain relief so that they could return to normal activities. From the results of the research, researchers concluded that the anxiety experienced by a person can weaken their immune system, causing physical illness. When anxiety has an impact on daily activities, people need to go to professionals to get treatment so that the impact does not get worse.</em></p> <p>Gejala psikosomatik dapat berupa gejala mental seperti stress hingga menimbulkan gejala fisik seperti munculnya keluhan ditubuh yang ketika dilakukan pengecekan tidak terdapat disfungsi pada bagian tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pengalaman komunikasi penyintas gangguan psikosomatik akibat ketakutan terhadap COVID-19 di masa pandemi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi. Subyek penelitian terdiri atas 8 (delapan) orang informan yang dilakukan secara <em>snowball</em>. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian yang pertama mengungkapkan bawah pandemic COVID-19 dimaknai secara personal membuat ketakutan dan memunculkan berbagai macam kecemasan hingga berdampak pada fisik dan mental seseorang. Sehingga perlu adanya upaya pencegahan yang dilakukan agar virus ini tidak semakin menyebar. Disisi lain kecemasan yang berlebihan hingga memunculkan keluhan fisik membuat seseorang mengalami psikosomatik. Gejala psikosomatik dapat berupa gejala mental seperti stress hingga menimbulkan gejala fisik seperti munculnya keluhan ditubuh yang ketika dilakukan pengecekan tidak terdapat disfungsi pada bagian tubuh tersebut. Psikosomatik yang dialami seseorang dapat menjadi penghambat seseorang dalam berkomunikasi. Seseorang yang mengalami psikosomatik hingga yang parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari perlu melakukan pengobatan dengan mendatangi tenaga professional baik psikolog atau psikiater. Temuan terakhir yang peneliti peroleh dari efek setelah adanya komunikasi terapeutik yang terjalin penyintas menjadi sadar pentingnya berkonsultasi dengan tenaga professional untuk memperoleh kelegaan sehingga ia dapat beraktivitas kembali secara normal. Dari hasil penelitian peneliti menyimpulkan bahwa kecemasan yang dialami seseorang dapat membuat daya tahan tubuhnya melemah sehingga menyebabkan penyakit fisik. Ketika kecemasan sudah berdampak pada aktivitas sehari-hari maka masyarakat perlu mendatangi tenaga professional untuk memperoleh pengobatan sehingga dampaknya tidak semakin berat.</p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/29122 Cover Koneksi Vol 8 No 1 2024-03-06T04:12:24+00:00 Lydia Irena lydiairena@gmail.com <p>Cover Koneksi Vol 8 No 1</p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/29313 Front Matters Koneksi Vol 8 No 1 2024-03-13T03:38:26+00:00 Lydia Irena lydiairena@gmail.com <p>Front Matters Koneksi Vol 8 No 1</p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/29123 Back Matters Koneksi Vol 8 No 1 2024-03-06T04:13:09+00:00 Lydia Irena lydiairena@gmail.com <p>Back Matters Koneksi Vol 8 No 1</p> 2024-03-13T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Koneksi