ANALISIS TINGKAT KETEPATAN WAKTU KRL COMMUTER LINE LINTAS TANAH ABANG-RANGKASBITUNG (STUDI KASUS: STASIUN CISAUK)
Main Article Content
Abstract
Commuter Line trains are one of the modes of transportation that are very popular with the Jabodetabek community. KRL Commuter Line is capable of reducing the level of congestion in urban areas, so it is expected that the KRL Commuter Line is able to meet the needs of the community with punctuality in performance. This study’s purpose is to identify the timeliness of Green Line KRL departures by scheduling it and classify the level of Green Line KRL departure delays and determine solutions that can be applied to reduce the level of KRL Green Line departure. The research method used to collect data by online surveys and field studies. Then analyzed with Gap Analysis in order to obtain information about individual characteristics, characteristics of travel, and perceived delays according to KRL Green Line users. From the results of the analysis, it was found that KRL users have 3 late tolerance limits according to the Ministerial Regulation set a delay tolerance limit of 5 minutes while the results of the perception of KRL users on the Green Line lane tolerance limit of 5 minutes and finally according to KRL users at Cisauk Station tolerate delays by 10 minutes.
ABSTRAK
Kereta Commuter Line adalah salah satu moda transportasi yang sangat diminati masyarakat Jabodetabek. KRL Commuter Line juga dinilai mampu mengurangi tingkat kemacetan di perkotaan, sehingga diharapkan KRL Commuter Line mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan ketepatan waktu dalam kinerjanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi ketepatan waktu keberangkatan KRL Green Line dengan penjadwalannya serta mengklasifikasikan tingkat keterlambatan keberangkatan KRL Green Line dan menentukan solusi yang dapat diterapkan untuk mengurangi tingkat keterlambatan keberangkatan KRL Green Line. Metode Penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan survey online dan studi lapangan. Lalu dianalisis dengan Gap Analysis agar didapatkan informasi mengenai karateristik individu, karateristik perjalanan, dan persepsi keterlambatan menurut pengguna KRL Green Line. Dari hasil analisis, didapat bahwa pengguna KRL mempunyai 3 batasan toleransi keterlambatan yaitu menurut Peraturan Menteri ditetapkan batas toleransi keterlambatan sebesar 5 menit sedangkan hasil dari persepsi pengguna KRL jalur Green Line batas toleransi keterlambatan sebesar 5 menit dan yang terakhir menurut pengguna KRL di Stasiun Cisauk menoleransikan keterlambatan sebesar 10 menit.
Article Details
References
Ahren. Maintenance performance indicators (MPIs) for railway infrastructure: identification and analysis for improvement (2008).
Andayani, Wiwik dan Agung Yuniarinto dan Djumilah Zain. Analisis Kualitas Pelayanan Dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Konsumen (2010).
Goverde, Rob M.P. Punctuality of Railway Operations (2005).
Hartono, M. dan Ilyas Mas Udin. Perencanaan Perawatan Mesin Dengan Metode Markov Chain Guna Menurunkan Biaya Perawatan (2002).
Nyström, Birre. Punctuality and Railway Maintenance (2005).
Pramyastiwi, Deasy Elfarischa, Imam Hardjanto dan Abdullah Said. Perkembangan Kualitas Pelayanan Perkeretaapian Sebagai Angkutan Publik Dalam Rangka Mewujudkan Transportasi Berkelanjutan (2013).
Saidah, Deslida. Kualitas Pelayanan Commuter Line (2017).
Saribanon, Euis, Rohana Sitanggang dan Amrizal. THE SATISFACTION OF TRANSPORTATION'S (2016).
Siagian, Devi Costania, Humala Napitupulu dan Ikhsan Siregar. Usulan Perawatan Mesin Berdasarkan Keandalan Spare Part Sebagain Solusi Penurunan Biaya Pada PT. XYZ (2013).