WATER FOOTPRINT DI SEMARANG: STUDI PADA TANAMAN JAGUNG, KEDELAI, DAN KACANG TANAH

Main Article Content

Hillaryana Epriscamayeni Bandur
Cindy Louisa
Bella Koes Paulina Cantik
Shofwatul Fadilah
Elenora Gita Alamanda Sapan

Abstract




The water footprint value represents the estimated water requirement for a given commodity. Pulses are among the crops that necessitate consideration of water footprint values due to their significance as staple foods and their potential to diversify commodities, such as maize, soybeans, and peanuts. Given the essentiality of optimizing water use in agriculture sector, Semarang Regency is one of areas in Java with substantial potential for producing maize, soybeans, and peanuts. Therefore, this study aims to evaluate water footprint values to assess the efficiency of water use in the cultivation of these crops. The research methodology employed sensitivity analysis to directly identify variables influencing the water footprint values. The data utilized encompassed the study area, climatic conditions, crop types, fertilization applications, and soil types specific to the regions under review. Analysis results indicated the highest water footprint value in peanuts at 2863.35 m3/ton, followed by soybeans at 1927.91 m3/ton, and the lowest in maize at 921.67 m3/ton. Additionally, 2018 recorded the highest average water footprint value, suggesting possible external factors affecting water use efficiency in crop production that year. Furthermore, internal factors such as crop type and soil conditions influenced the variability in these water footprint values.


Abstrak


Nilai jejak air mewakili perkiraan kebutuhan air untuk komoditas tertentu. Kacang-kacangan merupakan salah satu tanaman yang memerlukan pertimbangan nilai jejak air karena pentingnya sebagai makanan pokok dan potensinya untuk mendiversifikasi komoditas, seperti jagung, kedelai, dan kacang tanah. Mengingat pentingnya mengoptimalkan penggunaan air di sektor pertanian, Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah di Jawa yang memiliki potensi besar untuk memproduksi jagung, kedelai, dan kacang tanah. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai water footprint untuk menilai efisiensi penggunaan air dalam budidaya tanaman tersebut. Metodologi penelitian menggunakan analisis sensitivitas untuk mengidentifikasi secara langsung variabel-variabel yang mempengaruhi nilai jejak air. Data yang digunakan meliputi wilayah studi, kondisi iklim, jenis tanaman, aplikasi pemupukan, dan jenis tanah yang spesifik untuk wilayah yang ditinjau. Hasil analisis menunjukkan nilai jejak air tertinggi pada kacang tanah sebesar 2863,35 m3/ton, diikuti oleh kedelai sebesar 1927,91 m3/ton, dan terendah pada jagung sebesar 921,67 m3/ton. Selain itu, tahun 2018 mencatat nilai rata-rata jejak air tertinggi, yang menunjukkan kemungkinan adanya faktor eksternal yang mempengaruhi efisiensi penggunaan air dalam produksi tanaman pada tahun tersebut. Selain itu, faktor internal seperti jenis tanaman dan kondisi tanah juga mempengaruhi variabilitas nilai jejak air ini.




Article Details

Section
Articles

References

Aziez, A. F., Supriyadi, T., Dewi, T. S. K., & Saputra, A. F. (2021). Analisis pertumbuhan kedelai varietas grobogan pada cekaman kekeringan. Jurnal Ilmiah Agrineca, 21(1), 25–33. https://doi.org/10.36728/afp.v21i1.1335

Alwi, M., Maharti, A. W. N., Rakhmadini, A., Prastiyawan, D., Rakhmatika, M., Adalya, N. M., Rosyida, Y. S., & Hizbaron, D. R. (2022). Pemetaan multi rawan bencana di Kabupaten Semarang. Majalah Geografi Indonesia, 36(1), 19-31. https://doi.org/10.22146/mgi.68048

Harsono, A. (2011). Potensi dan peluang Jawa Tengah sebagai pendukung swasembada kedelai. Buletin Palawija, 55–62.

Hoekstra, A. Y., Chapagain, A. K., Aldaya, M. M., & Mekonnen, M. M. (2011). The WaterFfootprint Assessment. Manual Setting the Global Standard. Earthscan: Washington, DC, USA.

BPBD Kabupaten Semarang. (2019). Rekap Data Bencana Kabupaten Semarang Januari - Desember 2019. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Semarang.

BPS Jawa Tengah. (2016). Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultural Provinsi Jawa Tengah.

Triatmodjo, B. (2008). Hidrologi terapan. Beta Offset. Yogyakarta.

Harefa, B. C. P., Satriyo, P., & Nasution, I. S. (2022). Water footprint sebagai konsep pengelolaan sumber daya air berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 7(2), 499-504.

Cantik, B. K. P., W, A., Fadilah, S., Putri, H. A., & Stephanie, K. (2025). Tingkat kesadaran perempuan terhadap konservasi air dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Jabodetabek. Jurnal Teknik Sipil Cendekia, 6(1), 100–111.

Simanjuntak, B. H., Prihtanti, T. M., Wahyono, E., Widowati, E. H., Sofianto, A., Kurniawati, H., Widiastuti, W., Hestiningsih, S., Susilowati, T., Wijayanto, S. A., & Arvianto, A. (2025). Analisis model ketahanan pangan Jawa Tengah 2045: Pencapaian visi Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional. Analisis Kebijakan Daerah, 1(1), 1-19.

