PERENCANAAN SEAWALL MODIFIKASI POLDER BERBASIS SELF-CLOSING FLOOD BARRIER DAN SMART WATER SQUARES PADA KAWASAN PESISIR
Main Article Content
Abstract
Global climate change, rising temperatures, and rising sea levels are major challenges today. Based on data from the WMO and European Union climate monitors, global temperatures have exceeded the 1.5°C threshold. Without immediate action, the impacts of climate change in coastal areas will become increasingly difficult to address, threatening the well-being of future generations. The IPCC report (2021) predicts a sea level rise of 0.29 to 0.59 meters by 2100, which will impact coastal areas, including Indonesia, with the potential for annual flash flooding by 2050. This research aims to develop innovative solutions to overcome the impact of sea level rise due to glacier melting, namely in the form of planning and Seawall design analysis with modification of polder based on self-closing flood barriers and smart water squares. The method used is research & development with Stanford's design-thinking approach, which includes analyze, define, design, implementation, and evaluation. The result is the planning and design of Seawall ideas with modifications of polder based on self-closing flood barriers and smart water squares. The system combines automatic flood closure gate technology and design for water intake, recreation, and stormwater management, to improve the protection, sustainability of ecosystems, and the quality of life of coastal communities. This research is expected to overcome the impact of sea level rise and tidal flooding, as well as strengthen resilience to climate change in coastal areas.
Abstrak
Perubahan iklim global, peningkatan suhu, dan kenaikan permukaan air laut merupakan tantangan besar saat ini. Berdasarkan data WMO dan pemantau iklim Uni Eropa, suhu global telah melebihi ambang batas 1,5°C. Tanpa tindakan segera, dampak perubahan iklim di wilayah pesisir akan semakin sulit diatasi, mengancam kesejahteraan generasi mendatang. Laporan IPCC (2021) memperkirakan kenaikan permukaan laut 0,29 hingga 0,59 meter pada 2100, yang akan berdampak pada wilayah pesisir, termasuk Indonesia, dengan potensi banjir rob tahunan pada 2050. Penelitian ini bertujuan mengembangkan solusi inovatif untuk mengatasi dampak kenaikan permukaan air laut akibat pencairan gletser yakni berupa analisa perencanaan dan perancangan Seawall dengan modifikasi polder berbasis self-closing flood barrier dan smart water squares. Metode yang digunakan adalah research & development dengan pendekatan design-thinking Stanford, yang meliputi analyze, define, design, implementation, dan evaluation. Hasilnya adalah perencanaan dan perancangan gagasan Seawall dengan modifikasi polder berbasis self-closing flood barrier dan smart water squares. Sistem ini menggabungkan teknologi pintu penutup banjir otomatis dan desain untuk penyerapan air, rekreasi, serta pengelolaan air hujan, guna meningkatkan perlindungan, keberlanjutan ekosistem, dan kualitas hidup masyarakat pesisir. Penelitian ini diharapkan dapat mengatasi dampak kenaikan permukaan air laut dan banjir rob, serta memperkuat ketahanan terhadap perubahan iklim di wilayah pesisir.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under Jurnal Mitra Teknik Sipil (JMTS) Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.References
Benedict, M. A., & McMahon, E. T. (2020). Infrastruktur hijau: Menghubungkan lanskap dan komunitas. Pers Pulau.
Bindschadler, R., et al. (2021). Hilangnya massa lapisan es Antartika: Tren dan proyeksi. Surat Penelitian Geofisika, 48(4), e2020GL089983.
Carter, T., & Fowler, K. (2019). Struktur perlindungan pesisir dan perannya dalam adaptasi perubahan iklim: Perspektif global. Pengelolaan Laut dan Pesisir, 171, 109–118.
Carter, T., & Fowler, K. (2019). Infrastruktur hijau untuk adaptasi terhadap perubahan iklim di daerah perkotaan: Studi kasus dari Inggris. Iklim Perkotaan, 27, 100423.
Indarto. (2017). Strategi adaptasi infrastruktur perkotaan dalam menghadapi perubahan iklim. Jurnal Teknologi Lingkungan, 18(2).
Indrayani, R., & Setiyono, H. (2019). Analisis sistem polder dalam pengendalian banjir di kawasan pesisir. Jurnal Teknik Sipil, 18(2), 145–160.
