FASILITAS REKREASI INTERAKTIF TANAMAN HIAS DI KEDOYA UTARA

Main Article Content

Matthew Alexander

Abstract

Urban life especially Jakarta is inseparable from daily activities such as work, school, etc. Routines that are carried out repeatedly cause people to become bored and stressed which  affects their performance, therefore it is important to have activities like entertainment to relieve fatigue, and stress. In North Kedoya interaction between neighbors is very lacking because of reluctance and feel strange, lack of joint activities and places to interact causing contact between people become less, on the other hand kedoya district has potential that many ornamental plants sold and traded and cultivated, these plants become a special attraction in the area so Interactive Ornamental Plants Facility Project  proposed to be able to accommodate the needs of local residents, and become a place for all people to meet and interact with each other by playing together while reviving the identity of ornamental plants in the region. Project programs such as multipurpose room, gallery of ornamental plants, ornamental plant installations, ornamental plant gardens, board games and tables games, dining areas integrated with ornamental plants, and virtual park. The design process uses phenomenological methods and biophilic design concepts by using 3 biophilic main principles Nature In Space, Natural Analogue, and Nature Of Space and using ornamental plants as its elements. It is hoped that this project can become a node to meet and interact not only with others but also with nature which can have a positive impact on health, comfort and provide entertainment for the residents of North Kedoya.

 

Keywords: ornamental plants;  interaction;  interactive; north kedoya; recreation

 

Abstrak

Kehidupan perkotaan khususnya Jakarta tidak lepas dari kegiatan sehari - hari seperti bekerja, bersekolah, dan lain - lain. Rutinitas yang dilakukan berulang kali menyebabkan orang merasa jenuh dan stress yang kemudian berpengaruh bagi kinerja seseorang, maka dari itu penting adanya aktivitas yang bersifat hiburan untuk melepas penat, dan stress. Di Kedoya Utara interaksi antar sesama tetangga sangatlah kurang dikarenakan rasa enggan dan asing, kurang adanya aktivitas bersama dan tempat untuk berinteraksi menyebabkan kontak antar sesama menjadi kurang, di satu sisi kawasan kedoya ini sendiri memiliki potensi yaitu banyaknya tanaman hias yang di perjual belikan dan dibudidayakan, tanaman – tanaman ini menjadi daya tarik tersendiri di kedoya sehingga diusulkan Proyek Fasilitas Rekreasi Interaktif Tanaman Hias menjadi tempat untuk dapat mewadahi kebutuhan warga setempat khususnya yang bersifat hiburan dan menjadi tempat bagi semua kalangan untuk bertemu dan saling berinteraksi dengan bermain bersama sekaligus menghidupkan identitas tanaman hias pada kawasan. Program proyek berupa ruang serba guna, gallery tanaman hias kering, instalasi tanaman hias, taman tanaman hias, area permainan papan dan meja, tempat makan yang terintegrasi dengan tanaman hias, dan taman virtual. Proses perancangan menggunakan metode fenomenologi dan konsep desain biofilik dengan mengambil 3 prinsip utamanya yaitu Nature In Space, Natural Analogue, dan Nature Of Space dan menggunakan tanaman hias sebagai elemennya. Diharapkan proyek ini dapat menjadi titik simpul untuk bertemu dan berinteraksi tidak hanya dengan sesama namun juga dengan alam yang dapat berdampak positif bagi kesehatan, kenyamanan dan memberikan hiburan bagi warga Kedoya Utara.

Article Details

Section
Articles

References

Ahlawat, J. (2016). Architectural Phenomenology exploring the experiential potentiality of architecture. Retrieved Februari 26, 2020, from issuu: https://issuu.com/jyotiahlawat/docs/final_research_paper_for_issuu

Bloom, L. B. (2020). Ranked: The World's 20 Most Stressed-Out Cities. Retrieved Juli 23, 2020, from Forbes: https://www.forbes.com/sites/laurabegleybloom/2020/01/30/ranked-worlds-20-most-stressed-out-cities/#4b57c648519c

Browning, W., Ryan, C., & Clancy, J. (2014). 14 Patterns of Biophilic Design. New York: Terrapin Bright Green, LLC.

Evanindya, F. (2011). Aroma Dalam Ruang Arsitektur. Depok: Universitas Indonesia.

Holtman, A., & Ryan, K. (2012). The Biophilic Concept: Framing Learning with Nature. Environmental Design Research Association EDRA43 Emergent Placemaking, (p. 2). Seattle.

Kellert, S. R., & Calabrese, E. F. (2015). The Practice of Biophilic Design. London: Terrapin Bright LLC.

McLeod, S. (2020). Maslow's Hierarchy of Needs. Retrieved Februari 26, 2020, from SimplyPsychology: https://www.simplypsychology.org/maslow.html

Mursito, B., & Prihmantoro, H. (2011). Tanaman Hias Berkhasiat Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Oldenburg, R. (1997). The Great Good Place (2nd ed.). Cambridge: Da Capo Press.

Tjahjono, G. (2000). Metode Perancangan Suatu Pengantar Untuk Arsitek Dan Perancang. Universitas Indonesia