ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN FONDASI SEMI-RAFT PILES DENGAN FONDASI RAFT PILES PADA BANGUNAN APARTEMEN 21 LANTAI

Main Article Content

Jossev Chrystalloy
Alfred J Susilo

Abstract

Dengan adanya peningkatan estetika konstruksi bangunan dimana perencana struktur sulit menetapkan jarak antar kolom secara teratur sehingga sangat sulit juga untuk membuat pijakan yang terisolasi atau pijakan di setiap konstruksi. Sebagian besar bangunan sipil didukung oleh tanah, sehingga daya dukung dan penurunan tanah menjadi permasalahan. Oleh sebab itu fondasi tikar bertiang atau fondasi rakit bertiang menjadi konstruksi yang populer sehingga dijadikan opsi oleh perencana, karena dapat menangani masalah perbedaan penurunan tersebut serta dapat membantu dalam mengurangi faktor biaya yang akan datang. Kekurangan dari fondasi rakit adalah kurang efektifnya dalam dimensi, volume betonnya dan Inersia yang sama, sehingga awalnya dibutuhkan biaya yang lebih dalam penggunaan volume beton. Perencanaan fondasi semi-rakit bertiang atau fondasi tiang-rakit yang dimodifikasi adalah fondasi yang dirancang sebagai opsi lain untuk menutupi kekurangan dari fondasi rakit bertiang. Fondasi semi-rakit bertiang memiliki kelebihan karena memiliki variasi pada nilai inersianya, dan daya dukungnya serta penurunan yang relatif lebih kecil dibandingkan fondasi rakit bertiang. Dalam studi ini penulis akan membandingkan kekurangan dan kelebihan antara fondasi rakit bertiang dengan fondasi semi-rakit bertiang pada sebuah bangunan apartemen 21 lantai.

Article Details

Section
Articles

References

American Concrete Institute. (2002). ACI Committee 336.2R-2002 Suggested Analysis and Design Procedures for Combined Footings and Mats. American Concrete Institute

American Concrete Institute. (2014). Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-14) and Commentary (ACI 318R-14). Michigan: American Concrete Institute

Badan Standarisasi Nasional. (2013). SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. (2017). SNI 8460-2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta

Bowles, J.E. (1979). Physical and Geotechnical Properties of Soils. USA: McGraw-Hill Companies. Inc

Day, Robert W. (2000). Geotechnical Engineer’s Portable Handbook. New York: McGraw-Hill Companies, Inc

Feld, J. (1943). Discussion on Friction Pile Foundations. ASCE, Vol. 108, P. 149

Katzenbach, R., U. Arslan, C. Moorman, and O. Reul. (1998). Piles Raft Foundation: Interaction Between Piles and Raft. Darmstadt Geotechnics, Darmstadt University of Technology. Vol. 4, P. 279-296

Meyerhof, G.G. (1976). Bearing Capacity and Settlement of Pile Foundations. ASCE, JGED, Vol. 102, No. GT3

Poulos, H.G. (Ed.), and E.H. Davis. (1980). Pile Foundation Analysis And Design. Rainbow-Bridge Book Co., Canada

Poulos, H.G. (2001). Piled Raft Foundations: Design and Application. Journal Geotechnique, Vol. 51, No. 2, P. 95-113

Randolph, M.F. (1994). Design Methods fo Pile Groups and Piled Raft. XIII ICSMFE, 1994, New Delhi, India

Terzaghi, Karl. (1943). Theoretical Soil Mechanics. New York: John Wiley, and Sons, Inc.