IPCC. (2021). Climate change 2021: Dasar ilmu fisika. Kontribusi Kelompok Kerja I untuk Laporan Penilaian Keenam Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim. Pers Universitas Cambridge.
Joughin, I., et al. (2020). Percepatan hilangnya massa es dari lapisan es Greenland: Tren dan proyeksi terkini. Alam 585(7825), 244–249.
McGrath, D., et al. (2018). Kenaikan permukaan laut dan kerentanan pesisir: Perlunya tindakan segera di kepulauan Pasifik. Jurnal Penelitian Pesisir, 34(3), 453–460.
Mcleod, E., et al. (2019). Restorasi dan perlindungan mangrove untuk ketahanan pesisir terhadap perubahan iklim. Kelestarian Alam, 2(10), 862–869.
Möller, I., et al. (2018). Perlindungan pantai dengan pertahanan alami: Peran tembok laut dan sistem mangrove. Teknik Pesisir, 137, 35–50.
Nicholas, J. R., & Cazenave, A. (2020). Kenaikan permukaan laut dan dampaknya terhadap populasi pesisir. Surat Penelitian Geofisika, 47(7), e2019GL086671.
Prawira, M. (2019). Inovasi smart water square sebagai solusi manajemen banjir perkotaan. Jurnal Teknik Sipil, 22(1).
Pranoto, S. H., & Widodo, B. (2018). Kajian implementasi sistem self-closing flood barrier pada kawasan rawan banjir. Jurnal Kebencanaan Indonesia, 15(3), 211–225.
Rahmstorf, S., et al. (2020). Kenaikan permukaan laut global dan proyeksi masa depannya: Tinjauan literatur terbaru. Dinamika Sistem Bumi, 11(1), 123–136.
Rao, S., et al. (2021). Peran infrastruktur hijau dalam pengelolaan banjir perkotaan: Tinjauan praktik saat ini dan arah masa depan. Manajemen Lingkungan, 67(5), 806–822.
Renaud, F. G., et al. (2019). Kenaikan permukaan laut dan dampaknya terhadap masyarakat pesisir: Implikasi terhadap migrasi dan kerentanan. Surat Penelitian Lingkungan, 14(5), 054022.
Rignot, E., et al. (2019). Kontribusi lapisan es Greenland dan Antartika terhadap kenaikan permukaan laut. Alam, 573, 38–42.
Shepherd, A., et al. (2022). Satu dekade hilangnya es dari lapisan es Greenland dan kontribusinya terhadap kenaikan permukaan laut. Alam 601(7894), 229–234.
Setiawan, Y., & Prasetyo, A. B. (2020). Studi analisis penyebab dan dampak banjir rob di wilayah pesisir Jakarta Utara. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan, 8(2), 123–135.
Smith, S., et al. (2022). Dampak sosial dan ekonomi dari infrastruktur hijau di daerah perkotaan: Studi kasus kota-kota Eropa. Keberlanjutan, 14(7), 4172.
Sudaryono, A. (2016). Konsep pengelolaan air pesisir perkotaan. Jurnal Kelautan Indonesia, 14(3).
Suwarno, A. D., et al. (2020). Inovasi teknologi barrier hidrolik untuk mitigasi banjir di wilayah pesisir. Jurnal Teknologi Lingkungan, 21(1), 33–47.
Tavera, R. G., et al. (2023). Dampak kenaikan permukaan laut terhadap masyarakat pesisir dan infrastruktur di Indonesia. Surat Penelitian Lingkungan, 18(2), 024002.
van der Veen, A., et al. (2018). Infrastruktur hijau perkotaan dan adaptasi perubahan iklim: Peran solusi berbasis alam. Keberlanjutan Alam, 1(7), 342–352.
van der Veen, A., et al. (2020). Konstruksi tembok laut untuk adaptasi perubahan iklim: Pendekatan dan praktik terbaik. Ilmu dan Kebijakan Lingkungan, 114, 168–176.
Wulandari, N., & Wijayanti, D. (2019). Pengaruh perubahan iklim terhadap banjir rob di kota Semarang. Jurnal Ilmu Lingkungan, 12(3), 48–5