ANALISIS KEBUTUHAN AIR PADA DAERAH IRIGASI LAKBOK UTARA BENDUNG PATARUMAN KOTA BANJAR
Main Article Content
Abstract
North Lakbok is an irrigation area which is the authority of the Citanduy River Region Center. The water source that flows into this irrigation is taken from Pataruman Dam, which covers 6,219.00 ha of irrigation land. Evaluation of the need and availability of water in the North Lakbok irrigation area is the research objective, aimed at implementing effective patterns in planting. With the aim of determining effective planting patterns. The mainstay discharge with a probability of 80% from Pataruman Dam is 132,67 /second using the NRECA method, the watershed area is 1308.11 . The Penman-Monteith approach is used to calculate water requirements using climatological data for 10 years at the irrigation area intake gate. In early November, the calculation process began based on the rice-paddy-palawija planting pattern. Using a manual calculation method that refers to the KP-01 Irrigation Planning Standard and is 2.19 lt/sec/ha in the form of maximum water requirements resulting from the Van de Goor and Zijlstra equations. The minimum water requirement is 0.13 lt/sec/ha, while the CROPWAT 8.0 Software method produces a maximum water requirement of 2.91 lt/sec/ha. Likewise, the minimum water requirement is 0.05 lt/sec/ha. Based on the calculation of the K factor and the implementation of the rice-paddy-palawija planting pattern, water availability is quite adequate, especially in September period II. There is also excess water that can be channeled to other tertiary plots or secondary channels for further use.
Abstrak
Lakbok Utara adalah daerah irigasi yang merupakan kewenangan dari Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy, yang mana sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Sumber air yang mengalir ke irigasi ini diambil dari Bendung Pataruman, yang mencakup lahan irigasi seluas 6.219,00 ha. Dalam rangka mengelola sumber daya air dalam sektor pertanian, pengembangan sistem irigasi menjadi pilihan yang relevan. Evaluasi terhadap kebutuhan, serta tersedianya air di daerah irigasi Lakbok Utara merupakan maksud dari penelitian, bertujuan dengan menerapkan pola efektif dalam bertanam. Dengan tujuan menentukan pola tanam yang efektif. Debit andalan dengan probabilitas 80% dari Bendung Pataruman sebesar 132,67 dengan menggunakan metode NRECA, luas DAS sebesar 1308,11 . Pendekatan Penman-Monteith digunakan untuk menghitung kebutuhan air dengan data klimatologi selama 10 tahun di pintu pengambilan daerah irigasi. Pada November awal, dimulai proses perhitungan berdasarkan pola tanam padi-padi-palawija. Menggunakan metode perhitungan manual yang merujuk pada Standar Perencanaan Irigasi KP-01 dan sebesar 2,19 lt/dt/ha berupa kebutuhan air maksimum yang dihasilkan dari persamaan Van de Goor dan Zijlstra. Kebutuhan air minimum adalah 0,13 lt/dt/ha, sementara metode Software CROPWAT 8.0 menghasilkan kebutuhan air maksimum sebesar 2,91 lt/dt/ha. Demikian pula, kebutuhan air minimum adalah 0,05 lt/dt/ha. Berdasarkan perhitungan faktor K dan penerapan pola tanam padi-padi-palawija, ketersediaan air cukup memadai, terutama pada bulan September periode II. Terdapat juga kelebihan air yang dapat dialirkan ke petak tersier lainnya atau saluran sekunder untuk pemanfaatan lebih lanjut.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under Jurnal Mitra Teknik Sipil (JMTS) Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.References
Afwan, M. (2021). Pengaruh Pengelolaan Jaringan Irigasi Terhadap Produktivitas Kawasan Pertanian dan Perikanan di Desa Koto Pangean Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi. 4(1), 693–702.
Balqis, E. I., Yupi, H. M., & Suyanto, H. (2022). Analisis Kebutuhan Air Irigasi Pada Daerah Irigasi. Jurnal Transukma, 04(1). https://doi.org/https://doi.org/10.36277/transukma.v4i2.102
BSN. (2012). “Sni 7745:2012 Tata cara penghitungan evapotranspirasi tanaman acuan dengan metode Penman-Monteith”: Vol. RSNI T-01 (p. 17).
Hasmianti, L, A. A. (2022). Analisis Ketersediaan Air Untuk Kebuthan Daerah Irigasi Bulucenrana Pada DAS Bila – Walanae (Issue Augst). Universitas Muhammadiyah Makasar.
Junior, S. A. A. (2020). Debit Aliran Di Pintu Intake Dan Dimensi Saluran Ditinjau Dari Pola dan Masa Tanam di Daerah Irigasi Rambut. Uniiversitas Negeri Semarang.
Kementerian Pekerjaan Umum. (2013). Standar Perencanaa Irigasi (KP-01). In Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Kementerian Pekerjaan Umum. (2018). Program Pengembangan Dan Pengelolaan Sistem Irigasi Di Indonesia 2018. In Kementerian Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. (2015). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia, Nomor 12/PRT/M/2015,
Laurentia, S. C., & Arlensietami, L. (2022). Aplikasi Cropwat 8.0 Untuk Merencanakan Pola Tanam Optimal Dan Memaksimalkan Hasil Pertanian Di Kecamatan Gunungpati. Jurnal Sumber Daya Air, 18(2), 121–132. https://doi.org/10.32679/jsda.v18i2.772
Permana, S., & Ramadhan, D. P. (2022). Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Irigasi Daerah Irigasi Citameng II Kabupaten Garut. Jurnal Konstruksi, 20(1), 103–114. https://doi.org/10.33364/konstruksi/v.20-1.1020
Rahman. A.L, A., Fauzi, M., & Sujatmoko, B. (2019). Sistem Pemberian Air secara Rotasi Daerah Irigasi Kaiti Samo di Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Teknik, 13(1), 43–51. https://doi.org/10.31849/teknik.v13i1.2931
Sagita, D., Oksana, O., & Septirosya, T. (2020). Estimasi Kebutuhan Air Irigasi Padi (Oryza sativa L.) di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar Timur Berdasarkan Model Software Cropwat 8.0. Jurnal Agroteknologi, 11(1), 17. https://doi.org/10.24014/ja.v11i1.9988
Sahrirudin, Permana, S., & Farida, I. (2016). Analisis Kebutuhan Air Irigasi Untuk Daerah Irigasi Cimanuk Kabupaten Garut. Jurnal Konstruksi, 12(1), 1–10. https://doi.org/10.33364/konstruksi/v.12-1.270
Shalsabillah, H., Amri, K., & Gunawan, G. (2018). Analisis Kebutuhan Air Irigasi Menggunakan Metode Cropwat Version 8.0 (Studi Kasus Pada Daerah Irigasi Air Nipis Kabupaten Bengkulu Selatan). Jurnal Inersia Oktober, 10(2), 61–68.
Sumadriansyah, A. A. (2019). Analisis Kebutuhan Air Irigasi Menggunakan Cropwat 8.0 (Studi Kasus Pada Daerah Irigasi Persawahan Daerah Mamburungan Timur). Skripsi, 0, 1–105.
Widyaningsih, K. waasiu, Harisuseno, D., & Soetopo, W. (2021). Perbandingan Metode FJ. Mock dan NRECA untuk Transformasi Hujan Menjadi Debit pada DAS Metro Kabupaten Malang, Jawa Timur. Jurnal Teknologi Dan Rekayasa Sumber Daya Air, 1(1), 52–61. https://doi.org/10.21776/ub.jtresda.2021.001.01.05
Wiguna, P. P. K. (2019). Metode Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi. In Universitas Udayana. Universitas Udayana.