BPS Jawa Tengah. (2019). Provinsi Jawa Tengah dalam Angka 2019. BPS Jawa Tengah.

Cantik, B. K. P., Fadilah, S., Putri, W. A. E., & Agustia, D. C. Y. (2024). Analisis strategi pengendalian banjir dengan upaya konservasi air menggunakan AHP. Jurnal Teknik Sipil, 20(2), 348-358. https://doi.org/10.28932/jts.v20i2.7587

Farg, E., Arafat, S. M., Abd El-Wahed, M. S., & EL-Gindy, A. M. (2012). Estimation of evapotranspiration ETc and crop coefficient Kc of wheat, in south Nile Delta of Egypt Using integrated FAO-56 approach and remote sensing data. The Egyptian Journal of Remote Sensing and Space Science, 15(1), 83–89. https://doi.org/10.1016/j.ejrs.2012.02.001

Gulo, D. K., & Nurhayati, N. (2022). Proses fisiologis pembentukan protein kedelai pada kondisi tanaman mengalami cekaman kekeringan. Tabela Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 1(1), 15–18. https://doi.org/10.56211/tabela.v1i1.167

Haghpanah, M., Hashemipetroudi, S., Arzani, A., & Araniti, F. (2024). Drought tolerance in plants: Physiological and molecular responses. Plants, 13(21), 2962. https://doi.org/10.3390/plants13212962

Syahbuddi, H., & Las, I. (2002). Kadar air tanah, iklim mikro, dan hasil pertanian kedelai dengan waktu naungan dan pemberian air berbeda. Journal IPB, 16 (1&2), 25-36.

Pratiwi, H. (2011). Pengaruh kekeringan pada berbagai fase tumbuh kacang tanah. Buletin Palawija, 22, 71–78.

Hermantoro, & Pusposutarjo. (2000). Crop growth and water use modeling of uploas crops. Journal IPB, 14(2), 139-149.

Gittinger, J. P. (1986). Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian (2nd ed.). Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Kementerian Pertanian. (2016). Outlook Komoditas Pertanian Sub Sektor Tanaman Pangan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian.

Kurniyati, E., Oelviani, R., & Jauhari, S. (2020). Kajian kelayakan teknologi usaha tani jagung di Kabupaten Kendal. Jurnal Pangan, 29(2), 105–116. https://doi.org/10.33964/jp.v29i2.480

Mirzaei, A. R., Fazeli-Nasab, B., & Valizadeh, M. (2023). Ecological and structural attributes of soil rhizobiome improving plant growth under environmental stress. In Rhizobiome (pp. 403–420). Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-443-16030-1.00003-1

Wisnubroto, M. P., Avianto, Y., & Sevirasari, N. (2024). Tanggapan Fisiologis dan Agronomis Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap Cekaman Kekeringan. Kultiva, 1(1), 6-13.

Hapsari, P. (2007). Identifikasi Komoditas Pertanian Unggulan di Kabupaten Semarang [Undergraduate thesis, Universitas Sebelas Maret]. Institutional Repository UNS. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/7595/Identifikasi-komoditi-pertanian-unggulan-di-kabupaten-Semarang

P2DPT. (2024). Memahami Dasar Agronomi Tanaman Jagung: Kunci Keberhasilan dalam Pertanian Modern. Pusat Pengelolaan Data Pendidikan Tinggi.

Safitri, D., Widiharih, T., Wilandari, Y., & Saputra, A. H. (2012). Analisis cluster pada Kabupaten/Kota di Jawa Tengah berdasarkan produksi palawija. Media Statistika, 5(1), 11-16. https://doi.org/10.14710/medstat.5.1.11-16

Saktiyono, S. T. P., Suwarto, Suprayogi, & Farid, N. (2022). Drought Stress: Responses and Mechanism in Plants. Reviews in Agricultural Science, 10(0), 168–185. https://doi.org/10.7831/ras.10.0_168

Salsabila, Susilo Budiyanto, & Rosyida. (2024). Respons pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) akibat cekaman kekeringan dan pemberian konsentrasi asam salisilat. Jurnal Agro, 11(1), 59-74. https://doi.org/10.15575/28244

Sanjaya, S., Cantik, B. K. P., & Wardaningrum, A. S. (2024). Analisis derajat bencana kekeringan di Pulau Jawa akibat fenomena El-Nino 2023. Jurnal Teknik Sumber Daya Air, 4(2), 115–126.

Setyabudi, A. D., & Mustafidah, H. (2020). Menentukan jenis tanaman pertanian palawija menggunakan metode simple additive weighting (SAW) dan metode weighted product (WP). Sainteks, 17(1), 61-72. https://doi.org/10.30595/sainteks.v17i1.7829

Widaningsih, S. (2017). Analisis sensitivitas metode AHP dengan menggunakan weigthed sum model (WSM) pada simulasi pemilihan investasi sektor finansial. Media Jurnal Informatika, 9(1), 1-8.

Asbur, Y., Purwaningrum, Y., Sitorus, S., & Nuh, M. (2025). Respon pertumbuhan tanaman jagung terhadap cekaman kekeringan. Jurnal Ilmu Pertanian, 13(1), 12–18.