Self-Disclosure dalam Komunikasi Antarpribadi pada Pasangan Suami Istri Beda Agama

Main Article Content

Elysabath Martin
Riris Loisa
Roswita Oktavianti

Abstract

Pernikahan beda agama bukanlah hal yang baru di Indonesia. Namun fenomena ini masih menjadi isu kontroversial setiap kali diperbincangkan. Pernikahan beda agama merupakan salah satu bentuk hubungan antarpribadi yang kompleks, baik sebelum dan sesudah pernikahan terjadi, khususnya dalam hal penyingkapan diri (self disclosure). Maksud dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana self-disclosure yang dilakukan oleh pasangan suami-istri beda agama dengan pasangannya. Penelitian ini didasari teori komunikasi antarpribadi, self-disclosure dan Jendela Johari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pernikahan beda agama, komunikasi pada pasangan suami-istri beda agama tetap terbuka satu sama lain. Hal ini menandakan terjadinya keterbukaan pada open self mengenai hal-hal umum yang memang sudah seharusnya diketahui oleh diri sendiri dan pasangan. Perbedaan agama dalam hubungan rumah tangga menyebabkan komunikasi sedikit terhambat karena tidak ingin menimbulkan konflik. Ini memperlihatkan bahwa terjadi hidden self pada komunikasi pasangan suami-istri beda agama terkait keinginan orang tua yang menginginkan anaknya dapat menganut agama yang sama. Kendati demikian, pasangan suami-istri beda agama cenderung memiliki rasa toleransi yang lebih tinggi terhadap perbedaan.

Article Details

How to Cite
Martin, E., Loisa, R., & Oktavianti, R. (2018). Self-Disclosure dalam Komunikasi Antarpribadi pada Pasangan Suami Istri Beda Agama. Koneksi, 2(1), 60–66. https://doi.org/10.24912/kn.v2i1.2430
Section
Articles

References

Believer24. (2012). Ragam Konflik dalam Pernikahan Beda Agama. Diakses 22 Juni 2018 dari https://www.jawaban.com/read/article/id/2012/6/27/92/120627134638/Ragam-Konflik-Dalam-Pernikahan-Beda-Agama.html.

Budyatna, M., & Ganiem, Leila M. (2014). Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Prenada Media Group.

Dermawan, Ghania. (2016). Pola Komunikasi Pasangan Suami-Istri yang Berbeda Agama (Studi Fenomenologi Mengenai Pola Komunikasi Pasangan Suami – Istri Beda Agama di Kota Bandung dalam Menciptakan Keluarga yang Harmonis).

DeVito, Joseph A. (2013). The Interpersonal Communication Book. New York: Pearson Education

Harapan, Edi, & Ahmad. (2016). Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/726/jbptunikompp-gdl-ghaniayunt-36260-7-unikom_g-l.pdf, diunduh tanggal 22 Mei 2018.

https://journal.untar.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/38/20. Diakses 22 Juni 2018.

Januar, Iwan M., (2007). Bukan Pernikahan Cinderella (Hanya untuk Pasangan Muda). Depok: GEMA INSANI.

Loisa, R., & Setyanto, Y. (2014). Penyingkapan Diri Melalui Internet di Kalangan Remaja (Studi Komunikasi Antar Pribadi). Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanagara, 6(3), 31-43.

Oktavianti, R., & Loisa, R. (2017). Penggunaan Media Sosial Sesuai Nilai Luhur Budaya di Kalangan Siswa SMA. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 3(1), 86-95. Diunduh 16 Juli 2018.

Purwasito, Andrik. (2015). Komunikasi Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rakhmat, Jalaluddin, (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wahyudi, Josua Iwan. (2016). Married Wannabe?. Jakarta: Get Your Wisdom Publishing.

Wood, Julia T. (2012). Communication in Our Lives. Standford: Concage Learning.

Most read articles by the same author(s)

1 2 3 4 5 > >>