Rok Mini Di Persimpangan Jalan Antara Kebebasan Dan Eksploitas

Main Article Content

Lisa Lindawati

Abstract

Abstract:

The media has the power to destroy the so-called 'taboo' and reconstruct it back into a different shape. Whether through films, soap operas, music, advertising, novels and even the news, women become the center of the story. Construction for the sake of construction, do not ever run away from what should be and how it should be women. This is why the study of women never lead. As well as the mini skirt that identically to women. Since its emergence in the early 1960s, miniskirt trends are always accompanied by controversy. Media to be one of the elements that can strengthen the two positions. Is encouraging women dream of liberation or exploitation became the main actors. Female fans of the miniskirt at a crossroads.

Abstrak:

Media mempunyai kekuatan untuk menghancurkan apa yang disebut ‘tabu’ dan mengkonstruksikannya kembali menjadi bentuk berbeda. Entah melalui film, sinetron, musik, iklan, novel dan bahkan berita, perempuan menjadi pusat ceritanya. Konstruksi demi konstruksi, diselingi dengan dekonstruksi demi dekonstruksi, tidak pernah jauh berlari dari apa yang harus dan bagaimana seharusnya perempuan. Inilah mengapa kajian perempuan seperti air yang tidak sampai juga ke hulunya. Begitu juga dengan rok mini yang identik dengan perempuan. Sejak kemunculannya di awal tahun 1960an, tren rok mini selalu diiringi dengan kontroversi. Media menjadi salah satu elemen yang dapat menguatkan dua posisi. Apakah mendorong semangat pembebasan idaman kaum perempuan atau justru menjadi pelaku utama eksploitasi. Perempuan penggemar rok mini ada di persimpangan jalan.

 

Article Details

How to Cite
Lindawati, L. (2016). Rok Mini Di Persimpangan Jalan Antara Kebebasan Dan Eksploitas. Jurnal Komunikasi, 6(2), 10–20. https://doi.org/10.24912/jk.v6i2.29
Section
Articles
Author Biography

Lisa Lindawati, Universitas Gadjah Mada

Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 

References

Atmaja, Jiwa. 2004. Daur Ulang Sensasi pada Betis Ken Dedes, dalam Lifestyle Ecstasy : Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia. 2004. Yogyakarta : Jalasutra.

Fiske, John. 2004. Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Yogyakarta : Jalasutra.

Ibrahim, Marwah Daud. 2004. Citra Perempuan dalam Media : Seksploitasi dan Sensasi Sadistik, dalam Lifestyle Ecstasy : Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia. 2004. Yogyakarta : Jalasutra.

Mosco,Vincent. 1996. The Political Economy of Communication : Rethinking and Renewal. London : Sage Publications.

Riordan, Ellen. 2004. Feminist Theory and The Political Economy of Communication, dalam Calabrese, Andrew, & Sparks, Colin (Ed). 2004. Toward Political Economy of Culture : Capitalism and Communication in the Twenty-First Century. New York : Rowman&Littlefield Publisher.

Grogan, Sarah. 2008. Body Image : Understanding the Body Dissastifaction in Men, Women, and Children. New York : Routledge.

Svendsen, Larst.2006. Fashion : A Philosophy. Oslo : Reaktion Books.

Freitas, Elsa Simoes Lucas. 2008. Taboo in Advertising. Amsterdam : John Benjamins

Publishing Company.

Gick, Evelyn; Gick, Wolfgang. 2007. Why the Devil Wears Prada : The Fashion Formation Process in a Simultaneous Disclosure Game Between Designers and Media. Diunduh dari http://www.ces.fas.harvard.edu/publications/docs/pdfs/Gickrevised.pdf pada 15 Januari 2012 pukul 13.12 WIB.