Analisis Semiotika Foto Jurnalistik: Evakuasi Orang Utan Sekarat Karya Jessica Helena Wuysang

Main Article Content

Pristia Astari
Moehammad Gafar Yoedtadi

Abstract

This study aims to determine the meaning contained in the journalistic photo by Jessica Helena Wuysang which is published on the AntaraFoto website. As is well known, photojournalism is an image taken by a photographer or journalist for press publishing needs. Independent photojournalism is not only for complementary text. A picture can tell a lot more than a story. This study used Charles Sanders Pierce's semiotic analysis method to examine photos of dying orangutans in Kalimantan. Pierce's semiotics is used to determine signs through the triadic model and its tricotonomic concepts, namely representament (sign), object and interpretant. The results of the study show that the object in the photo describes an orangutan who is in pain due to burns. Then, the interpretation is that orangutan is a rare animal, there is still someone who wants to help an orangutan who is in pain, namely a medical officer. In addition, the meaning that can be taken is to make a lesson for all audiences in Indonesia not to carelessly burn land that is occupied by rare wildlife. If the orang-utan as an umbrella species really ceases to exist, the ecosystem life and diversity that exists around it will be threatened.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna yang terdapat didalam foto jurnalistik karya Jessica Helena Wuysang yang dimuat di website AntaraFoto. Seperti diketahui foto jurnalistik merupakan gambar yang diambil oleh juru foto ataupun jurnalis untuk kebutuhan penerbitan pers. Foto jurnalistik bersifat Independen bukan hanya untuk pelengkap teks. Sebuah gambar dapat bercerita lebih banyak dibandingkan sebuah tulisan berita. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce untuk meneliti foto orang utan sekarat yang ada di Kalimantan. Semiotika Pierce dipakai untuk mengetahui tanda-tanda melalui model triadic serta konsep trikotonominya, yaitu representament (sign), object dan intepretant. Hasil penelitian menunjukan bahwa objek didalam foto tersebut menjelaskan orang utan yang sedang kesakitan akibat luka bakar, Lalu, interpretannya adalah orang utan termasuk hewan langka, masih ada seseorang yang ingin membantu orang utan yang sedang kesakitan yaitu petugas medis. Selain itu, Makna yang bisa di ambil adalah menjadikan sebuah pembelajaran oleh semua kalangan khalayak yang ada di Indonesia untuk tidak sembarangan untuk membakar lahan yang ditempati oleh satwa liar langka. Jika orang utan sebagai spesies payung benar-benar tidak ada lagi maka kehidupan ekosistem maupun keanekaragaman yang ada di sekitarnya akan terancam.

Article Details

How to Cite
Astari, P., & Yoedtadi, M. G. (2021). Analisis Semiotika Foto Jurnalistik: Evakuasi Orang Utan Sekarat Karya Jessica Helena Wuysang. Koneksi, 5(1), 48–53. https://doi.org/10.24912/kn.v5i1.10142
Section
Articles
Author Biographies

Pristia Astari, Universitas Tarumanagara

Fakultas Ilmu Komunikasi

Moehammad Gafar Yoedtadi, Universitas Tarumanagara

Fakultas Ilmu Komunikasi

References

AntaraFoto. Diakses pada 21 Oktober 2020, dari https://www.antarafoto.com/peristiwa/v1346073627/evakuasi-orangutan-sekarat

Azeharie, S. (2016). Analisis penggunaan Twitter sebagai media komunikasi selebritis di Jakarta. Jurnal Komunikasi, 6(2), 83-98.

F. Rahardi. Panduan lengkap menulis artikel, feature dan esai. Tangerang : PT Agromedia pustaka.

Georges, Gregory. (2005). Top 100 Simplified Digital Photography. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Romdhoni, ali. (2016). Semiotik Metodologi Penelitian. Depok: Literatur Nusantara.

Santoso, Budhi. (2010). Bekerja sebagai Fotografer. Jakarta: ESENSI.

Soehartono, T. dkk,. (2007). Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orang utan Indonesia 2007.

Solihin, A. (2018). Persepsi Wartawan Foto Bandung (WFB) tentang Pengalaman Peliputan Peristiwa Kerusuhan dalam Annaba: Jurnal Ilmu Jurnalistik Volume 3 (4), 57-76.

Suherman. Ansar. (2020). Buku ajar teori-teori komunikasi. Sleman: Penerbit Deepublish.

Wahjuwibowo, Indiwan Seto. (2018). Semiotika Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Wahjuwibowo, Indiwan Seto. (2013). Semiotika Komunikasi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.