Petisi Indonesia untuk Dunia: Potret Globalisasi Gerakan Sosial Digital

Main Article Content

Andreas Ryan Sanjaya

Abstract

Internet technology brought out about changes in human life. The apparent changes in this study lied in two respects. First, changes in the way citizens conduct social movements. Second, the internet reinforces the impact of globalization, so the issues raised by citizens are also a global issue. This study revealed a portrait of globalization in the digital social movement in Indonesia. The selected case is an online petition addressed to international parties for genocide in Myanmar. The analytical approach in this study used social semiotics. The three components analyzed were field of discourse, tenor of discourse, and mode of discourse. The result was a petitioner used international criminal issues, as well as provocative terms to reinforce the message in the text.

 

Teknologi Internet membawa perubahan pada kehidupan manusia. Perubahan yang tampak dalam penelitian ini terletak pada dua hal. Pertama, perubahan pada cara warga melakukan pergerakan sosial. Kedua, internet menguatkan pengaruh globalisasi, maka isu-isu yang diangkat oleh warga juga merupakan isu global. Penelitian ini mengungkap potret globalisasi dalam gerakan sosial digital di Indonesia. Kasus yang dipilih adalah petisi online yang ditujukan kepada pihak internasional atas kasus genosida di Myanmar. Pendekatan analisis dalam penelitian ini menggunakan semiotika sosial. Tiga komponen yang dianalisis adalah medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana. Hasilnya adalah pembuat petisi menggunakan isu-isu kejahatan internasional, serta istilah-istilah provokatif untuk menguatkan pesan dalam teks.

Article Details

How to Cite
Sanjaya, A. R. (2018). Petisi Indonesia untuk Dunia: Potret Globalisasi Gerakan Sosial Digital. Jurnal Komunikasi, 10(1), 17–32. https://doi.org/10.24912/jk.v10i1.520
Section
Articles

References

Alshammari, Dalal. (2013). Islamophobia. International Journal of Humanities and Social Science Vol. 3 No. 15. 177-180

Awan, Imran. (2016). Islamophobia on Social Media: A Qualitative Analysis of the Facebook’s Walls of Hate. International Journal of Cyber Criminology Vol 10 Issue 1. 1–20

Ayuningtyas F. & Abdullah, A. Z. (2017). Kognisi Sosial Melalui Situs Jejaring Youtube Pada Komunitas Online (Studi Kasus pada Komunitas Online LinkPictureID). Jurnal Komunikasi, Vol 9 No. 2, 137-150. Terarsip di: https://journal.untar.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/1076/831

BBC.com. (2018). Lagi, Nelayan Aceh Selamatkan 79 Pengungsi Rohingya. Diakses pada tautan http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43837197 23 Mei 2018.

Boender, Barbara & Have, Wichert ten (eds.). (2012). The Holocaust and Other Genocides: An Introduction. Amsterdam: Amsterdam University Press.

BPS Sensus Penduduk 2010. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Agama yang Dianut di Provinsi DKI Jakarta. Diunduh dari https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Kelompok+Umur+dan+Agama+yang+Dianut&tid=320&search-wilayah=Provinsi+DKI+Jakarta&wid=3100000000&lang=id (akses 23 Mei 2018)

Change.org. (n.d.). Retrieved April 12, 2015, from www.change.org: https://www.change.org/id/tentang

Donk, W. v., Loader, B. D., Nixon, P. G., & Rucht, D. (2004). Social Movements and ICTs. In W. v. Donk, B. D. Loader, P. G. Nixon, & D. (. Rucht, Cyberprotest: New Media, Citizens, and Social Movements (pp. 1-22). London: Routledge.

Fishkin, J. S. (2009). When the People Speak: Deliberative Democracy and Public Consultation. New York: Oxford University Press.

Garrett, R. K. (2006). Protest in an Information Society: A Review of Literature on Social Movements and New ICTs. Information, Communication, and Society, 9(2) , 202-224.

Gerungan, Lusy K.F.R. (2013). Perlindungan Terhadap Perempuan Dan Anak Ketika Perang Dalam Hukum Huminiter Internasional. Jurnal Hukum Unsrat Vol 21, No 3. 76-85

Konvensi tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida. Diunduh dari http://www.balitbangham.go.id/po-content/peraturan/Konvensi%20Kejahatan%20Genosida.pdf (akses 22 Mei 2018)

Laer, J. V., & Aelst, P. V. (2010). Cyber-Protest and Civil Society: the Internet and Action Repertoires in Social Movements. In Y. Jewkes, & M. Y. (eds.), Handbook on Internet Crime (pp. 230-254). Milton: Willan Publishing.

Morley, D., & Robins, K. (1995). Spaces of Identity: Global Media, Electronic Landscapes and Cultural Boundaries. London: Routledge.

Nash, K. (2010). Contemporary Political Sociology: Globalization, Politics, and Power. Hoboken: Blackwell Publishers.

Rantanen, T. (2005). The Media and Globalization. London: Sage Publication Ltd.

Romero, L. D. (2014). On the Web and Contemporary Social Movements. In B. Patrut, & M. P. (eds.), Social Media in Politics: Case Studies on the Political Power of Social Media (pp. 19-34). Bacau: Springer.

Sanjaya, A. R. (2017). Wacana Lingkungan dalam Gerakan Sosial Digital. Jurnal IPTEK-KOM Vol. 19 No. 2. 133-148.

Santoso, A. 2008. Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Analisis Wacana Kritis. Jurnal Bahasa dan Seni. Vol. 36(1). 1-14.

Schesser, S. D. (2006). A New Domain for Public Speech: Opening Public Spaces Online. California Law Review, Vol. 94, No. 6 , 1791-1825.

UNHCR. (1951). Konvensi dan Protokol Mengenai Status Pengungsi. Diunduh dari http://www.unhcr.org/id/wp-content/uploads/sites/42/2017/05/KonfensidanProtokol.pdf (akses 23 Mei 2018)

United States Holocaust Memorial Museum. Holocaust. Diunduh dari https://www.ushmm.org/wlc/id/article.php?ModuleId=10005143 (akses 22 Mei 2018)

Wheeler, Skye. (2018). Orang Rohingya Korban Pemerkosaan Diabaikan di Bangladesh. Diakses pada situs Human Rights Watch https://www.hrw.org/id/news/2018/02/23/315682 pada 23 Mei 2018